REVOLUSI AMERIKA
“RICHARD B. MORRIS”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampuh Dr.
Suranto, M.Pd.
Oleh :
Hajar Riza Asyiyah (120210302051)
Kelas B
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
Revolusi Amerika bukanlah suatu
pemberontakan dari kaum ploretariat, tapi revolusi ini dipimpin oleh kaum
ningrat (Whig) yang mencari kebebasan dari tekanan-tekanan politik dan ekonomis
yang dipaksakan oleh pemerintah Inggris. Tenaga perjuangan patriotik dikerahkan
dari segenap kelas dan golongan-golongan ekonomis. Tahun 763 Kerajaan Inggris
yang lama mengalami keadaan krisis, oleh karena itu Inggris melakukan
pemungutan pajak. Meskipun dimasa Perang Tujuh Tahun Inggris melakukan
pemungutan pajak, hutang Inggris setelah berakhirnya perang tersebut telah
berlipat ganda. Tujuan utama Inggris adalah untuk mengusahakan supaya
perdagangan di tanah-tanah jajahan menyesuaikan diri dengan sistem
merkantilisme, yaitu menyediakan bahan-bahan mentah dengan harga rendah dan
sebagai tempat pemasaran barang-barang buatan Inggris.
George Grenville mengusulkan tentang
Undang-Undang Gula dari tahun 1764 dan juga mengusulkan untuk memungut pajak di
luar negeri dengan menetapkan pajak di tanah jajahan melalui bea materai yang
dipungut di Amerika. Usul tersebut mengakibatkan adanya pertentangan dari kaum
pedagang yang mengorganisir pemboikotan terhadap barang-barang Inggris. Selain
kaum pedagang dan intelektuil, peranan masa seperti organisasi-organisai pun
menggunakan kekerasan untuk memaksa agen-agen materai meletakkan jabatannya dan
memaksa para pedagang menghentikan pesanan barang-barang Inggris. Charles
Townshend, seorang yang jenaka, pemberani dan keras kepala mengusulkan beberapa
macam cukai impor antara lain kertas, teh, dan cat.
Terjadinya bentrokan antara orang-orang
sipil dan prajurit-prajurit di New York dan Boston pada tahun 1770,
mengakibatkan pembatalan rencana bea cukai Townshend sehingga untuk sementara
dapat menenangkan ketegangan antara tanah-tanah jajahan dan negara induk. Namun
terjadinya pembakaran kapal Gaspee
(10 Juni 1772) ketenangan di Amerika pun terganggu. Kemudian Dewan Perwakilan
Rakyat Virginia mengusulkan untuk membentuk Panitia Korespondensi disemua tanah
jajahan untuk menentang politik Inggris.
Beberapa undang-undang paksaan
dikeluarkan sebagai tindakan dari orang-orang tanah jajahan terhadap hak-hak
kemerdekaan Amerika. Perjuangan Amerika juga dilakukan melalui pers, surat-surat
sebaran dan peranan dalam mimbar gereja yang mencerminkan gerakan nasionalisme
dan kemerdekaan. Gerakan tersebut dipimpin oleh Panitia Korespondensi dan
Keamanan. Setelah diadakannya Kongres Kontinental pertama yang merupakan
pertentangan antara golongan radikal dengan konservatif, pada 10 Mei Kongres
Kontinental kedua yang radikal melakukan peperangan dalam waktu empatbelas
bulan tanpa menyatakan diri merdeka secara resmi.
Setelah kemerdekaan Amerika telah
dinyatakan, bangkitlah rasa nasionalisme di Amerika. Pada saat berlangsungnya
Kongres Kontinental pertama, nasionalisme Amerika sebenarnya sudah bergerak. Pernyataan
kemerdekaan tidak dapat dilaksanakan sebelum disetujui oleh kerajaan. Tujuan
dari proklamasi Amerika adalah untuk membubarkan ikatan-ikatan politiknya dan
untuk mengambil kedudukan tersendiri serta sederajat diantara negara-negara di
dunia, sebagaimana dianugerahkan oleh Tuhan. Proklamasi itu juga mencerminkan
pemikiran politik dari kaum Whig di Amerika.
Pada tanggal 4 Juli 1776 dibuat sebuah
neraca perimbangan militer yang memperlihatkan bahwa komandan-komandan Inggris
di Amerika mempunyai kelebihan berupa pasukan-pasukan yang perlengkapannya
cukup, terlatih, dan disiplin. Kaum patriot biasa menggunakan senjata api yang
merupakan senapan terbaik dalam membidik melebihi senapan sumbu Inggris. Kaum
patriot tidak memiliki angkatan laut yang efektif untuk mencegah orang-orang
Inggris memblokir pelabuhan-pelabuhan Amerika. Namun sebagian rakyat memusuhi
perjuangan kaum patriot, sehingga menguntungkan pihak Inggris.
Pada permulaan perang, Inggris menolak
blokade laut yang erat terhadap ketigabelas tanah jajahan. Tahun 1775 Sir Guy
Carleton merencanakan untuk menyerbu New York dari Kanada. Kemudian pihak
Kongres member kuasa kepada Jenderal Philip Schuyler untuk merebut setiap
kedudukan di Kanada yang dianggap penting bagi keamanan tanah-tanah jajahan.
Setelah kampanye yang terjadi di Kanada, pasukan Inggris yang berperang di
South Carolina mengalami kegagalan. Dalam Konvensi Saratoga antara Burgoyne dan
Gates, menyebabkan Inggris meletakkan senjatanya sehingga Amerika menang, namun
hal ini menyebabkan perubahan yang menentukan dalam siasat Inggris.
Setelah Konvensi Saratoga, secara tidak
resmi Perancis memberikan bantuan senjata dan uang kepada Amerika kemudian
mengadakan persekutuan dengan Amerika untuk mencegah diadakannya perdamaian
antara Amerika dengan Inggris. Sebenarnya setelah masa Saratoga, moral kaum
patriot jatuh. Kaum patriot digoncangkan dengan adanya rentetan pemberontakan
dalam tahun 1780 – 1781 sebagai protes atas kekurangan bahan makanan dan
tunggakan bayaran. Sebelum pemberontakan ini terjadi, beberapa pemimpin dihukum
mati. Tapi pemberontakan terbesar yang dirasakan adalah ketika terbongkarnya
Benedict Arnold yang dianggap sebagai seorang pahlawan ternyata adalah seorang
penipu yang hampir saja menyerahkan West Point kepada Inggris.
Inggris mengkhawatirkan akan
dilakukannya penyerbuan dadakan, tetapi Perancis dengan peralatan yang kurang
dan pimpinan yang lemah dan terpecah tidak dapat melakukan tindakan yang
berani. Oleh sebab itu, Savannah jatuh ketangan Inggris pada bulan Desember
1778 dan Augusta pada bulan Januari 1779. Akhirnya komandan tentara induk
Amerika di Selatan pada bulan Desember 1780 diserahkan kepada Jenderal
Nathanael Greene sebagai seorang pemimpin yang cakap.
Pada tanggal 30 Agustus De Grasse tiba
didekat Yorktown mengadakan blockade lautan dan kemudian mendaratkan pasukannya
untuk bergabung dengan Lavayette yang sedang mngepung Cornwallis didaratan. Sebuah
armada Inggris akhirnya dapat dipukul mundur. Dengan adanya rasa keteguhan hati
dari Ketigabelas Negara bagian di Amerika untuk mengatur peperangan, maka
wakil-wakil dari setiap negara memberikan suara sebagai suatu kesatuan. Karena
tidak adanya suatu badan eksekutif yang kuat, menyebabkan sulitnya melakukan
peperangan secara koordinasi dan kelihatannya Amerika mengalami inflasi
keuangan. Meskipun ada subsidi dan pinjaman, keuangan Amerika sesudah tahun
1779 mendekati kehancuran. Untuk memperbaiki biaya operasi peperangan baik
negara maupun pemerintah federal sangat memperhatikan usaha untuk menahan
inflasi harga dan upah. Sebuah konvensi di New England pada akhir tahun 1776
mencoba mengatur batas upah dan harga.
Sesudah peristiwa Yorktown dan
dijatuhkannya pemerintah North, perundingan-perundingan perdamaian pun dimulai
oleh Franklin yang telah dipenjarakan dalam Tower of London. Disamping
pengakuan kemerdekaan Amerika, ketentuan-ketentuan lainnya yang terpenting
adalah mengenai pemberian hak kepada Amerika atas daerah-daerah
Trans-Appalachia sebelah barat sampai Sungai Mississipi. Hak-hak perikanan
Amerika yang tradisional disepanjang Newfoundland dan Nova Scotia juga dijamin.
Kelanjutan demokratis dari revolusi
merupakan puncak suatu gerakan politik kearah kemerdekaan yang ingin melepaskan
diri dari Inggris. Amerika berhasil membuktikan pada dunia bahwa suatu bentuk
pemerintahan republik dapat bekerja dengan efektif terhadap sistem monarkhi.
Sebelas dari ketigabelas negara-negara bagian di Amerika telah menyusun undang-undang
dasarnya sendiri. Untuk Rhode Island dan Connecticut memilih melanjutkan
menggunakan piagamnya yang lama dengan membuang segala hubungan dengan Inggris.
Sedangkan Messachusetts mengadakan suatu konvensi undang-undang dasar yang
hasilnya disampaikan kepada rakyat.
Sifat-sifat dari undang-undang dasar
negara-negara bagian ini adalah adanya sistem perundangan dua kamar
(bicameral), kecuali Pennsylvania dan New Hampshire. Tetapi revolusi ini gagal
untuk menghapuskan dasar hak milik sebagai syarat memegang jabatan dan
memberikan suara. Piagam-piagam mengenai hak-hak dimulai dengan Piagam Hak-hak
di Virginia dari tanggal 12 Juni 1776.
Pengaruh sosial dari revolusi ini tidak
dapat diukur lagi. Sisa-sisa feodalisme seperti adanya uang sewa yang dulu
dikumpulkan oleh Mahkota atau oleh pemilik kolonial telah dihapuskan.
Dasar-dasar pemilihan tanah oleh kaum ningrat pun juga dihapuskan.
Perundang-undangan negara-negara bagian menghapuskan atau memungkinkan
dipindahkannya hak dan tanah-tanah yang dulu dimiliki secara turun-temurun
menjadi dengan mudah dapat dipindahkan hak miliknya secara merdeka ataupun
untuk mewarisinya.
Zaman revolusi telah mencetuskan
kekuatan-kekuatan perikemanusiaan yang kuat dan membantu gerakan-gerakan kearah
toleransi agama di Amerika dan menuju kearah penghapusan Gereja Anglikan
disemua tanah jajahan dimana telah disokong dengan pajak. Revolusi ini juga
membawa perubahan dalam undang-undang hukum pidana dan dalam sistem penjara.
Revolusi ini juga memungkinkan sebagai dasar baru untuk bantuan pendidikan dari
negara-negara bagian dan mendorong aliran-aliran sekuler dan demokratis dalam
daerah itu.
Akhirnya semangat persamaan dari zaman
revolusioner ini dicerminkan dalam sikap orang-orang Amerika terhadap
budak-budak belia. Sesudah revolusi, perdagangan budak belia dilarang ataupun
dikenakan pajak yang tinggi disebelas negara bagian. Di Messachusetts dan New
Hampshire perbudakan telah dihapuskan dan sistem emansipasi secara berangsur
dilaksanakan di negara-negara bagian lainnya di Utara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar