Selasa, 27 Mei 2014

PERKEMBANGAN AMERIKA LATIN SEBELUM PERANG DUNIA II



PERKEMBANGAN AMERIKA LATIN SEBELUM PERANG DUNIA II

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampuh Dr. Suranto, M.Pd.






Oleh :

HAJAR RIZA ASYIYAH (120210302051)

KELAS B






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Perkembangan Amerika Latin setelah Perang Dunia II” dengan tepat waktu. Yang mana penulisan makalah ini kami gunakan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah Amerika.
Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Dr. Suranto, M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah Sejarah Amerika. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi kepada kami dalam penyelesaian makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, sehingga kami selaku penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang nantinya akan kami gunakan sebagai perbaikan makalah ini selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca.



  
Jember, Mei 2014
Penyusun

DAFTAR ISI






BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Setelah Perang Dunia II banyak negara mendeklarasikan kemerdekaannya. Hal ini didukung sikap negara koloni yang melakukan dekolonisasi. Negara-negara baru tersebut kemudian lahir pada situasi dunia yang tengah dikuasai oleh dua kekuatan ideologi besar yaitu liberalisme dan komunisme. Menyikapi hal tersebut beberapa negara mengambil jalan tengah dengan menganut nasionalisme seperti yang terjadi pada India, Indonesia, dan negara-negara Amerika Latin.
Istilah Amerika Latin muncul sebagai sebuah implikasi dari para penulis Prancis pada abad 19 kepada tiga sub-kawasan antara lain; Amerika Tengah, Karibia, dan Amerika Selatan. Tujuan pemberian istilah kepada ketiga kawasan ini adalah untuk meningkatkan kepemimpinan dan legitimasi dari bangsa Prancis terhadap dunia Katolik dan Latin melawan kelompok linguistik lainnya. Meskipun banyak kondisi yang membedakan negara-negara Amerika Latin namun upaya untuk menyamakan entitas dari negara di kawasan Amerika Latin yang terlalu kuat mempengaruhi cara pandang masyarakat dunia terhadap kawasan ini. Namun ada juga asumsi yang membentuk istilah Amerika yakni, Amerika Latin adalah negara yang ada di belahan bumi barat sebelah selatan dan tenggara Amerika Serikat yang pernah di jajah oleh negara Eropa terutama Spanyol dan juga Portugal. Ada beberapa kesamaan yang dialami oleh negara Amerika yang juga mendorong terciptanya stigmanisasi adanya kesamaan entitas dari kawasan ini. Krisis identitas yang melanda negara di kawasan ini ditunjukkan dengan banyaknya percobaan sistem politik menjadi salah pendorong terciptanya anggapan tersebut.
Wilayah Amerika Latin memiliki luas 8 juta mil persegi atau dua kali lipat dari benua Eropa. Dengan jumlah 26 negara yang berada di kawasan ini, antara lain Meksiko, Guetemala, Hoduras, El Salvador, Nikaragua, Kosta Rika, Panama (negara-negara ini berada di kawasan Amerika Tengah), Kuba, Jamaika, Haiti, Republik Dominika, Kepulauan Bahama, Kepulauan Barbados (negara-negara ini berada dikawasan Karibia), Colombia, Venezuela, Guyana, Republik Suriname, Trinidad Tobago, Peru, Peru, Chili, Bolivia, Argentina, Uruguay, Paraguay, Brasil (negara-negara ini mendiami kawasan Amerika Selatan).

1.2      Rumusan Masalah

1.2.1        Bagaimanakah perkembangan Amerika Latin setelah Perang Dunia II?
1.2.2        Bagaimanakah perjuangan kemerdekaan Amerika Latin?
1.2.3        Bagaimanakah hasil perjuangan kemerdekaan Amerika Latin?
1.2.4        Apasajakah permasalahan yang terjadi di Amerika Latin ?

1.3      Tujuan

1.3.1        Untuk mengetahui perkembangan Amerika Latin pasca Perang Dunia II.
1.3.2        Untuk mengetahui perjuangan kemerdekaan Amerika Latin.
1.3.3        Untuk mengetahui hasil perjuangan kemerdekaan Amerika Latin.
1.3.4        Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di Amerika Latin.

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1  Perkembangan Amerika Latin setelah Perang Dunia II

Amerika Latin adalah wilayah yang banyak didatangi oleh para penjajah karena memiliki banyak sumber daya alam, oleh karena itu sejarah perpolitikannya banyak diwarnai oleh negara-negara di luarnya. Pada abad ke-16 Spanyol dan Portugis menguasai wilayah Amerika Latin dengan kekerasan dan penaklukan yang sejalan dengan politik merkantilis pada masa itu. Pada abad 17 hingga 18 wilayah di Amerika Latin menjadi perebutan penjajah Eropa, hingga mengakibatkan Amerika Latin bergantung pada ekonomi kapitalis global pasca kemerdekaan. Selain Eropa, Amerika Serikat juga cukup berpengaruh dalam situasi di Amerika Latin, salah satunya lewat Doktrin Monroe 1823 yang menyatakan bahwa wilayah benua Amerika yang merdeka telah bebas dan tidak lagi dianggap sebagai subjek kolonialisasi Eropa, sehingga AS akan turun tangan apabila negara-negara Eropa masih berusaha menjajah dan menaklukan wilayah di benua Amerika yang telah merdeka.
Pada awal abad 19, Amerika Serikat mulai memperkuat pengaruhnya dan mengokupasi beberapa wilayah di Amerika Latin, didukung oleh dominasi Amerika Serikat pada masa Perang Dunia I. Kemudian antara tahun 1919 dan 1923 berdirilah kelompok komunis pertama di Amerika Latin, hal ini disebabkan oleh Komunis Internasional yang mulai menyebarkan pengaruhnya terutama pada wilayah-wilayah yang menunjukkan sedikit minat pada imperialisme. Masuknya pengaruh komunis ini telah melahirkan Liga Antiimperialista de las Americas  (LADLA) pada tahun 1925. Pada tahun 1930-an fasisme mulai menyebar sehingga demokrasi di Amerika Latin mulai pudar, hal ini mendorong terjadinya gerakan otoritarian. Namun hal ini tidak bertahan lama, karena pasca Perang Dunia II, Amerika Serikat yang muncul sebagai pemenangnya kembali berhasil merebut pengaruhnya di Amerika Latin. Akibatnya komunisme di Amerika Latin mulai memudar sehingga dengan adanya Containment Policy yang dikobarkan Amerika Serikat, dibuktikan dengan terbentuknya sistem Pan American pada 1947, Organization of American States pada 1948, dan pembentukan kerjasama militer dengan berbagai negara di Amerika Latin.
Pada abad ke-20 muncul substansi dan pengaruh besar dari tradisi geopolitik di Amerika Latin. Pada tahun 1960-an mulai diberlakukan kekuasaan militer dalam waktu yang lama, seperti di Brasil dari tahun 1964 hingga akhir 1980-an, di Argentina setelah 1966 dan lagi 1976-1982, dan di Chili 1973-1990. Ideologi geopolitik memiliki dampak yang cukup besar selama kekuasaan ini dijalankan dan individu geopolitikan menjadi tokoh utama dalam pemerintahan.
Sejarah politik dan hubungan internasional Amerika Latin telah membentuk popularitas geopolitik wilayah tersebut. Munculnya negara merdeka dari Spanyol dan Portugis meninggalkan permasalahan batas dan klaim yang seringkali terjadi di beberapa wilayah. Mackinder berasumsi bahwa Amerika Selatan adalah bagian dari lingkup Amerika Serikat di bawah Doktrin Monroe, Oleh karena itu bisa saja Jerman pada Perang Dunia I dan II lebih mengutamakan untuk menguasai wilayah ini daripada menguasai wilayah heartland ataupun pivot. Namun pada kenyataannya Amerika Selatan tidak pernah berperan lebih aktif dalam dunia geopolitik. Muncullah Tambs dengan “new heartland theory” yang menyatakan bahwa teori Mackinder memang memiliki relevansi langsung pada Amerika Latin dan konsep daerah heartland serta pivot dapat diterapkan di sana. Ia juga mengatakan bahwa Amerika Latin memiliki dua zona strategis, yaitu cekungan Karibia dan segitiga Bolivia. Hal ini disebabkan oleh adanya pegunungan Andes dan sungai Amazon yang dapat mengisolasi negara di dalamnya dari kompetisi negara luar.
Geopolitik Amerika Latin lebih mengutamakan pada antar benua, oleh karena itu mereka fokus pada perbatasan dan persaingan antar negara. Muncul pula perspektif baru dan peristiwa internasional yang menghubungkan Amerika Latin dengan wilayah jantungnya sehingga menyeret wilayah-wilayah tersebut ke permainan geopolitik global. Namun pada kenyataannya skema geopolitik yang ada memang melebih-lebihkan kondisi agar suatu negara melakukan sebuah tindakan, hal ini didorong untuk mencapai kepentingan politik namun tidak menjalankan cara politik yang efektif.
Dinamika politik negara-negara Amerika Latin mengalami perkembangan yang unik menurut Morgenstern & Nacif (2003), walaupun tujuan dan prioritas mereka tidak berubah. Perkembangan tersebut mengalami beberapa tahapan, yaitu pendalaman demokrasi, pluralitas dalam bentuk organisasi dan civil society, serta adanya peranan gereja yang pada abad 19 sempat mengalami penentangan.  Selain itu yang tak boleh dilupakan adalah globalisasi yang telah mendorong perubahan dalam pembuatan kebijakan baik yang berkaitan dengan domestik maupun luar negeri dalam ranah politik maupun ideologi.
Dapat disimpulkan bahwa perkembangan politik di Amerika Latin lebih banyak dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan luar seperti Spanyol, Portugis dan Amerika Serikat, serta oleh munculnya teori-teori geopolitik seperti Mackinder dengan “Heartland Theory”. Teori geopolitik telah menyebabkan negara-negara Amerika Latin melakukan tindakan politik yang disesuaikan dengan kondisi geografis wilayahnya. Tidak hanya kekuatan luar yang sebenarnya mempengaruhi dinamika politik di Amerika Latin. Hal ini juga didorong oleh gagalnya partai politik tradisional untuk memenuhi keinginan masyarakat. Dibuktikan oleh munculnya partai sayap kiri di Brazil yang berasal dari gerakan petani dan penduduk asli untuk menghadapi gagalnya partai Partido dos Trabalhadores yang muncul mewakili rakyat buruh untuk memenuhi janji kampanye pemilunya.

2.2  Perjuangan Kemerdekaan Amerika Latin

Pasca Perang Dunia II banyak negara mendeklarasikan kemerdekaannya. Wilayah Amerika Utara telah berhasil memerdekakan diri pada tanggal 1 Juli 1776. Hal ini kemudian membuat keinginan dari masyarakat yang berada di wilayah Amerika selatan makin kuat untuk berusaha melakukan upaya memerdekakan diri. Disulut oleh banyaknya pemikiran dari kaum pencerahan di eropa telah mendorong semangat dari masyarakat amerika latin makin menjadi jadi. Di Mexico, Amerika tengah, selatan, karibia, masyarakat mulai untuk mengambil alih kontrol atas masalah masalah mereka. Kemerdekaan di amerika Latin lebih bersifat sebagai perjuangan untuk melepaskan diri dari cengkeraman pihak kolonial yakni Bangsa Spanyol dan juga Portugis belum sampai pada tahapan transformasi dalam struktur sosialnya. Sehingga, meskipun ada penghilangan kekuasaan absolut dari raja namun hirarki dasar maupun tata sosial yang elitis masih tetap bertahan di wilayah ini.
Ada beberapa faktor utama yang melandasi gerakan kemerdekaan di Amerika latin, antara lain sebagai berikut :
  • Adanya ketidakpuasaan yang dialami oleh masyarakat Amerika Latin
  • Terinspirai oleh gerakan kemerdekaan Amerika Utara
  • Pengaruh dari pemikiran pencerahan pembebasan
  • Adanya semangat liberty, equality, dan brotherhood yang pernah dilakukan di Prancis
  • Ketidakcakapan Raja Spanyol maupun Portugis untuk mengelola masalah di tanah jajahan, yang membawa pikiran bahwa orang Amerika Latin dapat mengurusinya dengan lebih baik
  • Meningkatnya kelas pedagang di wilayah koloni yang menciptakan monopoli harga
  • Faktor kritis gerakan kemerdekaan adalah ketidakpuasaan para creole karena ada monopoli kekuasaan politik kolonial di tangan peninsulares

Gerakan pemberontakan yang bertujuan untuk memerdekakan diri Negara Amerika Latin muncul di akhir tahun 1700-an hingga awal 1800-an. Pemberontakkan ini makin meluas dan makin kuat dan adanya semangat untuk keluar dari sistem yang menindas dari para pemimpin gerkan kemerdekaan ini. Dan perjuangan ini tidak sia sia, meskipun banyak pemimpin pemberontakan ini ditangkap dan di tahan oleh para penguasa kekaisaran namun telah memberikan inspirasi bagi masyarakat untuk terus meningkatkan eskalasi perjuangan dalam merebut kekuasaan. Hal ini terbukti dengan kemerdekaan yang diraih oleh Haiti yang disusul dengan kemerdekaan masyarakat Brasil.
Ada beberapa tokoh yang cukup terkenal dalam gerakan perjuangan di Amerika latin. Setidaknya ada tiga tokoh yakni, Simon Bolivar, yang berjuang di wilayah great Clombia. Jose de San Martin, berjuang di Argentina dan Chile, dan Miguel Hidalgo, berjuang di mexico. Nama nama tersebut sudah tidak asing lagi bagi mayarakat Amerika Latin. Dibawah kepemimpinan tiga orang ini lah gerakan untuk membeaskan diri dari cengkeraman kolonialisme dapat terwujud.
Seperti yang telah kita bahas di bagian sebelumnya, bahwasanya perjuangan kemerdekaan di Amerika Latin belum sampai pada tahapan transformasi stuktur sosial yang muncul karena adanya kolonialsme. Hal ini dapat kita lihat dari perjuangan kemerdekaan di Brasil. Para kelompok creole yang merasa perlu untuk mendapatkan kursi di panggung politik, memimpin berbagai pemberontakkan di Brasil. Para creole melakukan negosiasi dengan Pangeran Pedro yang telah sejak usia 10 tahun menetap di Brasil. Dalam negosiasi tersebut para creole menawarkan untuk menghentikan kekuasaan dari kekaisaran Portugal dan memproklamirkan kemerdekaan Brasil namun juga adanya tawaran untuk menjamin kebebasan beragama, kebebasan pers, serta adanya legislatif yang dipilih Negosiasi para creole ini berhasil disepakati. Dan akhirnya di tahun 1825, seluruh koloni Eropa di Amerika latin pun berhasil untuk melepaskan diri. Namun struktur sosial yang ada di wilayah ini masih tetap mempertahankan struktur sosial yang lama, yang bernuansa otoritatif korporatif, meskipun raja telah digantikan posisi nya oleh Presiden. Hanya saja kelas kelas menengah mulai tumbuh begitu pesat yang ditandai dengan banyaknya kaum profesional dan kelas pekerja industri yang muncul di tengah tengah stuktur sosial yang ada.
Selama perang kemerdekaan berlangsung, Simon blolivar bercita cita untuk mempersatukan negara Negara koloni Spanyol dan semangat ini pun juga dimiliki oleh tokoh tokoh yang lainnya. Namun upaya untuk mempersatukan Negara Negara baru tersebut memiliki bebrapa halangan yang salah satunya adalah karena faktor geografis di kawasan Amerika latin. Secara geografis kawasan Amerika latin wilayah tengah dan selatan terpisah. Gurun Atacama dan hutan tropis yang sangat luas dan lebat di wilayah amazon mengahalangi kontak anatara satu masyarakat dengan lainnya. Sehingga dengan adanya hal ini telah mendorong terciptanya regionalisme lokal dalam arti kesetiaan kepada wilayah geografis yang sempit. Selain itu alasan susahnya persatuan yang ada di Negara Amerika latin adalah karena cukup beragamnya bentuk negara dan pemerintahan yang ditawarkan oleh kelompok kelompok yang bersatu dalam gerakan kemerdekaan. Dan ini akhirnya menyulut pertikaian yang berbuntut perang saudara antar kelompok pemimpin kemerdekaan. Perbedaan kepentingan tersebut busa kita tilik dari Republik Colombia Raya yang terpecah menjadi 18 Negara merdeka.

2.3  Hasil Perjuangan Kemerdekaan Amerika Latin

Perjuangan suatu bangsa dalam mencapai kemerdekaan negaranya dari bangsa kolonial sudah pasti menimbulkan berbagai dampak atau hasil dalam berbagai bidang kehidupan di negara yang dijajah dan bagi negara yang menjajah. Hal ini dapat disadari karena memang suatu penjajahan dalam suatu negara sangat mempengaruhi berbagai sendi kehidupan, yang secara pasti tentu banyak merugikan bagi bangsa yang terjajah dan menguntungkan bangsa yang menjajah. Karena merugikan bagi bangsa yang dijajah, sehingga menimbulkan banyk pergolakan atau pergerakan bangsa yang terjajah untuk mendapatkan kemerdekaan dari bangsa yang menjajah. Pergerakan tersebut dapat dibilang sebagai pergerakan kemerdekaan dengan menggunakan berbagai cara-cara tersendiri seperti perang ataupun gerakan lain yang dilakukan demi tercapainya suatu kemerdekaan.
Berikut hasil yang didapatkan dari adanya pergerakan kemerdekaan di Amerika Latin, yaitu :
  1. Bidang Politik
Banyaknya pergerakan kemerdekaan yang dilakukan di berbagai negara di Amerika Latin yang ingin terbebas dari penjajah Spanyol dan Portugis yang menjajah negara-negara di Amerika latin memiliki satu tujuan yang sama yaitu merdeka. Negara-negara di Amerika Latin melakukan berbagai banyak cara untuk memerdekakan negaranya. Perjuangan ini tidak dilakukan dalam waktu yang singkat dan telah banyak menimbulkan kerugian bagi bangsa yang melakukan pemberontakan itu sendiri. Namun, hal ini tidak terasa ketika hasil fundamental pertama yang dicapai adalah sudah pasti dalam bidang politis yaitu dicapainya Kemerdekaan.
Selain itu, secara fisis berati hasil yang dicapai bagi negara yang melakukan pergerakan kemerdekaan adalah dapat tertranslasikannya wilayah jajahan menjadi teritor nasional negara-negara yang dijajah. Namun, pada umumnya kondisi-kondisi dinegara yang baru saja merebut kemerdekaan dari penjajah adalah sangat menyedihkan. Hal ini juga berlaku bagi negara-negara dihampir seluruh negara baru merdeka di Amerika Latin. Terbukti denagn pengalaman berpolitik yang belum ada, karena kegiatan berpolitik bagi negara-negara yang dijajah ini adalah baru dimulai pada saat masa perang kemerdekaan itu juga. Ditambah lagi dengan timbulnya perbedaan pendapat secara prinsipal mengenai arah dan tujuan pada saat mencetusnya perang.
Mengenai bentuk pemerintahan, pada negara-negara yang baru merdeka adalah banyak yang memiluh bentuk Republik, kecuali Brazil, Meksiko (awal merdeka berbentuk kekaisaran, namun kemudian berganti menjadi Republik), dan Haiti. Namun, pemilihan bentuk pemerintahan Republik tidak selalu mulus, karena masih sering terjadi banyak pertentangan antara bentuk pemerintahan mana yang lebih baik, monarkhi atau republik. Hal ini pernah dipertentangkan secara fundamental oleh tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan, seperti halnya : San Martin, Simon Bolivar, Bel Grano, Rivadavia, Sucre, Pueyrredon,dan Lucas Aleman.
  1. Bidang Sosial
Secara mental spiritual, kesadaran akan pengabdian dan kecintaan tanah air (patriotisme) mulai muncul pada jiwa rakyat dari bangsa-bangsa yang terjajah. Hal ini lambat laun mengubah dirinya menjadi suatu faham akan pentingnya nilai-nilai nasional sebagai landasan terpokok dalam kehidupan berpemerintahan sendiri (nasinalisme). Kepercayaan terhadap diri masing-masing bangsa makin tebal dan kepercayaan ini menyebar pula dalam kebudayaan, baik kebudayaan material maupun kebudayaan spiritual.
Hasil pergerakan kemerdekaan di Amerika Latin dalam bidang sosial dapat dilihat pada masyarakat Amerika Latin yang baru saja merdeka memiliki corak feodal dan aristokrat yang menyebabkan timbulnya klas-klas baru dalam masyarakat, yaitu :
a)      Klas Atas. Terdiri dari tuan-tuan tanah besar dan bangsawan gereja yang umumnya adalah orang-orang Spanyol.
b)      Klas Menengah. Terdiri dari golongan industralis dan pedagang.
c)      Klas Rendah. Terdiri dari golongan rakyat miskin, petani, penggarap tanah, pekerja/buruh kecil yang umumnya adalah orang-orang Indian.
d)     Klas baru. Klas baru ini adalah Klas yang terdiri dari dari orang-orang militer atau Caudillo yang mersa telah berjasa dalam perang-perang kemerdekaan dan menganggap dirinya juga penting dalam masa berikutnya. Kals inilah yang kemudian berkembang menjadi klas militer, yang merintis sistem kediktatoran militer atau Caudillismo di Amerika Latin, sehingga akhirnya banyak negara di Amerika Latin yang tebiasakan denga junta-junta militer.
  1. Bidang Kebudayaan
Masyarakat Amerika Latin yang baru (setelah dicapainya kemerdekaan) mulai menggali lagi nilai-nilai kebudayaan lama yang hampir punah karena penjajahan Spanyol dan Portugal, yang sketika itu disesuaikan dengan nilai-nilai modern yang disesuaikan perkembangan zaman. Meskipun pada kenyataannya, hal ini tidak semulus yang diharapkan karena masalah budaya adalah masalah yang sensitive bagi rakyat pada umumnya yang menimbulkan terjadinya pertentangan-pertentangan antara harapan dan kenyataan, antara idealisme dan realisme, antara cita-cita dan kemampuan.
Hal ini terjadi karena selama tiga abad negatra yang terjajah mengalami keterbelakangan dari negara-negara lain yang tidak mungkin dapat diselasikan dalam waktu singkat mengingat kemampuan-kemampuan manusianya yang terbatas.
  1. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi bagi negara-negara di Amerika Latin yang baru saja mengalami kemerdekaan adalah tidak memiliki pengalaman ekonomi yang banyak, sehingga memaksa negara-negara di Amerika Latin untuk mengikat pakta-pakta perdagangan dengan Inggris dan Amerika Serikat, untuk memulihkan kembali potensi ekonomi-perdagangan (terutama pertambangan), yang banyak mengalami kerusakan pada masa perjuangan kemerdekaan.
  1. Bidang Pendidikan
Kondisi pendidikan rakyat di Amerika Latin setelah perjuangan kemerdekaan adalah rakyat tetap terbelakang dan buta huruf. Untuk mengatasi kesulitan ini diusahakan segera pendirian sekolah-sekolah, namun sayangnya hampir setiap pemerintahan baru di Amerika Latin ketika itu adalah terbentur pada soal biaya. Pendidikan masih bersifat klasikal dan humanistis. Sistem-sistem Inggris dan Amerika Serikat berangsur-angsur mulai mengantikan sistem Spanyol dan Portugis yang sebelumnya dianut di Amerika Latin. Lembaga-lembaga pendidikan tinggi masih diusahakan oleh golongan gereja, seperti halnya :
  • Chuquisaca di Bolivia
  • San Marcos di Peru
  • Santa Fede Bogota di Colombia Raya
  • Cordoba di Argentina
  • Santiago di Chili
Selain itu, di Amerika Latin juga memiliki  tokoh pemikir yang terkenal seperti :
  • Jose Bonifacio de Andrada e Silva (1765-1838)
  • Andreas Bello (1781-1865). Seorang pemikir dari Brazil yang juga seorang ahli hukum , penulis, dan pendidik di Chili.
  • Lucas Alaman (1792-1853). Seorang negarawan dan ahli sejarah Meksiko.
  • Antonio Jose Irisarri (1786-1868) seorang ahli filologi, penulis dan penyair kelahiran Amerika Tengah.
  • Jose Joaquin Olmedo (1780-1847) yaitu seorang penyair Ecuaddor.

  1. Bidang Keagamaan
Rakyat Amerika Latin tetap memeluk agama katolik Roma, sedangkan untuk golongan suku Indian, Negro, Meztizo, dan Mulatto adalah percampuran antara Katolisisme, penyembahan berhala, dan kepercayaan-kepercayaan tradisional.
  1. Masalah Kepemilikan Tanah
Masalah kepemilikan tanah adalah salah satu hasil dari pergerakan kemerdekaan negara-negara di Amerika Latin. Hal ini dikarenakan  masalah kepemilikan tanah selalu merupakan masalah pokok dalam mencapai keadilan sosial di Amerika Latin.  Hal ini sudah berlangsung sejak zaman penjajahan Spanyol atau Portugal di kawasan Amerika Latin yang melakukan praktek-praktek oligarkhi dan nepotisme waktu itu. Seperti contohnya raja yang memberikan tanah luas kepada keluarga, kerabat, atau kenalan raja, dan juga hak waris. Sedangkan raja hanya memberikan tanah yang kecil kepada petani kecil. Penghuni tanah-tanah kecil ini adalah orang-orang Indian, yang dipekerjakan secara paksa disana dan hasilnya diberikan kepada keluarga, kerabat, atau kenalan raja, dan juga hak waris. Selain itu, gereja juga diberi tanah yang luas bauk di desa mupun dikota, sehingga siapapun yang ingin tinggal ditanah tersebut harus membayar sewa kepada gereja. Para pendeta gereja adalah umumnya orang Spanyol. Dibanyak negara di Amerika Latin, masalah tanah inilah yang seringkali menyebabkan  revolusi atau pergolakan didalam negeri.
  1. Munculnya Revolusi-revolusi dalam negeri atau perang saudara di Amerika Latin.
Munculnya Revolusi-revolusi ataupun perang saudara di Amerika Latin adalah diawali dari permasalahan tanah juga dar keadaan dalam Amerika Latin yang masih mengalami masa-masa suram pasca memperoleh kemerdekaan. Revolusi-revolusi yang mucul di Amerika Latin adalah :
a)      Revolusi pada masa Republik dan Gerakan Pembaharuan (1822-1875) di Meksiko. Meksiko mengalami pergolakan antara golongan pro-raja, konservatif, dan sentralis melawan golongan Republik, liberalis, dan federalis. Dalam pergolakan ini, terjadi intervensi langsung dari Amerika Serikat. Hal ini membuat Meksiko kalah dan berakibat dilepaskannya daerah Texas kepada Amerika Serikat.
b)      Revolusi Meksiko (1910-1920). Revolusi ini terjadi pada dua tahap, yaitu : Tahap Pertama (1910-1916) yang bertujuan untuk menggulingkan sistem kediktatoran Presiden Porfirio Diaz dan menyusun Konstitusi. Tahap Kedua (1917-1920) yang merupakan tahap konsolidasi hasil-hasil revolusi dan pelaksanaan konstitusi.
c)      Pergoalakan di Amerika Tengah darigolongan liberal melawan golongan konservatif mengenai masalah-maslah Konfederasi. Akhirnya bentuk konfederasi ditinggalkan mualai tahun 1844, dan masing-masing negara menjadi berdiri sendiri-sendiri.
d)     Perang Saudara di Colombia Raya anatar golongan konservatif dan liberal, antara mereka yang ingin bentuk Republik kontra yang mencintai monarkhi. Dalam tahun 1831, Colombia Raya mencair kembali menjadi 3 negara : Colombia, Venezuela, dan Equador.
e)      Pergolakan-pergolakan dalam negeri dan perang-perang saudara antara golongan Konservatif melawan golongan liberal, golongan republik melawan golongan monarkhi, golongan federalis melawan sentralis yang terjadi di Venezuela pada tahun 1835 sampai tahun 1900’an.
f)       Masalah pembagian kekayaan yang tidak merata (terutama masalah kepemilikan tanah) yang terjadi di Argentian semakin meruwetkan situasi di Amerika Latin.
Dari banyaknya masalah-masalah ini, membuktikan bahwa Amerika Latin masih memerlukan waktu yang panjang untuk mengkonsolidasikan hasil-hasil perang kemerdekaan dan hasil-hasil revolusinya.
  1. Nasionalisme dan Regionalisme
Jiwa-jiwa nasionalisme pada rakyat di Amerika Latin sudah muncul smenjak adanya perjuangan rakyat untuk merebut kemerdekaan dari tangan penjajahan Spanyol, Portugal, dan Perancis yang menjajah negara-negara di Amerika Latin.  Semangat-semangat nasionalisme ini semakin tumbuh pada masa-masa perang saudara dan revolusi. Nasionalisme ini bertambah tumbuh seiring dengan berhasilnya konsolidasi hasil-hasil revolusi. Faktor-faktor pendorong terjadinya Revolusi tersebut adalah :
a)      Faktor Penjajahan Spanyol
Penjajahan oleh bangsa Spanyol di Amerika Latin ini merupakan faktor terpokok, karena penjajahan yang dilakukan bansa Spanyol ini berlangsung selama tiga abad lamanya. Berjuang melawan penjajah asing merupakan tindakan yang patriotik dan revolusioner. Patriotisme inilah yang lambat laun masuk kedalah paham tentang pentingnya bangsa, eksisitensi bangsa, jiwa dan tujuan perjuangan bangsa, dan nasionalisme. Bahkan Spanyol sendirilah yang ikut menumbuhkan jiwa nasionalisme rakyat di Amerika Latin. Hal ini dikarenakan dalam waktu yang lama setelah tercapainya kemerdekaan bekas daerah jajahan Spanyol, Spanyol tetap enggan mengakui kemerdekaan negara-negara jajahannya. Sedangkan Portugal yang menjajah Brazil sudah mengakui kemerdekaan Brazil apa tahun 1825, begitu pula dengan Prancis yang mengakui kemerdekaan Haiti pada tahun yang sama 1825.
b)      Pemerasan yang dilakukan Gereja
Pemerasan ini dilakukan oleh gereja kepada rakyat menyangkut masalah tanah dan kekayaan negara, serta pememrasan dalam pengkristenan golongan rendah dari lapisan masyarakat (terutama orang-orang Indian). Pengkristenan ini dilakukan oleh pendeta-pendeta gereja yang merupakan orang-orang Spanyol. Hal ini dianggap pemerasan oleh rakyat yang dilakukan oleh orang-orang Spanyol dan pemerintahan Spanyol diseberang lautan. Orang-orang Spanyol ini menganut sistem katolisisme Roma yang berpusat di Italia, dan hierarki gereja yang dibawa oleh orang-orang Spanyol. Hal ini menyebabkan bertambah tajamnya perbedaan klas-klas sosial yang telah ada.
c)      Intervensi Asing
Pada masa-masa perang kemerdekaan dan perang saudara serta revolusi, sebenarnya merupakan duplikasi dalam bentuk mini atas kedatangan bangsa asing ke Ameria Latin lagi antara tahun 1585- 1700. Salah satu contohnya adalah intervensi yang dilakukan oleh Amerika Serikat pada perang saudara di Meksiko. Hal ini pun mendapat sambutan keras dari dari rakyat Amerika Latin, sehingga presiden Amerika Serikat ketika itu langsung mengeluarkan amanatnya pada kongres Amerika Serikat pada tanggal 2 Desember 1823. Presiden Monroe menyatakan bahwa setiap campur tangan negara-negara Eropa terhadap negara-negara yang baru merdeka dikawasan Amerika, akan dipandang sebagai tindakan yang tidak bersahabat terhadap Amerika Serikat. Pernyataan ini yang kemudian dikenal dengan ‘Doktrin Monroe’ yang semula bersifat defentif, tetapi pada prakteknya dipraktekkan terlalu jauh oleh Amerika Serikat, bahkan terbukti bawa negara ini melakukan intervensi fisik secara langsung terhadap persoalan negara-negara di Amerika Latin.
d)     Kekhawatiran terhadap pengaruh asing
Kekhawatiran ini mulai timbul setelah selesainya perang kemerdekaan. Hal ini beriringan dengan meluasnya perdagangan di Amerika Serikat dan Inggris. Hal inilah yang memicu kekhawatiran bangsa-bangsa di Amerika Latin tehadap pengaruh asing, mula-mula dibidang ekonomi, perdagangan dan investasi modal asing di sektor perindustrian, kemudian menjurus lebih lanjut kepada kekhawatiran tentang pengaruh nilai-nilai kebudayaan bangsa asing. Kekhawatiran ini banyak ditunjukan oleh orang-orang terkemuka di Amerika Latin, sperti Jose Marti (1853-1895), dan Jose Enrique Rodo (1872-1917).
e)      Faktor Nasional
Faktor ini merupakan faktor yang inheren dalam masyarakat Amerika Latin sendiri, hal ini dikerenakan pada umumnya corak masyarakat Amerika Latin adalah paternalistis. Ikatan keluarga dirasakan sangat kuat disana, baik didesa maupun dikota, dikalangan masyarakat rendah maupun dikalangan lapisan elite modern. Bukti nyata dari kuatnya rasa kekeluargaan ini adalah fungsi “bapak” yang sangat menonjol pada kehidupan keluarga, bukan hanya sebagai seorang pelindung, tetapi juga sebagai seorang “laki-laki”, dan seorang laki-laki dalam “ideal type”. Amerika Latin harus mempunyai sifat dan bersikap laki-laki, bersifat dan bersikap jantan, atau macho. Figur bapak ini kemudian dibawa sampai ke lingkungan sosial-politik, hal ini menyebabkan timbulnya “personality politics” dengan bapakisme pemimpinisme. Bagi banga Amerika  Latin, seorang pemimpin dinilai dari hubungan antara-manusia daripada hubungan antar-persoalan. Seorang pemimpin harus pula bersifat berani dan jantan. Kejantanan mengusir penjajah, berkelahi, dan bertempur merupakan atribut dari pahlawan nasional, juga atribut dari nasionalisme.
Selain jiwa nasionalisme yang begitu tinggi merasukj pada jiwa rakyat dan pemimpin-pemimpin di Amerika Latin, mereka juga memerlukan koordinasi dan persatuan antar negara-negara di Amerika Latin sendiri. Hal yang diperlukan adalah Regionalisme, regionalisme sangat dibutuhkan untuk membina kawasan Amerika Latin. Faktor-faktor yang melatar belakangi timbul dan berkembangnya regionalisme di Amerika Latin adalah :
  • Faktor Intern
Karena negara-negara di Amerika Latin memandang perlu adanya kerja sama kawasan (regional cooperation) untuk bersama-sama mengkonsolidasikan hasil-hasil perang kemerdekaan dan revolusi. Mereka juga memandang penting pula adanya kerjasama dalam membangun masyarakat Amerika Latin, walaupun masing-masing pemerintah akan menetapkan polanya sendiri.
  • Faktor Ekstern
Masyarakat Amerika Latin melihat adanya bahaya yang mengancam, baik yang berupa intervensi fisik maupun intervensi politik yang kasar, maupun yang berupa penetrasi sosial, ekonomis dan kultural, serta bentuk-bentuk baru dari subversi asing yang lebih halus ramifikasinya.
f)       Fungsi Militer dan Militerisme
Golongan militer merupakan faktor dinamisasi (bahkan faktor pendobrak) yang sangat menentukan dlam perjuangan melawan penjajah. Setelah perjuangan kemerdekaan selesai, mereka mengatur dirinya dalam organisasi – organisasi militer yang lebih sempurna. Setelah perang kemerdekaan yang dilanjutkan revolusi, atau perang saudara dalam negeri, golongan militer “military elite” merupakan satu – satunya golongan yang keluar dari kesulitan dengan organisasi dan disiplin yang jauh lebih baik dibanding dengan golongan politik atau partai – partai politik.
Semula, semua golongan militer di Amerika Latin berkeinginan langsung untuk memainkan fungsi politiknya pula. Namun setelah melalui beberapa kesulitan, akhirnya fungsi politik golongan militer dapat berangsur – angsur berubah menjadi fungsi militer professional hingga sekarang. Timbullah profesionalisme militer yang sekarang ada di Meksiko, dimana kekuasaan pemerintahan berada di tangan kekuatan sipil dan kekuasaan militer hanya merupakan unsur pembantu keamanan kepolisian. Namun berbeda dengan negara-negara di Amerika Latin lainnya. Mereka berkeinginan terus mempertahankan politiknya di sector-sektor social-politik tanpa melepaskan kedudukan dan fungsinya sebagai militer. Intervensi militer ini memiliki beberapa motivasi diantaranya :
  • Motif politik, yakni rasa tanggung jawab untuk mengatasi suatu kemacetan politik yang disebabkan oleh pergolakan dari partai – partai politik.
  • Motif ekonomis, yaitu ingin menyelamatkan bangsa dari kehancuran  ekonomi. Bahkan ada pula yang menggunakan motif ekonomis-materiil untuk kepentingan pribadi.

2.4  Permasalahan yang Terjadi di Amerika Latin

Problematika sosial akibat masih kuatnya stuktur sosial yang kaku juga merupakan salah satu masalah yang menggelayuti masyarakat Amerika Latin. Pembilahan sosial dan rasial menghasilkan halangan yang besar bagi pembentukkan negara perwakilan karena negara-negara baru mayoritas melaksanakan tata pemerintahan seperti yang telah dilakukan oleh Amerika Serikat. Kesulitan dalam menjalankan pemerintahan yang mensyaratkan adanya sistem perwakilan dan juga pemilihan umum ini ditolak mentah-mentah oleh para caudillos (diktaktor). Selain itu kaum creole juga tidak mau untuk berbagi kekuasaan yang telah mereka dapatkan atas kelompok peninsulares. Sementara itu alasan dari masyarakat Meksiko untuk tidak mau bersatu dikarenakan adanya persepsi dari mereka yang merasa telah dipinggirkan dari pangung politik dan gelanggang kekuasaan.
Peranan agama yang dalam hal ini peranan gereja yang terlalu kuat dalam sistem pemerintahan ekonomi serta sistem sosial juga menjadi bumerang bagi upaya mempersatukan Negara di wilayah Amerika Latin. Para petinggi gereja masih tetap berpihak kepada tuan tanah daripada kelas sosial yang lainnya. Hal ini telah berdampak terhadap kekuasaan yang berjalan tetap bersifat konservatif dan korporatif. Setelah upaya untuk mencapai kemerdekaan berhasil dilakukan oleh Negara Negara baru di Amerika latin muncul masalah kembali yakni ancaman imperialisme dari Negara Negara barat khususnya Spanyol.
Pada tahun 1820-an, spanyol meminta bantuan kepada para sekutunya di eropa untuk menaklukkan kembali koloni koloninya di Amerika latin. Austria pun tertarik untuk membantu namun hal ini tidak disepakati oleh Inggris dan juga Amerika serikat. Oleh karena itulah maka di tahun 1823, Inggris meminta Amerika serikat untuk membuat deklarasi bersama menentang intervensi Eropa ke Amerika Latin. Presiden amerika yakni James Monroe, pada akhirnya karena adanya permintaan Inggris mengeluarkan statment resminya di acara konggres tahunan tanggal 2 Desember 1823. Kebijakan tersebut adalah kebijakan untuk berpihak pada Negara negara Amerika latin. Pidato ini terkenal dengan nama ”Doktrin Monroe”. Pada doktrin Monroe, ada empat prinsip dasar, yang cukup terkenal. Antara lain :
  • Amerika serikta tidak akan mencampuri amsalh maslah internal ataupun peperangan di antara Negara eropa
  • Amerika serikat mengakui dan tidak mencampuri koloni yang masih ada di bawah keuasaan negara Negara eropa
  • negara Eropa harus menghentikan kolonisasi lebih lanjut
  • Upaya apapun oleh Negara Eropa untuk menekan atau mengendalikan Negara manapun d dunia akan diapndang sebagai tindakan kekerasan melawan Amerika Serikat.

Pernyataan atau Doktrin Monroe ini mendapatkan dukungan dari Inggris dimana inggris telah mempersiapkan kekuatan angkatan lautnya yang cukup ditakuti karena jumlah dan kualitasnya yang cukup banyak dan baik. Dan dengan adanya doktrin Monroe ini hubungan amerika serikat dengan Negara amerika latin makin dekat karena ada persepsi bahwasanya amerika serikat telah membantu untuk melindungi kawasan amerika latin. Namun persepsi negatif dalam melihat sikap amerika Serikat terhadap kawasan Amerika latin pun juga muncul. Pemerintah Negara Negara amerika latin berfikir bahwa amerika serikat menggunakan doktrin monroe sebagai media untuk mendominasi benua amerika. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan investasi dari Amerika maupun sekutunya yakni Inggris yang meningkat setelah keluarnya doktrin Monroe.
Sikap dari amerika serikat yang begitu mencampuri urusan Amerika latin telah membuahkan pergolakan fisik antara amerika dengan Spanyol. Dimana dengan adanya insiden meledaknya kapal amerika maka sikap untuk bermusuhan dengan Spanyol muncul di benak rakyat Amerika dan akhirnya telah berhasil mengusir kekuatan Spanyol dari Kuba. Selain ekses yang diakibatkan oleh adanya perana yang begitru besar dari Amerika maka dalam pembuatan rancangan konsitusi Kuba tahun 1900, pihak amerika serikat memaksakan adanya satu dokumen yang terkenal yakni, Amandemen senator orville hitchcock platt (platt amendement). Dalam amndemen ini pihak amerika memberikan hak untuk dapat mencampuri urusan dalam Negeri dari negara kuba. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi harta dan benda serta warga Amerika serikat yang ada di Kuba. Tentu saja hal ini telah membuat pembatasan hak dari Kuba dalam meminta bantuan asing lainnya. Sekaligus tidak dapat untuk mencegah keinginan dari Amerika untuk membangun pangkalan angakatan lautnya di Kuba.
Interpestasi yang meluas dari Doktrin Monroe terjadi seiring dengan tampilnya aamerika serikat menjadi salah satu kekuatan dunia. Amerika mengkalim bahwasanya negara ini adalah polisi dunia. Sehingga negara Negara amerika latin ikut menjadi wilayah pengaruhnya serta menjadi penyumbang kekuatan dari Amerika secara finansial. Selain itu dengan adanya penginteprestasian yang meluas atas doktrin mempermudah upaya amerika serikat untuk mendapatkan akses sumber daya dari Negara amerika latin. Namun upaa Ameruika bukanlah tanpa ada tantangan dari negara negara kolonial lainnya atupun dari pemerintah Negara baru di Amerika Latin.
Untuk mendaptakan akses pelayaran yang cepat dan menguntungkan amerika menginginkan adanya pembangunan terusan panama, agar pelayaran dari merika serikat menuju lautan pasifik dapat dilakukan tanpa memutari amerika selatan. Presiden Roosevelt mengajukan ide untuk membangun terusan yang melintasi tanah genting panama, yang berada dibawah kekuasaan kolombia. Namun pemerintah Kolombia enggan memberikan hak pembangunan ini. Namun akal culas dari amerika dengan melakukan politk adu domba dengan mendorong rakyat panama untuk memberontak terhadap pemrintah kolombia telah membeku kan keinginan dari pihak pemerintah kolombia. Pembangunan terusan panama pun berhasil dilakukan pada tahun 1904. Tentu saja pembangunan ini membawa keuntungan pada pihak Amerika, tidak saja keuntungan secara ekonomi namun secra politis amerika diuntungkan. Selruh kawasan Amerika Latin dapat dikontrol oleh Amerika Serikat dengan adanya pembangunan terusan Panama.
Tahun 1930, merupakan tahun yang bersejarah bagi Negara Amerika Latin, karena di tahun inilah yang menjadi tahun titik balik dalam sejarah amerika latin. Ditandai dengan jatuhnya kekuatan oligarki dan adanya akselerasi proses modernisasi secara baik. Kelas menengah muncul dengan massif, perhimpunan dagang menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan, pun juga mulai menggeliat. Para pemimpin negara amerika latin yang mulai menyadari adanya kelemahan secara ekonomi dari negara negara ini adalah terlalu mengandalakn sektor ekspor bahan mentah dan komoditas muali melakukan pembangunan industrialisasi. Dan pembangunan industrialisasi telah membawa pengaruh yakni terciptanya akselerasi transformasi sosial. Hal ini ditunjukkan dengan ide untuk melakukan beberapa hal, yang antara lain :
1)      pemisahan kekuasaan gereja dengan negara,
2)      Perdagangan bebas,
3)      perluasan hak pilih.
Upaya untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi mendapatkan tantangan terbesar karena ada maslah ledakan jumlah penduduk. Dampak dari hal ini tentu saja jumlah kemiskinan yang makin meningkat serta ketersediaan pangan yang makin menghinggapi titik kritis. Selain itu ledakan jumlah penduduk ini telah meningkatkan jumlah masyarakat yang tidak dapat meng akses pendidikan makin meningkat. Oleh karena itulah maka pemerintah negara amerika latin melaksanakan agenda reformasi agraria (land reform) sebagai upaya menangani kesulitan ekonomi yang menimpa baik masyarakat ataupun juga Negara. Tanah tanah dari para tuan tanah yang cukup luas disita oleh Negara dan kemudian dibagikan kepada masyarakat.
Gerakan modernisasi cukup banyak membuahkan perubahan bagi negara Negara amerika latin. Namun tetap saja, Negara amerika Latin memiliki ciri khas yakni masyarakat konfliktual. Dengan adanya modernisasi telah membuat pembilahan politik yang makin runcing. Kelompok konservatif yang lebih didukung oleh militer selalu menetang adanya perubahan (reformasi) yang disuarakan oleh kelompok sayap kiri (oposisi). Namun efek dari pembilahan politik ini telah mendorong adanya pemerintahan militer tercipta di negara negara Amerika latin misalnya saja, yang terjadi di Chile, Uruguay.
Meskipun dalam suasana konfliktual namun organsisasi yang bersifat regional maupun internasional terus digalang, dengan harapan akan tercipta keharmonisan politik dan kesejahteraan ekonomi di amerika latin. Organisasi tersebut misalnya saja The Organitation of american states (OAS), Organization de los Estados Americanus (OEA), kemudian di tahun 1975 muncul Sistema Economico latino Americano (SELA), Latin America free trade (LAFTA) yang kemudian berganti nama di tahun 18 maret 1981, menjadi, latin American Integration Association (LAIAI).
Pada abad 20, persoalan Negara amerika Latin mayoritas sama yakni mengalami hutang luar Negeri yang makin meningkat tajam. Hal ini tidak bisa kita lepaskan dengan adanya pembangunan nasional yang terjadi. Negara amerika latin di awal pembangunannya belum mampu untuk melakukan pembiayaan secara mandiri oleh karena itulah maka hutang luar negeri dianggap sebagai sebuah alternatif solusi untuk melakukan pembangunan. Jumlah hutang yang makin meningkat secara simultan meningkat peranan dari amerika terhadap negara Negara Amerika latin.
Karena beban hutang yang makin menumpuk telah mengakibatkan adanya terkurasnya cadangan devisa negara untuk membayarnya juga telah berakibat terhadap makin kuatnya bangunan neoliberalisme di Negara Negara kawasan Amerika latin. Hal ini ditandai dengan makin banyaknya privatsasi asset negara kepada pihak swasta asing.

BAB 3. PENUTUP

3.1  Simpulan

Amerika Latin adalah wilayah yang banyak didatangi oleh para penjajah karena memiliki banyak sumber daya alam, oleh karena itu sejarah perpolitikannya banyak diwarnai oleh negara-negara di luarnya. Setelah Perang Dunia II banyak negara di Amerika Latin mendeklarasikan kemerdekaannya. Hal ini didukung sikap negara koloni yang melakukan dekolonisasi.
Wilayah Amerika Utara telah berhasil memerdekakan diri pada tanggal 1 Juli 1776. Hal ini kemudian membuat keinginan dari masyarakat yang berada di wilayah Amerika selatan makin kuat untuk berusaha melakukan upaya memerdekakan diri. Disulut oleh banyaknya pemikiran dari kaum pencerahan di eropa telah mendorong semangat dari masyarakat amerika latin makin menjadi jadi. Di Mexico, Amerika tengah, selatan, karibia, masyarakat mulai untuk mengambil alih kontrol atas masalah masalah mereka. Kemerdekaan di amerika Latin lebih bersifat sebagai perjuangan untuk melepaskan diri dari cengkeraman pihak kolonial yakni Bangsa Spanyol dan juga Portugis.
Perjuangan suatu bangsa dalam mencapai kemerdekaan negaranya dari bangsa kolonial sudah pasti menimbulkan berbagai dampak atau hasil dalam berbagai bidang kehidupan di negara yang dijajah dan bagi negara yang menjajah. Hal ini dapat disadari karena memang suatu penjajahan dalam suatu negara sangat mempengaruhi berbagai sendi kehidupan, yang secara pasti tentu banyak merugikan bagi bangsa yang terjajah dan menguntungkan bangsa yang menjajah. Karena merugikan bagi bangsa yang dijajah, sehingga menimbulkan banyk pergolakan atau pergerakan bangsa yang terjajah untuk mendapatkan kemerdekaan dari bangsa yang menjajah. Namun atas perjuangan dari rakyat Amerika Latin itulah banyak negara-negara yang dapat mendeklarasikan kemerdekaannya.

DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.