Senin, 26 Mei 2014

PERADABAN KLASIK PRA COLUMBUS



Sejarah Benua Amerika
Menurut para ahli, bangsa yang mengembangkan peradaban tua Benua Amerika berasal dari daratan Siberia di Rusia yang menyeberang melalui Selat Bering ketika saat itu masih sempit pada kira-kira 20.000 - 50.000 tahun lalu. Berdasarkan temuan-temuan arkeologis diperkirakan bahwa mereka berasal dari berbagai suku bangsa. Yang pertama datang adalah bangsa Amurian yang memiliki ukuran tubuh lebih pendek dibandingkan dengan orang Eropa. Kemudian disusul oleh bangsa yang memiliki ras Mongolia yang datang pada kira-kira awal abad Masehi. Dari percampuran kedua bangsa tersebut melahirkan bangsa Indian Amerika (American Indians) yang disebut juga bangsa Amerind.
Bangsa Amerind adalah bangsa nomaden yang kemudian menyebar ke seluruh peloksok benua Amerika dari utara, tengah dan selatan. Kehidupan sehari-hari mereka adalah berburu binatang-binatang kecil, menangkap ikan dan mengumpulkan buah-buahan liar. Ketika bangsa Eropa tiba di benua ini pada abad 15 mereka masih hidup pada zaman neolitikum. Berdasarkan temuan arkeologis diperkirakan bahwa sejak tahun 2500 SM bangsa ini telah menanam jagung, kacang, kentang, tomat, coklat dan tembakau yang merupakan tanaman agraris mereka. Diperkirakan bahwa tanaman-tanaman yang kita kenal sekarang adalah berasal dari mereka.
Di Meksiko Tengah bangsa Amerind membangun chinampas atau kebun mengambang. Melalui cara chinampas, tanah subur yang digali dari danau ditempatkan di alas yang terbuat dari ranting-ranting, dan di atasnya ditanami biji-bijian. Sistem ini sangat produktif sehingga bisa dipanen tiga kali setahun. Diperkirakan bahwa dengan semakin meningkatnya produksi pertanian maka berpengaruh juga dengan tingkat kelahiran sehingga jumlah penduduk yang tinggal di kawasan ini semakin meningkat. Akhirnya, melalui perjalanan waktu bangsa-bangsa ini menyebar dan membentuk peradabannya sendiri sehingga menjadi berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

Peradaban-Peradaban Klasik Pra-Columbus di Benua Amerika
  1. Peradaban Cahokia
Cahokia adalah puncak tertinggi, atau mungkin asal-usul budaya yang oleh para ahli antropologi dinamakan budaya Mississippi. Cahokia adalah kota penduduk asli Amerika kuno (ca. 600–1400) di dekat Collinsville, Illinois. Situs seluas 2.200-acre (8.9 km²) ini meliputi 120 gundukan buatan, meskipun hanya 80 yang masih bertahan hingga sekarang. Sekumpulan masyarakat petani yang mencakup Amerika Tengah-Barat dan Amerika Tenggara, sejak sebelum tahun 1000 dan mencapai puncaknya pada sekitar abad ke-13. Situs Cahokia mempunyai luas 8.9 kilometer persegi, meliputi 120 gundukan buatan yang berfungsi sebagai area tempat tinggal. Gundukan yang terbesar disebut Monks Mound. Diperkirakan berpenduduk sekitar 15.000 jiwa.
Para Cahokians adalah orang-orang canggih yang tampaknya tidak berhubungan dengan suku-suku asli Amerika lain yang dikenal. Pada tahun 1250, populasi Cahokia menyaingi populasi kota Paris dan London, pada puncaknya tahun 1300, Cahokia diperkirakan dihuni oleh 40.000 orang. Dan rekor tersebut baru terpecahkan di tahun 1800 oleh sebuah kota modern AS. Meskipun mereka canggih untuk orang asli Amerika, namun mereka tidak meninggalkan catatan tertulis. Para arkeolog hanya menemukan simbol pada tembikar, batu, dan kayu.
Cahokia diperkirakan mengalami kemunduran setelah tahun 1300. Situs ini lalu ditinggalkan berabad-abad hingga ditemukan oleh bangsa Eropa. Cahokia kemungkinan ditinggalkan karena masalah lingkungan seperti perburuan yang berlebihan dan penggundulan hutan. Padatnya populasi, kerusakan hutan, penyakit dan pertikaian adalah penyebab musnahnya perdaban ini.

  1. Peradaban Zapotek
Peradaban Zapotek adalah peradaban Pra-Colombus yang berkembang di Lembah Oaxaca, Benua Amerika. Bukti arkeologis menunjukan bahwa peradaban mereka dapat ditilik kembali ke 2500 tahun yang lalu. Mereka meninggalkan bukti arkeologis di kota kuno Monte Albán. Bahasa yang dituturkan oleh peradaban ini adalah bahasa Zapotek.

  1. Peradaban Toltek
Budaya Toltec adalah arkeologi Mesoamerika budaya yang didominasi negara berpusat di Tula, Hidalgo pada periode pascaklasik awal kronologi Mesoamerika. Banyak orang Toltec berasal dari gurun utara dan dirujuk sebagai orang Chichimeca dalam bahasa Nahuatl di Mexico. Peradaban Toltec tersebar kekawasan Maya di ChichenItza, dan Maya sekali lagi dipengaruhi oleh orangorang Mexico Tengah.
Sekitar tahun 1000, bangsa Toltec menginvasi semenanjung Yucatan selanjutnya menjadikan Puuc Maya, kota di Chichén Itzá sebagai ibukotanya. Kota di Chichén Itzá ini menunjukkan perpaduan antara Kebudayaan Maya akhir dengan Toltec awal.  Tahun 1250 Bangsa ToltecMaya mendirikan kota baru Mayapan, sebuah kota benteng di Yucatan. Selanjutnya mereka mendirikan kota benteng lain yaitu Tolum yang terletak di pantai Karibia. Dalam perkembangan selanjutnya, Tolum adalah kota pertama di Mesoamerika yang ditemukan oleh bangsa Spanyol.

BUDAYA
Kata “Toltecatl” (Toltec) pada awalnya digunakan kontras dengan kata “chichimeca” yang menggambarkan prasejarah sebagai orang pemburupengumpul nomaden yang kemudian menjadi peradaban dengan gaya hidup perkotaan (Toltecayotl “Toltecness“). Gaya tersebut seperti gaya mixtecapueblaof iconography, Tohilplumbateceramic ware, dan Silhoor XFine Orange Ware ceramics.
Serupa dengan Peradaban Teotihuacan yang muncul daripada kekosongan kuasa, Peradaban Toltec mengambil alih kuasa politik dan kebudayaan di Mexico sejak dari sekitar tahun 700. Nahuatl (orang Toltec) menggabungkan warisan gurun mereka dengan kebudayaan Teotihuacan yang maju kemudian menyebabkan kebangkitan sebuah empayar yang baru di Mexico. Empayar Toltec menjangkau sehingga Amerika Tengah di selatan, dan sehingga kebudayaan jagung Anasazidi bagian barat daya Amerika Serikat di utara. Empayar ini mengasaskan sebuah perdagangan batu firus yang kaya dengan peradaban Pueblo Bonito di Mexico Baru kini di utara.
Toltek adalah bangsa berjiwa keras, memiliki pikiran pragmatis dan gemar berperang. Bendabenda mewah hasil kebudayaan Toltek sangat sedikit jika dibandingkan dengan kebudayaan lain di Mesoamerika. Sistem politik Toltec sangat berpengaruh sehingga manamana Dinasti Maya yang serius kemudian menuntut diri sebagai bangsa keturunan Toltec. Arsitektur Toltec lebih mengutamakan fungsi dari pada bentuk. Pusat kebudayaan Toltek terletak di Tula, 64 km sebelah utara Mexico City, yang berkembang sejak tahun 800. Karya arsitekturnya sangat berbeda dengan apa yang terdapat di Teotihuacan atau di Tilkayang menonjolkan estetika spiritual dan harmonisasi dengan lingkungan. Kuil puncak piramida Tlahuizcalpantecuhtli di Tula memiliki kolomkolom setinggi 4,6 m dengan hiasan prajurit tegak mengawal bangunan suci tersebut. Di bagian bawah piramid terdapat istanaistana yang diperuntukkan bagi para pemimpin Toltek.
Di bagian utara piramid terdapat ruang keramat yang merupakan ciri khas arsitektur Toltek yaitu Coatepantli yang berupa dinding berukir ular naga, melingkupi ruang tersebut. Hasil karya bangsa Toltek lainnya, adalah Tzompantli atau rak tempat memajang tengkorak manusia yang dikorbankan di dekat piramida utama. Patung keramik classic Veracruz menunjukan seseorang lelaki yang merupakan ritual di daerah Mesoamerika. Pengaruh kebudayaan Mesoamerika lain terlihat pada patung ini namun tampil dalam wujud yang lebih sederhana.

  1. Peradaban Olmek
Berdasarkan temuan arkeologis, peradaban Olmec berkembang sejak 1500 SM sampai 300 M. Para pendukung peradaban ini diperkirakan berpusat di sekitar kota San Lorenzo sekarang di Amerika Tengah. Penduduknya tinggal berkelompok di bangunan-bangun dari batu besar. Mereka dipimpin oleh golongan elit secara turun-temurun. Bangsa ini telah mengenal bentuk tulisan. Diperkirakan peradaban ini mengalami kehancuran akibat serangan bangsa yang datang dari arah utara.
Bangunan piramida besar yang tingginya sekitar 30 M yang dibangun bangsa Olmec berfungsi sebagai tempat upacara persembahan pada dewa mereka. Bangunan ini dikelilingi oleh ladang pertanian yang luas yang diperkirakan untuk mendukung buruh-buruh yang membangun monumen tersebut. Kemampuan bangsa ini adalah membangun patung batu yang halus yang berfungsi sebagai bagian dari kepercayaan mereka.

  1. Peradaban Maya
Peradaban suku maya adalah sebuah peradaban yang muncul di Mesoamerika, terkenal akan skrip tertulisnya yang berasal dari masa Pra-Columbus, juga terkenal akan kebudayaannya yang spektakuler, arsitektur, serta sistem matematika dan astronominya yang unik. Peradaban Maya berawal pada periode Pra-klasik, yang berkembang pada Periode Klasik (sekitar 250 M sampai 900 M), dan berlanjut sampai periode Pos-Klasik sampai kedatangan bangsa Spanyol di Yucatan. Pada zaman keemasannya, negeri Maya adalah salah satu negeri terpadat dan berbudaya paling dinamis di dunia.
Peradaban Maya memiliki banyak kesamaan dengan peradaban Mesoamerika yang lain, hal ini disebabkan tingginya interaksi dan difusi budaya yang terjadi pada wilayah tersebut. Produk budaya seperti tulisan, epigrafi, dan kalender tidak sendirinya dihasilkan Maya–namun kebudayaan mereka sungguh tinggi.
Pengaruh Maya dapat ditemukan sejauh Mexico Tengah, lebih dari 1000 kilometer dari pusat negeri Maya. Peradaban di luar Maya juga mempengaruhi peradaban Maya, dimana ditemukan di seni tradisional Maya dan arsitekturnya. Pengaruh ini didapat dari hasil pertukaran budaya serta perdagangan tanpa adanya penundukan eksternal. Bangsa Maya tidak punah, baik dari zaman setelah berakhirnya Periode Klasik ataupun dengan kedatangan penjelajah bangsa Spanyol Conquistadores dan kolonisasi Spanyol yang berturut-turut. Saat ini, Maya dan keturunannya membentuk populasi yang masih mempertahankan tradisi dan kepercayaan, dengan hasil akulturasi dan ideologi Katolik Roma yang diadaptasi sejak zaman pra-Columbus dan masa pos-pendudukan. Kepercayaan suku maya banyak menyembah dewa-dewa (politheisme), seperti dewa laut, dewa matahari, dewa hujan, dan dewa musim semi. Mereka juga mengenal upacara pemujaan yang mengorbankan nyawa manusia. Karena mereka percaya bahwa matahari harus makan jantung dan darh manusia untuk menentukan kelangsunagn hidup di dunia.
Berdasarkan temuan arkeologis, bangsa ini berasal dari daerah sebelah utara kemudian menetap dan mengembangkan peradabannya di Semenanjung Yucatan, Amerika Tengah. Peradaban mereka berpusat pada kehidupan agraris. Mereka menanam jagung, kacang, merica dan beberapa biji-bijian serta buah-buahan. Mereka juga memelihara kalkun serta anjing, serta menangkap ikan di sepanjang pantai yang dilakukan oleh pria. Mereka juga memintal kapas untuk tekstil yang dijual ke tempat lainnya. Jadi, selain pertanian, perdagangan merupakan kegiatan utama. Mereka menjual barang dagangannya yang dibawanya langsung pada pembeli yang jaraknya sangat jauh di kawasan Amerika Tengah.
Organaisasi sosial ditandai dengan berkuasanya golongan elit yang kaya yang juga melakukan kegiatan dagang. Golongan elit juga berfungsi sebagai pemimpin upacara ritual dalam kepercayaan mereka. Mereka juga termasuk golongan terdidik yang memiliki hak istimewa mempelajari ilmu pengetahuan. Di luar golongan itu adalah para petani dan budak yang dimiliki oleh golongan elit.
Bangsa Maya telah mengembangkan sistem tulisan yang mirip hieroglyp yang memiliki 850 karakrter. Tulisan ini digunakan untuk mencatat urutan-urutan peristiwa, kegiatan upacara agama, ilmu perbintangan atau astronomi yang ditulis pada kulit pohon dan kulit rusa. Tulisan yang mereka kembangkan berfungsi juga sebagai sejarah yang mencatat kelahiran perkawinan, peperangan dan kematian raja-raja Maya. Dengan berkembahgnya tulisan maka ilmu pengetahuanpun mengelami perkembangan pula. Bangsa ini telah mengenal kalender dengan tahunnya berjumlah 18 bulan yang tiap bulannya adalah 20 hari, dan satu bulan yang berjumlah 5 hari sehingga jumlah hari pertahun adalah 365 hari. Mereka juga telah mengembangkan matematika, menggunakan sistem bar (+5) dan dot (atau titik = 1). Bentuk matamatika yang dikembangkannya didasarkan atas vigesimal (20) daripada sistem desimal. Selain itu, astronomi juga merupakan salah satu ilmu yang mereka kembangkan.
Hasil kebudayaan suku maya adalah mampu membangun kota terbesar di dunia, kota Theotihuakan yang di huni 100.000 penduduk. Tikal, situs tertua di dunia yang berupa piramida terjal di sisinya. Kota dongeng machu picchu bertengger mengangkangu gunung yang sempit, menjulang tinggi setinggi 600 M di atas lembah sungai Urubamba.

  1. Peradaban Aztek
Suku bangsa Nahua, yang terakhir tiba di tanah tinggi Meksiko, mewarisi rumpun budaya yang luas di daerah tersebut. Salah satu diantara suku itu adalah Mexica-Aztec atau Aztek. Pada mulanya bangsa Aztek merupakan suku yang pertama kali berjuang di daerah pinggiran wilayah tersebut. Selama pengembaraan mereka sebagai kelompok luar-garis, bangsa Aztek kadang-kadang mengalami kemerosotan sampai berpakaian dedaunan dan makan serangga. Pada sekitar tahun 1325 Masehi bangsa Aztek sampai ditempat yang sekarang menjadi kota Meksiko. Waktu itu tempat tersebut merupakan gususan danau paya dan pulau kecil.
Di sebuah pulau di danau Tecoco, bangsa Aztek memperoleh semacam wangsit karena telah melihat seekor elang dengan seekor ular dimulutnya, yang sedang bertengger pada sebatang kaktus. Karena menganggap hal tersebut sebagai pertanda gaib, para pendeta mengikrarkan bahwa pulau tersebut telah dipilih untuk bangsa Aztek oleh dewa-dewa mereka. Disitulah mereka membangun kota Tenochtitlan. Mereka memperluas kota tersebut dengan membuat rakit-rakit yang terbuat dari anyaman ranting dan rotan yang uruk tanah dan tanaman. Di daerah danau ini mereka mengembangkan pertanian yang bersifat primitif. Kota Tenocthitlan yang didirikan oleh bangsa Aztek kemudian berkembang menjadi pusat kegiatan ritual. Bangunan pemujaan berbentuk piramid banyak didirikan.
Bangsa Aztek adalah bangsa yang gemar berperang, bagi mereka perang merupakan bagian dari budaya sendiri dan bagian dari sistem kepercayaan. Bangsa Aztek menyembah banyak dewa atau politheisme. Mereka menyembah dewa matahari yaitu Huitzilochti. Mereka mempercayai bahwa matahari adalah sumber kehidupan dan harus terus dipelihara, agar terus beredar pada orbitnya dan berputar terbit dan tenggelam. Untuk itu diperlukan pelumas yang murni yaitu darah manusia. Mereka meyakini bahwa pengorbanan manusia merupakan tugas suci dan wajib dilakukan agar dewa matahari tetap memberikan kemakmuran bagi manusia. Upacara pengorbanan dilakukan diatas altar dipuncak piramid dengan cara mengambil jantung korban untuk pendeta. Upacara pengorbanan manusia juga dilakukan secara masal dengan cara membunuh banyak orang.
Ada tiga hipotesis yang dilakukan oleh para Antropolog mengenai alasan pengorbanan manusia disamping alasan untuk pengorbanan dewa, yaitu :

  • Pengorbanan dilakukan untuk mengurangi jumlah penduduk, terutama sejak jumlah tawanan perang meningkat dengan pesat dibandingkan dengan jumlah kelahiran.
  • Untuk memberikan kepada rakyat mayat-mayat yang dikorbankan sebagai sumber protein dan vitamin. Hipotesis ini snagat lemah, karena bangsa Aztec menghasilkan jagung, kacang, serta memlihara anjing, ayam dan kalkun.
  • Pendapat yang lebih rasional adalah untuk menakut-nakuti para pembangkang dan pemberontak, agar mereka tidak melakukan perlawanan terhadap penguasa raja. Para tawanan perang banyak dijadikan korban dan jumlah besar untuk dewa matahari, orang-orang yang berslah juga yang bersalah juga jadi sasaran untuk jadi korban seperti jenderal yang salah dalam memimpin perang, para koruptor, hakim yang keliru membuat keputusan, serta pejabat negara yang berbuat salah, termasuk orang yang memasuki daerah terlarang istana raja. 

Dengan mengadopsi budaya Toltec, bangsa Aztek meluaskan wilayahnya hingga menguasai seluruh daratan Meksiko serta menguasai beberapa bangsa taklukkan. Ibukota Aztek berkembang pesat sebagai pusat dagang. Dengan pesatnya perdagangan kelas pedagangpun tumbuh dengan pesat seningga membentuk lapisan tersendiri. Mereka menjual barang-barang mewah seperti katun, koka, kulit dan perhiasan emas. Kaisarnya yang terkenal adalah Montezuma II (1502-1520 M) dianggap oleh sejarawan memiliki lambang-lambang kebesaran dibandingkan raja-raja Eropa pada periode yang sama.
Stratifikasi Sosial Bangsa Aztek
Pada awal migrasi ke Meksiko tidak terdapat pelapisan atau stratifikasi sosial karena semua golongan adalah miskin. Tidak diketahui dengan pasti latarbelakang timbulnya stratifikasi sosial ini. Menurut lagenda Aztek, masyarakat dibagi ke dalam beberapa golongan. Golongan peitama adalah keluarga raja dengan puncak pimpinan adalah kaisar. Kaisar dibantu oleh golongan bangsawan atau pejabat kekaisaran yang bertindak seperti golongan feodal Eropa pada zaman pertengahan. Para pangeran atau bangsawan disebut techutli. Dibawah golongan bangsawan adalah golongan para tentara atau prajurit. Golongan ini mendapatkan kedudukan istimewa dalam negara karena merekalah yang mampu menangkap tawanan untuk dijadikan budak atau korban untuk dewa. Bila mereka gagal melakukan tugas mereka akan dijadikan buruh atau bahkan dijadikan korban untuk dewa.
Kelas dibawah prajurit adalah warga biasa yang disebut maceuatli atau pekerja. Golongan ini berfungsi sebagai petani, tentara rendahan serta buruh untuk membangun kuil, jalan jembatan dan lain-lain. Dibawah mereka adalah golongan pekerja yang tidak memiliki tanah atau disebut thalmaitl Golongan ini memiliki hak kewarganegaraan dan lebih tinggi dari budak. Golongan paling bawah adalah budak atau disebut tlatocotin. Golongan ini juga memiliki hak-hak tertentu, yang berbeda dengan golongan budak di Eropa. Mereka diperbolehkan menyembah dewa dan memiliki tanah atas kemampuan sendiri. Semua golongan masyarakat menyembah dewa yang sama Huitzilopochtli dan dewa-dewa laiiinya tetapi dengan kuil yang berbeda-beda, Upacara pengorbanan dipimpin oleh pendeta yang sering juga berfungfsi sebagai dukun yang meramalkan nasib seseorang pada masa yang akan datang. Pergantian raja tidak dilakukan menurut hierarld atau keturunan melainkan berdasarkan pemilihan. Walau anak tertua menjadi prioritas untuk dipilih, aspek ketrampilan dan kecakapan merupakan dasar pemilihan raja.
Seni Bangunan Aztek
Bangsa Aztek memiliki seni bangun (arsitektur) yang amat tinggi. Ketika bangsa Spanyol datang ke kota Tenochtitlan (sekarang Mexico City) mereka menyaksikan sendiri kemajuan yztng telah dicapai bangsa ini. Di kota Tenochititlan terdapat bangunan-bangunan yang memiliki nilai arsitektur amat tinggi seperti aquaduc (bangunan air), empat jaringan jalan raya menuju kota, jalan-jalan lebar serta kanal yang melintasi kota serta jembatan di atasnya. Bangunan-bangunan itu dibangun dengan menggunakan teknologi tinggi menurut ukuran zaman itu. Di tengah pusat kota dibangun kuil besar sebagai pusat persembahan terhadap dewa Huitzilopochtli. Tinggi bangunan itu 30 M, terdiri dari tiga tingkat yang masing-masing tingkat memiliki 120 anak tangga.
Dibangunnya jalan-jalan serta kanal-kanal yang lebar adalah untuk memudahkan lalu lintas orang dan barang dagangan. Mereka memperjualbelikan kalkun, bebek, ayam, kelinci dan rusa. Hasil pertanian yang diolah di ladang-ladang pertanian adalah alpukat, kacang merah dan jagung. Mereka juga membuat kerajinan dari emas dan perak untuk perhiasan. Dari kegiatan dagang dan jenis barang dagangan yang diperjualbelikan serta sarana penunjang yang dibangunnya para ahli berkesimpulan bahwa bangsa Aztek memiliki peradaban tinggi.

  1. Peradaban Inka
Peradaban Inca berkembang di sepanjang belahan barat Amerika Selatan terutama di Peru. Seperti halnya bangsa Aztek, bangsa Inca adalah bangsa yang memiliki watak miiiter sehingga perluasan wilayah imperium dilakukan dengan cara peperangan. Inti peradaban bangsa Inca adalah pertanian yang berkembang antara tahun 600-1000 M. Mereka membuat sistem terasering untuk menahan longsor dan irigasi untuk menahan banjir. Untuk mengolah tanah mereka menggunakan bajak yang tebuat dari perunggu tanaman yang ditanam adalah kacang-kacangan, jagung, merica, tomat, kentang putih. Hasil pertanian bukan hanya untuk memenuhi konsumsi petani melainkan juga untuk memberi makan tentara dalam jumlah besar, golongan birokrat dan ribuan buruh pabrik. Minuman khas mereka adalah chicha yaitu semacam bir yang dibuat dari jagung.
Bangsa Inca adalah bangsa imperialis yang menaklukkan dan menguasai bangsa-bangsa tetangganya dengan kekuatan miiiter. Dengan demikian pemerintahannya imperium militeristis. Ketika raja Pachacuti Inca (1438-1471 M) dan anaknya Topa Inca (1471 -1493) berkuasa, wilayah Inca diperluas dengan menaklukkan bangsa-bangsa sekitaraya yang berdiam di Equador, Colombia dan Chile, Berbeda dengan bangsa Aztec yang mengontrol ' rakyat jajahan dengan teror bangsa Inca melakukannya dengan penyatuan imperium. Raja mereka memaksa penduduknya dan bangsa yang ditaklulckannya menggunakan bahasa nasional Quechwa (diucapkan keshwa) serta menyembah dewa negara yaitu dewa matahari. Dalam menjalankan pemenntahan imperium pemimpin lokal dilibatkan dalam birokrasi pusat pemenntahan imperium melalui kebijaksaaan kolonisasi yang disebut mitima. Untuk mempertahankan kesatuan imperium mereka membangun jalan-jalan lebar yang menghubungakan pusat pemenntahan dengan derah-daerah yang ditaklukkannya. Jalan-jalan tersebut akan memudahkan lalu lintas tentara untuk memadamkan pemberontakan atau juga untuk memudahkan lalu lintas penduduk dari satu tempat ke tempat lain. Dapat disimpulkna bahwa dalam menjalankan sistem pemerintahan bangsa Inca lebih maju dibandingkan dengan bangsa Aztek dan bangsa Mesoamerika.
Walaupun dalam bidang matematika dan astronomi tidak unggul dibandingkan bangsa Aztec dan Mesoamerika bangsa Inca memiliki keunggulan di bidang seni bangunan, seperti halnya dalam pembuatan tekstil dan keramik. Pembangunan benteng-benteng pertahanan dan jalan-jalan raya yang lebar menunjukkan bahwa mereka telah memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengatur jalannya pemerintahan. Raja tinggal di istana yang indah yang dibangun dengan batu utuh atau monoilith yang diukir. Dalam menjalankan pemerintahannya raja bersifat "sosialis". Hasil surplus pertanian daerah subur didistribusikan ke daerah yang kekurangan. Di bidang sosial Raja sangat menaruh perhatian pada aspek perkawinan. Laki-laki atau perempuan yang sudah dewasa dan belum memiliki pasangan dipilihkan orang lain, lalu dikawinkan dalam upacara umum. Dalam aspek religi bangsa Inca percaya pada dewa matahari. Raja-raja mereka dipercaya memiliki hubungan genealogis atau asal usul keturunan dengan matahari. Hanya tidal: diketahui dengan pasti apakah bangsa Inca juga melakukan upacara pengorbanan manusia seperti bangsa Aztek.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.