Sejarah Benua Amerika
Menurut para ahli, bangsa yang mengembangkan
peradaban tua Benua Amerika berasal dari daratan Siberia di Rusia yang
menyeberang melalui Selat Bering ketika saat itu masih sempit pada kira-kira
20.000 - 50.000 tahun lalu. Berdasarkan temuan-temuan arkeologis diperkirakan
bahwa mereka berasal dari berbagai suku bangsa. Yang pertama datang adalah
bangsa Amurian yang memiliki ukuran tubuh lebih pendek dibandingkan dengan
orang Eropa. Kemudian disusul oleh bangsa yang memiliki ras Mongolia yang
datang pada kira-kira awal abad Masehi. Dari percampuran kedua bangsa tersebut
melahirkan bangsa Indian Amerika (American Indians) yang disebut juga
bangsa Amerind.
Bangsa Amerind adalah bangsa nomaden yang
kemudian menyebar ke seluruh peloksok benua Amerika dari utara, tengah dan
selatan. Kehidupan sehari-hari mereka adalah berburu binatang-binatang kecil,
menangkap ikan dan mengumpulkan buah-buahan liar. Ketika bangsa Eropa tiba di
benua ini pada abad 15 mereka masih hidup pada zaman neolitikum. Berdasarkan
temuan arkeologis diperkirakan bahwa sejak tahun 2500 SM bangsa ini telah
menanam jagung, kacang, kentang, tomat, coklat dan tembakau yang merupakan tanaman
agraris mereka. Diperkirakan bahwa tanaman-tanaman yang kita kenal sekarang
adalah berasal dari mereka.
Di Meksiko Tengah bangsa Amerind membangun
chinampas atau kebun mengambang. Melalui cara chinampas, tanah
subur yang digali dari danau ditempatkan di alas yang terbuat dari
ranting-ranting, dan di atasnya ditanami biji-bijian. Sistem ini sangat
produktif sehingga bisa dipanen tiga kali setahun. Diperkirakan bahwa dengan
semakin meningkatnya produksi pertanian maka berpengaruh juga dengan tingkat
kelahiran sehingga jumlah penduduk yang tinggal di kawasan ini semakin
meningkat. Akhirnya, melalui perjalanan waktu bangsa-bangsa ini menyebar dan
membentuk peradabannya sendiri sehingga menjadi berbeda antara yang satu dengan
yang lainnya.
Peradaban-Peradaban Klasik
Pra-Columbus di Benua Amerika
- Peradaban Cahokia
Cahokia adalah puncak tertinggi, atau mungkin asal-usul
budaya yang oleh para ahli antropologi dinamakan budaya Mississippi. Cahokia adalah
kota penduduk asli Amerika kuno (ca. 600–1400)
di dekat Collinsville, Illinois.
Situs seluas 2.200-acre (8.9 km²)
ini meliputi 120 gundukan buatan, meskipun hanya 80 yang masih bertahan hingga
sekarang. Sekumpulan masyarakat petani yang
mencakup Amerika Tengah-Barat dan Amerika Tenggara, sejak sebelum tahun 1000
dan mencapai puncaknya pada sekitar abad ke-13. Situs Cahokia mempunyai luas
8.9 kilometer persegi, meliputi 120 gundukan buatan yang berfungsi sebagai area
tempat tinggal. Gundukan yang
terbesar disebut Monks Mound.
Diperkirakan berpenduduk sekitar 15.000 jiwa.
Para Cahokians adalah orang-orang canggih yang
tampaknya tidak berhubungan dengan suku-suku asli Amerika lain yang dikenal.
Pada tahun 1250, populasi Cahokia menyaingi populasi kota Paris dan London,
pada puncaknya tahun 1300, Cahokia diperkirakan dihuni oleh 40.000 orang. Dan
rekor tersebut baru terpecahkan di tahun 1800 oleh sebuah kota modern AS. Meskipun
mereka canggih untuk orang asli Amerika, namun mereka tidak meninggalkan
catatan tertulis. Para arkeolog hanya menemukan simbol pada tembikar, batu, dan
kayu.
Cahokia
diperkirakan mengalami kemunduran setelah tahun 1300. Situs ini lalu
ditinggalkan berabad-abad hingga ditemukan oleh bangsa Eropa. Cahokia
kemungkinan ditinggalkan karena masalah lingkungan seperti perburuan yang
berlebihan dan penggundulan hutan. Padatnya
populasi, kerusakan hutan, penyakit dan pertikaian adalah penyebab musnahnya
perdaban ini.
- Peradaban Zapotek
Peradaban Zapotek adalah peradaban Pra-Colombus
yang berkembang di Lembah Oaxaca, Benua Amerika.
Bukti arkeologis menunjukan bahwa peradaban mereka dapat ditilik kembali ke
2500 tahun yang lalu. Mereka meninggalkan bukti arkeologis di kota kuno Monte Albán. Bahasa yang
dituturkan oleh peradaban ini adalah bahasa Zapotek.
- Peradaban Toltek
Budaya Toltec adalah arkeologi
Mesoamerika budaya yang didominasi negara berpusat di Tula, Hidalgo pada periode
pasca‐klasik
awal kronologi Mesoamerika. Banyak orang Toltec berasal dari gurun utara dan dirujuk
sebagai orang Chichimeca dalam bahasa Nahuatl di Mexico. Peradaban Toltec
tersebar kekawasan Maya di ChichenItza, dan Maya sekali lagi dipengaruhi oleh orang‐orang Mexico Tengah.
Sekitar tahun 1000, bangsa Toltec menginvasi
semenanjung Yucatan selanjutnya menjadikan Puuc Maya, kota di Chichén Itzá
sebagai ibukotanya. Kota di Chichén Itzá ini menunjukkan perpaduan antara
Kebudayaan Maya akhir dengan Toltec awal. Tahun 1250 Bangsa Toltec‐Maya mendirikan kota
baru Mayapan, sebuah kota benteng di Yucatan. Selanjutnya mereka mendirikan
kota benteng lain yaitu Tolum yang terletak di pantai Karibia. Dalam
perkembangan selanjutnya, Tolum adalah kota pertama di Mesoamerika yang
ditemukan oleh bangsa Spanyol.
Kata “Toltecatl”
(Toltec) pada awalnya digunakan kontras dengan kata “chichimeca” yang menggambarkan
prasejarah sebagai orang pemburu‐pengumpul nomaden yang kemudian menjadi peradaban
dengan gaya hidup perkotaan (Toltecayotl
“Toltecness“). Gaya tersebut seperti gaya mixteca‐pueblaof
iconography, Tohilplumbateceramic
ware, dan Silhoor X‐Fine Orange Ware ceramics.
Serupa dengan Peradaban
Teotihuacan yang muncul daripada kekosongan kuasa, Peradaban Toltec mengambil
alih kuasa politik dan kebudayaan di Mexico sejak dari sekitar tahun 700.
Nahuatl (orang Toltec) menggabungkan warisan gurun mereka dengan kebudayaan
Teotihuacan yang maju kemudian menyebabkan kebangkitan sebuah empayar yang baru
di Mexico. Empayar Toltec menjangkau sehingga Amerika
Tengah di selatan, dan sehingga kebudayaan jagung Anasazidi bagian barat daya
Amerika Serikat di utara. Empayar ini mengasaskan sebuah perdagangan batu firus
yang kaya dengan peradaban Pueblo Bonito di Mexico Baru kini di utara.
Toltek
adalah bangsa berjiwa keras, memiliki pikiran pragmatis dan gemar berperang.
Benda‐benda mewah hasil kebudayaan Toltek sangat sedikit jika
dibandingkan dengan kebudayaan lain di Mesoamerika.
Sistem politik Toltec sangat berpengaruh sehingga
mana‐mana Dinasti Maya yang serius kemudian menuntut diri sebagai
bangsa keturunan Toltec. Arsitektur Toltec lebih mengutamakan fungsi dari pada
bentuk. Pusat kebudayaan Toltek terletak di Tula, 64 km sebelah utara Mexico
City, yang berkembang sejak tahun 800. Karya arsitekturnya sangat berbeda
dengan apa yang terdapat di Teotihuacan atau di Tilkayang menonjolkan estetika
spiritual dan harmonisasi dengan lingkungan. Kuil puncak piramida Tlahuizcalpantecuhtli di Tula memiliki
kolom‐kolom setinggi 4,6 m dengan hiasan prajurit tegak mengawal
bangunan suci tersebut. Di bagian bawah piramid terdapat istana‐istana yang diperuntukkan bagi para pemimpin Toltek.
Di bagian
utara piramid terdapat ruang keramat yang merupakan ciri khas arsitektur Toltek
yaitu Coatepantli yang berupa dinding berukir ular naga, melingkupi ruang
tersebut. Hasil karya bangsa Toltek lainnya, adalah Tzompantli atau rak tempat memajang tengkorak manusia yang
dikorbankan di dekat piramida utama. Patung keramik classic Veracruz menunjukan
seseorang lelaki yang merupakan ritual di daerah Mesoamerika. Pengaruh
kebudayaan Mesoamerika lain terlihat pada patung ini namun tampil dalam wujud
yang lebih sederhana.
- Peradaban Olmek
Berdasarkan temuan arkeologis, peradaban Olmec berkembang
sejak 1500 SM sampai 300 M. Para pendukung peradaban ini diperkirakan berpusat
di sekitar kota San Lorenzo sekarang di Amerika Tengah. Penduduknya tinggal
berkelompok di bangunan-bangun dari batu besar. Mereka dipimpin oleh golongan
elit secara turun-temurun. Bangsa ini telah mengenal bentuk tulisan. Diperkirakan
peradaban ini mengalami kehancuran akibat serangan bangsa yang datang dari arah
utara.
Bangunan piramida besar yang tingginya sekitar 30 M
yang dibangun bangsa Olmec berfungsi sebagai tempat upacara persembahan pada
dewa mereka. Bangunan ini dikelilingi oleh ladang pertanian yang luas yang
diperkirakan untuk mendukung buruh-buruh yang membangun monumen tersebut.
Kemampuan bangsa ini adalah membangun patung batu yang halus yang berfungsi sebagai
bagian dari kepercayaan mereka.
- Peradaban Maya
Peradaban suku maya adalah
sebuah peradaban yang muncul di Mesoamerika, terkenal akan skrip tertulisnya
yang berasal dari masa Pra-Columbus, juga terkenal akan kebudayaannya yang
spektakuler, arsitektur, serta sistem matematika dan astronominya yang unik. Peradaban
Maya berawal pada periode Pra-klasik, yang berkembang pada Periode Klasik
(sekitar 250 M sampai 900 M), dan berlanjut sampai periode Pos-Klasik sampai
kedatangan bangsa Spanyol di Yucatan. Pada zaman keemasannya, negeri Maya
adalah salah satu negeri terpadat dan berbudaya paling dinamis di dunia.
Peradaban Maya memiliki
banyak kesamaan dengan peradaban Mesoamerika yang lain, hal ini disebabkan
tingginya interaksi dan difusi budaya yang terjadi pada wilayah tersebut.
Produk budaya seperti tulisan, epigrafi, dan kalender tidak sendirinya
dihasilkan Maya–namun kebudayaan mereka sungguh tinggi.
Pengaruh Maya dapat
ditemukan sejauh Mexico Tengah, lebih dari 1000 kilometer dari pusat negeri
Maya. Peradaban di luar Maya juga mempengaruhi peradaban Maya, dimana ditemukan
di seni tradisional Maya dan arsitekturnya. Pengaruh ini didapat dari hasil
pertukaran budaya serta perdagangan tanpa adanya penundukan eksternal. Bangsa
Maya tidak punah, baik dari zaman setelah berakhirnya Periode Klasik ataupun
dengan kedatangan penjelajah bangsa Spanyol Conquistadores dan kolonisasi
Spanyol yang berturut-turut. Saat ini, Maya dan keturunannya membentuk populasi
yang masih mempertahankan tradisi dan kepercayaan, dengan hasil akulturasi dan
ideologi Katolik Roma yang diadaptasi sejak zaman pra-Columbus dan masa
pos-pendudukan. Kepercayaan suku maya banyak
menyembah dewa-dewa (politheisme),
seperti dewa laut, dewa matahari, dewa hujan, dan dewa musim semi. Mereka juga
mengenal upacara pemujaan yang mengorbankan nyawa manusia. Karena mereka
percaya bahwa matahari harus makan jantung dan darh manusia untuk menentukan
kelangsunagn hidup di dunia.
Berdasarkan temuan arkeologis, bangsa ini berasal
dari daerah sebelah utara kemudian menetap dan mengembangkan peradabannya di
Semenanjung Yucatan, Amerika Tengah. Peradaban mereka berpusat pada kehidupan
agraris. Mereka menanam jagung, kacang, merica dan beberapa biji-bijian
serta buah-buahan. Mereka juga memelihara kalkun serta anjing, serta menangkap
ikan di sepanjang pantai yang dilakukan oleh pria. Mereka juga memintal kapas
untuk tekstil yang dijual ke tempat lainnya. Jadi, selain pertanian,
perdagangan merupakan kegiatan utama. Mereka menjual barang dagangannya yang
dibawanya langsung pada pembeli yang jaraknya sangat jauh di kawasan Amerika
Tengah.
Organaisasi sosial ditandai dengan berkuasanya
golongan elit yang kaya yang juga melakukan kegiatan dagang. Golongan elit juga
berfungsi sebagai pemimpin upacara ritual dalam kepercayaan mereka. Mereka juga
termasuk golongan terdidik yang memiliki hak istimewa mempelajari ilmu
pengetahuan. Di luar golongan itu adalah para petani dan budak yang dimiliki
oleh golongan elit.
Bangsa Maya telah mengembangkan sistem tulisan yang
mirip hieroglyp yang memiliki 850 karakrter. Tulisan ini digunakan untuk
mencatat urutan-urutan peristiwa, kegiatan upacara agama, ilmu perbintangan
atau astronomi yang ditulis pada kulit pohon dan kulit rusa. Tulisan yang
mereka kembangkan berfungsi juga sebagai sejarah yang mencatat kelahiran
perkawinan, peperangan dan kematian raja-raja Maya. Dengan berkembahgnya
tulisan maka ilmu pengetahuanpun mengelami perkembangan pula. Bangsa ini telah
mengenal kalender dengan tahunnya berjumlah 18 bulan yang tiap bulannya
adalah 20 hari, dan satu bulan yang berjumlah 5 hari sehingga jumlah hari
pertahun adalah 365 hari. Mereka juga telah mengembangkan matematika, menggunakan
sistem bar (+5) dan dot (atau titik = 1). Bentuk matamatika yang
dikembangkannya didasarkan atas vigesimal (20) daripada sistem desimal. Selain
itu, astronomi juga merupakan salah satu ilmu yang mereka kembangkan.
Hasil kebudayaan suku maya
adalah mampu membangun kota terbesar di dunia, kota Theotihuakan yang di huni
100.000 penduduk. Tikal, situs tertua
di dunia yang berupa piramida terjal di sisinya. Kota dongeng machu picchu bertengger mengangkangu
gunung yang sempit, menjulang tinggi setinggi 600 M di atas lembah sungai
Urubamba.
- Peradaban Aztek
Suku bangsa Nahua, yang terakhir
tiba di tanah tinggi Meksiko, mewarisi rumpun budaya yang luas di daerah
tersebut. Salah satu diantara suku itu adalah Mexica-Aztec atau Aztek. Pada
mulanya bangsa Aztek merupakan suku yang pertama kali berjuang di daerah
pinggiran wilayah tersebut. Selama pengembaraan mereka sebagai kelompok
luar-garis, bangsa Aztek kadang-kadang mengalami kemerosotan sampai berpakaian
dedaunan dan makan serangga. Pada sekitar tahun 1325 Masehi bangsa Aztek sampai
ditempat yang sekarang menjadi kota Meksiko. Waktu itu tempat tersebut
merupakan gususan danau paya dan pulau kecil.
Di sebuah pulau di danau Tecoco,
bangsa Aztek memperoleh semacam wangsit karena telah melihat seekor elang
dengan seekor ular dimulutnya, yang sedang bertengger pada sebatang kaktus.
Karena menganggap hal tersebut sebagai pertanda gaib, para pendeta mengikrarkan
bahwa pulau tersebut telah dipilih untuk bangsa Aztek oleh dewa-dewa mereka.
Disitulah mereka membangun kota Tenochtitlan.
Mereka memperluas kota tersebut dengan membuat rakit-rakit yang terbuat dari
anyaman ranting dan rotan yang uruk tanah dan tanaman. Di daerah danau ini
mereka mengembangkan pertanian yang bersifat primitif. Kota Tenocthitlan yang didirikan oleh bangsa
Aztek kemudian berkembang menjadi pusat kegiatan ritual. Bangunan pemujaan
berbentuk piramid banyak didirikan.
Bangsa Aztek adalah bangsa yang
gemar berperang, bagi mereka perang merupakan bagian dari budaya sendiri dan
bagian dari sistem kepercayaan. Bangsa Aztek menyembah banyak dewa atau politheisme. Mereka menyembah dewa
matahari yaitu Huitzilochti. Mereka
mempercayai bahwa matahari adalah sumber kehidupan dan harus terus dipelihara,
agar terus beredar pada orbitnya dan berputar terbit dan tenggelam. Untuk itu
diperlukan pelumas yang murni yaitu darah manusia. Mereka meyakini bahwa
pengorbanan manusia merupakan tugas suci dan wajib dilakukan agar dewa matahari
tetap memberikan kemakmuran bagi manusia. Upacara pengorbanan dilakukan diatas altar
dipuncak piramid dengan cara mengambil jantung korban untuk pendeta. Upacara
pengorbanan manusia juga dilakukan secara masal dengan cara membunuh banyak
orang.
Ada tiga hipotesis yang dilakukan
oleh para Antropolog mengenai alasan pengorbanan manusia disamping alasan untuk
pengorbanan dewa, yaitu :
- Pengorbanan dilakukan untuk mengurangi jumlah penduduk, terutama sejak jumlah tawanan perang meningkat dengan pesat dibandingkan dengan jumlah kelahiran.
- Untuk memberikan kepada rakyat mayat-mayat yang dikorbankan sebagai sumber protein dan vitamin. Hipotesis ini snagat lemah, karena bangsa Aztec menghasilkan jagung, kacang, serta memlihara anjing, ayam dan kalkun.
- Pendapat
yang lebih rasional adalah untuk menakut-nakuti para pembangkang dan
pemberontak, agar mereka tidak melakukan perlawanan terhadap penguasa raja.
Para tawanan perang banyak dijadikan korban dan jumlah besar untuk dewa
matahari, orang-orang yang berslah juga yang bersalah juga jadi sasaran untuk
jadi korban seperti jenderal yang salah dalam memimpin perang, para koruptor,
hakim yang keliru membuat keputusan, serta pejabat negara yang berbuat salah,
termasuk orang yang memasuki daerah terlarang istana raja.
Dengan mengadopsi budaya Toltec, bangsa Aztek
meluaskan wilayahnya hingga menguasai seluruh daratan Meksiko serta menguasai
beberapa bangsa taklukkan. Ibukota Aztek berkembang pesat sebagai pusat dagang.
Dengan pesatnya perdagangan kelas pedagangpun tumbuh dengan pesat seningga
membentuk lapisan tersendiri. Mereka menjual barang-barang mewah seperti katun,
koka, kulit dan perhiasan emas. Kaisarnya yang terkenal adalah Montezuma II (1502-1520 M) dianggap
oleh sejarawan memiliki lambang-lambang kebesaran dibandingkan raja-raja Eropa
pada periode yang sama.
Stratifikasi Sosial Bangsa Aztek
Pada awal
migrasi ke Meksiko tidak terdapat pelapisan atau stratifikasi sosial karena
semua golongan adalah miskin. Tidak diketahui dengan pasti latarbelakang
timbulnya stratifikasi sosial ini. Menurut lagenda Aztek, masyarakat dibagi ke
dalam beberapa golongan. Golongan peitama adalah keluarga raja dengan puncak
pimpinan adalah kaisar. Kaisar dibantu oleh golongan bangsawan atau
pejabat kekaisaran yang bertindak seperti golongan feodal Eropa pada zaman
pertengahan. Para pangeran atau bangsawan disebut techutli. Dibawah
golongan bangsawan adalah golongan para tentara atau prajurit. Golongan ini
mendapatkan kedudukan istimewa dalam negara karena merekalah yang mampu
menangkap tawanan untuk dijadikan budak atau korban untuk dewa. Bila mereka
gagal melakukan tugas mereka akan dijadikan buruh atau bahkan dijadikan korban
untuk dewa.
Kelas dibawah prajurit adalah warga biasa yang
disebut maceuatli atau pekerja. Golongan ini berfungsi sebagai
petani, tentara rendahan serta buruh untuk membangun kuil, jalan jembatan dan
lain-lain. Dibawah mereka adalah golongan pekerja yang tidak memiliki tanah
atau disebut thalmaitl Golongan ini memiliki hak kewarganegaraan
dan lebih tinggi dari budak. Golongan paling bawah adalah budak atau disebut tlatocotin.
Golongan ini juga memiliki hak-hak tertentu, yang berbeda dengan
golongan budak di Eropa. Mereka diperbolehkan menyembah dewa dan memiliki tanah
atas kemampuan sendiri. Semua golongan masyarakat menyembah dewa yang sama Huitzilopochtli
dan dewa-dewa laiiinya tetapi dengan kuil yang berbeda-beda, Upacara
pengorbanan dipimpin oleh pendeta yang sering juga berfungfsi sebagai dukun
yang meramalkan nasib seseorang pada masa yang akan datang. Pergantian raja
tidak dilakukan menurut hierarld atau keturunan melainkan berdasarkan
pemilihan. Walau anak tertua menjadi prioritas untuk dipilih, aspek ketrampilan
dan kecakapan merupakan dasar pemilihan raja.
Seni Bangunan Aztek
Bangsa Aztek memiliki seni bangun (arsitektur) yang
amat tinggi. Ketika bangsa Spanyol datang ke kota Tenochtitlan (sekarang Mexico
City) mereka menyaksikan sendiri kemajuan yztng telah dicapai bangsa ini. Di
kota Tenochititlan terdapat bangunan-bangunan yang memiliki nilai arsitektur
amat tinggi seperti aquaduc (bangunan
air), empat jaringan jalan raya menuju kota, jalan-jalan lebar serta kanal yang
melintasi kota serta jembatan di atasnya. Bangunan-bangunan itu dibangun dengan
menggunakan teknologi tinggi menurut ukuran zaman itu. Di tengah pusat kota
dibangun kuil besar sebagai pusat persembahan terhadap dewa Huitzilopochtli.
Tinggi bangunan itu 30 M, terdiri dari tiga tingkat yang masing-masing tingkat
memiliki 120 anak tangga.
Dibangunnya
jalan-jalan serta kanal-kanal yang lebar adalah untuk memudahkan lalu lintas
orang dan barang dagangan. Mereka memperjualbelikan kalkun, bebek, ayam,
kelinci dan rusa. Hasil pertanian yang diolah di ladang-ladang pertanian adalah
alpukat, kacang merah dan jagung. Mereka juga membuat kerajinan dari emas dan
perak untuk perhiasan. Dari kegiatan dagang dan jenis barang dagangan yang
diperjualbelikan serta sarana penunjang yang dibangunnya para ahli
berkesimpulan bahwa bangsa Aztek memiliki peradaban tinggi.
- Peradaban Inka
Peradaban Inca berkembang di
sepanjang belahan barat Amerika Selatan terutama di Peru. Seperti halnya bangsa
Aztek, bangsa Inca adalah bangsa yang memiliki watak miiiter sehingga perluasan
wilayah imperium dilakukan dengan cara peperangan. Inti peradaban bangsa Inca
adalah pertanian yang berkembang antara tahun 600-1000 M. Mereka membuat sistem
terasering untuk menahan longsor dan irigasi untuk menahan banjir. Untuk
mengolah tanah mereka menggunakan bajak yang tebuat dari perunggu tanaman yang
ditanam adalah kacang-kacangan, jagung, merica, tomat, kentang putih. Hasil
pertanian bukan hanya untuk memenuhi konsumsi petani melainkan juga untuk
memberi makan tentara dalam jumlah besar, golongan birokrat dan ribuan buruh
pabrik. Minuman khas mereka adalah chicha yaitu semacam bir yang dibuat
dari jagung.
Bangsa Inca adalah bangsa
imperialis yang menaklukkan dan menguasai bangsa-bangsa tetangganya dengan
kekuatan miiiter. Dengan demikian pemerintahannya
imperium militeristis. Ketika raja Pachacuti Inca (1438-1471 M) dan
anaknya Topa Inca (1471 -1493) berkuasa, wilayah Inca diperluas dengan
menaklukkan bangsa-bangsa sekitaraya yang berdiam di Equador, Colombia dan
Chile, Berbeda dengan bangsa Aztec yang mengontrol ' rakyat jajahan dengan
teror bangsa Inca melakukannya dengan penyatuan imperium. Raja mereka memaksa
penduduknya dan bangsa yang ditaklulckannya menggunakan bahasa nasional Quechwa
(diucapkan keshwa) serta menyembah dewa negara yaitu dewa matahari. Dalam
menjalankan pemenntahan imperium pemimpin lokal dilibatkan dalam birokrasi
pusat pemenntahan imperium melalui kebijaksaaan kolonisasi yang disebut mitima.
Untuk mempertahankan kesatuan imperium mereka membangun jalan-jalan lebar yang
menghubungakan pusat pemenntahan dengan derah-daerah yang ditaklukkannya.
Jalan-jalan tersebut akan memudahkan lalu lintas tentara untuk memadamkan
pemberontakan atau juga untuk memudahkan lalu lintas penduduk dari satu tempat
ke tempat lain. Dapat disimpulkna bahwa dalam menjalankan sistem pemerintahan
bangsa Inca lebih maju dibandingkan dengan bangsa Aztek dan bangsa Mesoamerika.
Walaupun dalam bidang
matematika dan astronomi tidak unggul dibandingkan bangsa Aztec dan Mesoamerika
bangsa Inca memiliki keunggulan di bidang seni bangunan, seperti halnya
dalam pembuatan tekstil dan keramik. Pembangunan benteng-benteng pertahanan dan
jalan-jalan raya yang lebar menunjukkan bahwa mereka telah memiliki kemampuan
yang tinggi dalam mengatur jalannya pemerintahan. Raja tinggal di istana yang
indah yang dibangun dengan batu utuh atau monoilith yang diukir. Dalam
menjalankan pemerintahannya raja bersifat "sosialis". Hasil surplus
pertanian daerah subur didistribusikan ke daerah yang kekurangan. Di bidang
sosial Raja sangat menaruh perhatian pada aspek perkawinan. Laki-laki atau
perempuan yang sudah dewasa dan belum memiliki pasangan dipilihkan orang lain,
lalu dikawinkan dalam upacara umum. Dalam aspek religi bangsa Inca percaya pada
dewa matahari. Raja-raja mereka dipercaya memiliki hubungan genealogis
atau asal usul keturunan dengan matahari. Hanya tidal: diketahui dengan pasti
apakah bangsa Inca juga melakukan upacara pengorbanan manusia seperti bangsa
Aztek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar