Senin, 26 Mei 2014

RESUME



 
REVOLUSI AMERIKA “RICHARD B. MORRIS”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampuh Dr. Suranto, M.Pd.









Oleh :


Hajar Riza Asyiyah         (120210302051)

Kelas B







PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

Revolusi Amerika bukanlah suatu pemberontakan dari kaum ploretariat, tapi revolusi ini dipimpin oleh kaum ningrat (Whig) yang mencari kebebasan dari tekanan-tekanan politik dan ekonomis yang dipaksakan oleh pemerintah Inggris. Tenaga perjuangan patriotik dikerahkan dari segenap kelas dan golongan-golongan ekonomis. Tahun 763 Kerajaan Inggris yang lama mengalami keadaan krisis, oleh karena itu Inggris melakukan pemungutan pajak. Meskipun dimasa Perang Tujuh Tahun Inggris melakukan pemungutan pajak, hutang Inggris setelah berakhirnya perang tersebut telah berlipat ganda. Tujuan utama Inggris adalah untuk mengusahakan supaya perdagangan di tanah-tanah jajahan menyesuaikan diri dengan sistem merkantilisme, yaitu menyediakan bahan-bahan mentah dengan harga rendah dan sebagai tempat pemasaran barang-barang buatan Inggris.
George Grenville mengusulkan tentang Undang-Undang Gula dari tahun 1764 dan juga mengusulkan untuk memungut pajak di luar negeri dengan menetapkan pajak di tanah jajahan melalui bea materai yang dipungut di Amerika. Usul tersebut mengakibatkan adanya pertentangan dari kaum pedagang yang mengorganisir pemboikotan terhadap barang-barang Inggris. Selain kaum pedagang dan intelektuil, peranan masa seperti organisasi-organisai pun menggunakan kekerasan untuk memaksa agen-agen materai meletakkan jabatannya dan memaksa para pedagang menghentikan pesanan barang-barang Inggris. Charles Townshend, seorang yang jenaka, pemberani dan keras kepala mengusulkan beberapa macam cukai impor antara lain kertas, teh, dan cat.
Terjadinya bentrokan antara orang-orang sipil dan prajurit-prajurit di New York dan Boston pada tahun 1770, mengakibatkan pembatalan rencana bea cukai Townshend sehingga untuk sementara dapat menenangkan ketegangan antara tanah-tanah jajahan dan negara induk. Namun terjadinya pembakaran kapal Gaspee (10 Juni 1772) ketenangan di Amerika pun terganggu. Kemudian Dewan Perwakilan Rakyat Virginia mengusulkan untuk membentuk Panitia Korespondensi disemua tanah jajahan untuk menentang politik Inggris.
Beberapa undang-undang paksaan dikeluarkan sebagai tindakan dari orang-orang tanah jajahan terhadap hak-hak kemerdekaan Amerika. Perjuangan Amerika juga dilakukan melalui pers, surat-surat sebaran dan peranan dalam mimbar gereja yang mencerminkan gerakan nasionalisme dan kemerdekaan. Gerakan tersebut dipimpin oleh Panitia Korespondensi dan Keamanan. Setelah diadakannya Kongres Kontinental pertama yang merupakan pertentangan antara golongan radikal dengan konservatif, pada 10 Mei Kongres Kontinental kedua yang radikal melakukan peperangan dalam waktu empatbelas bulan tanpa menyatakan diri merdeka secara resmi.
Setelah kemerdekaan Amerika telah dinyatakan, bangkitlah rasa nasionalisme di Amerika. Pada saat berlangsungnya Kongres Kontinental pertama, nasionalisme Amerika sebenarnya sudah bergerak. Pernyataan kemerdekaan tidak dapat dilaksanakan sebelum disetujui oleh kerajaan. Tujuan dari proklamasi Amerika adalah untuk membubarkan ikatan-ikatan politiknya dan untuk mengambil kedudukan tersendiri serta sederajat diantara negara-negara di dunia, sebagaimana dianugerahkan oleh Tuhan. Proklamasi itu juga mencerminkan pemikiran politik dari kaum Whig di Amerika.
Pada tanggal 4 Juli 1776 dibuat sebuah neraca perimbangan militer yang memperlihatkan bahwa komandan-komandan Inggris di Amerika mempunyai kelebihan berupa pasukan-pasukan yang perlengkapannya cukup, terlatih, dan disiplin. Kaum patriot biasa menggunakan senjata api yang merupakan senapan terbaik dalam membidik melebihi senapan sumbu Inggris. Kaum patriot tidak memiliki angkatan laut yang efektif untuk mencegah orang-orang Inggris memblokir pelabuhan-pelabuhan Amerika. Namun sebagian rakyat memusuhi perjuangan kaum patriot, sehingga menguntungkan pihak Inggris.
Pada permulaan perang, Inggris menolak blokade laut yang erat terhadap ketigabelas tanah jajahan. Tahun 1775 Sir Guy Carleton merencanakan untuk menyerbu New York dari Kanada. Kemudian pihak Kongres member kuasa kepada Jenderal Philip Schuyler untuk merebut setiap kedudukan di Kanada yang dianggap penting bagi keamanan tanah-tanah jajahan. Setelah kampanye yang terjadi di Kanada, pasukan Inggris yang berperang di South Carolina mengalami kegagalan. Dalam Konvensi Saratoga antara Burgoyne dan Gates, menyebabkan Inggris meletakkan senjatanya sehingga Amerika menang, namun hal ini menyebabkan perubahan yang menentukan dalam siasat Inggris.
Setelah Konvensi Saratoga, secara tidak resmi Perancis memberikan bantuan senjata dan uang kepada Amerika kemudian mengadakan persekutuan dengan Amerika untuk mencegah diadakannya perdamaian antara Amerika dengan Inggris. Sebenarnya setelah masa Saratoga, moral kaum patriot jatuh. Kaum patriot digoncangkan dengan adanya rentetan pemberontakan dalam tahun 1780 – 1781 sebagai protes atas kekurangan bahan makanan dan tunggakan bayaran. Sebelum pemberontakan ini terjadi, beberapa pemimpin dihukum mati. Tapi pemberontakan terbesar yang dirasakan adalah ketika terbongkarnya Benedict Arnold yang dianggap sebagai seorang pahlawan ternyata adalah seorang penipu yang hampir saja menyerahkan West Point kepada Inggris.
Inggris mengkhawatirkan akan dilakukannya penyerbuan dadakan, tetapi Perancis dengan peralatan yang kurang dan pimpinan yang lemah dan terpecah tidak dapat melakukan tindakan yang berani. Oleh sebab itu, Savannah jatuh ketangan Inggris pada bulan Desember 1778 dan Augusta pada bulan Januari 1779. Akhirnya komandan tentara induk Amerika di Selatan pada bulan Desember 1780 diserahkan kepada Jenderal Nathanael Greene sebagai seorang pemimpin yang cakap.
Pada tanggal 30 Agustus De Grasse tiba didekat Yorktown mengadakan blockade lautan dan kemudian mendaratkan pasukannya untuk bergabung dengan Lavayette yang sedang mngepung Cornwallis didaratan. Sebuah armada Inggris akhirnya dapat dipukul mundur. Dengan adanya rasa keteguhan hati dari Ketigabelas Negara bagian di Amerika untuk mengatur peperangan, maka wakil-wakil dari setiap negara memberikan suara sebagai suatu kesatuan. Karena tidak adanya suatu badan eksekutif yang kuat, menyebabkan sulitnya melakukan peperangan secara koordinasi dan kelihatannya Amerika mengalami inflasi keuangan. Meskipun ada subsidi dan pinjaman, keuangan Amerika sesudah tahun 1779 mendekati kehancuran. Untuk memperbaiki biaya operasi peperangan baik negara maupun pemerintah federal sangat memperhatikan usaha untuk menahan inflasi harga dan upah. Sebuah konvensi di New England pada akhir tahun 1776 mencoba mengatur batas upah dan harga.
Sesudah peristiwa Yorktown dan dijatuhkannya pemerintah North, perundingan-perundingan perdamaian pun dimulai oleh Franklin yang telah dipenjarakan dalam Tower of London. Disamping pengakuan kemerdekaan Amerika, ketentuan-ketentuan lainnya yang terpenting adalah mengenai pemberian hak kepada Amerika atas daerah-daerah Trans-Appalachia sebelah barat sampai Sungai Mississipi. Hak-hak perikanan Amerika yang tradisional disepanjang Newfoundland dan Nova Scotia juga dijamin.
Kelanjutan demokratis dari revolusi merupakan puncak suatu gerakan politik kearah kemerdekaan yang ingin melepaskan diri dari Inggris. Amerika berhasil membuktikan pada dunia bahwa suatu bentuk pemerintahan republik dapat bekerja dengan efektif terhadap sistem monarkhi. Sebelas dari ketigabelas negara-negara bagian di Amerika telah menyusun undang-undang dasarnya sendiri. Untuk Rhode Island dan Connecticut memilih melanjutkan menggunakan piagamnya yang lama dengan membuang segala hubungan dengan Inggris. Sedangkan Messachusetts mengadakan suatu konvensi undang-undang dasar yang hasilnya disampaikan kepada rakyat.
Sifat-sifat dari undang-undang dasar negara-negara bagian ini adalah adanya sistem perundangan dua kamar (bicameral), kecuali Pennsylvania dan New Hampshire. Tetapi revolusi ini gagal untuk menghapuskan dasar hak milik sebagai syarat memegang jabatan dan memberikan suara. Piagam-piagam mengenai hak-hak dimulai dengan Piagam Hak-hak di Virginia dari tanggal 12 Juni 1776.
Pengaruh sosial dari revolusi ini tidak dapat diukur lagi. Sisa-sisa feodalisme seperti adanya uang sewa yang dulu dikumpulkan oleh Mahkota atau oleh pemilik kolonial telah dihapuskan. Dasar-dasar pemilihan tanah oleh kaum ningrat pun juga dihapuskan. Perundang-undangan negara-negara bagian menghapuskan atau memungkinkan dipindahkannya hak dan tanah-tanah yang dulu dimiliki secara turun-temurun menjadi dengan mudah dapat dipindahkan hak miliknya secara merdeka ataupun untuk mewarisinya.
Zaman revolusi telah mencetuskan kekuatan-kekuatan perikemanusiaan yang kuat dan membantu gerakan-gerakan kearah toleransi agama di Amerika dan menuju kearah penghapusan Gereja Anglikan disemua tanah jajahan dimana telah disokong dengan pajak. Revolusi ini juga membawa perubahan dalam undang-undang hukum pidana dan dalam sistem penjara. Revolusi ini juga memungkinkan sebagai dasar baru untuk bantuan pendidikan dari negara-negara bagian dan mendorong aliran-aliran sekuler dan demokratis dalam daerah itu.
Akhirnya semangat persamaan dari zaman revolusioner ini dicerminkan dalam sikap orang-orang Amerika terhadap budak-budak belia. Sesudah revolusi, perdagangan budak belia dilarang ataupun dikenakan pajak yang tinggi disebelas negara bagian. Di Messachusetts dan New Hampshire perbudakan telah dihapuskan dan sistem emansipasi secara berangsur dilaksanakan di negara-negara bagian lainnya di Utara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.