KAJIAN IMPERIALISME
Disusun untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Intelektual
Dosen Pengampu Dr.
Suranto, M.Pd.
Oleh :
Hajar
Riza Asyiyah (120210302051)
Kelas
B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
A.
HAKEKAT
IMPERIALISME
1. Pengertian
Imperialisme
Imperialisme ditinjau dari segi etimologis berasal dari kata Latin imperare yang
artinya memerintah atau menguasai. Kekuasaan untuk memerintah (imperare) disebut imperium dan
raja yang memerintah disebut imperator.
Pada periode penaklukan kebesaran seorang raja diukur berdasarkan luas
daerahnya, maka raja suatu negara ingin selalu memperluas kerajaannya dengan
merebut negara-negara lain. Tindakan raja inilah yang disebut imperialisme, dan
selanjutnya berkembang pengertian lain sebagaimana yang kita kenal sekarang
ini. Imperialisme menurut isitilah (terminologis) ialah politik menguasai
negara lain untuk kepentingan negara penjajah.
Pada awalnya istilah
imperium dipakai untuk menyebut wilayah kekuasaan Romawi Kuno yang menyatukan
wilayah kekuasaan yang sangat luas. Uasaha tersebut dilakukan dengan merebut
atau menganeksasi daerah-daerah baik itu daerah sekitarnya maupun daerah yang
sangat jauh bahkan diseberang lautan. Setiap usaha atau tindakan untuk
menguasai daerah lain disebut dengan imperialis. Ada beberapa tokoh yang
mengemukakan pengertian imperialism, antara lain:
·
T. Parker Moon, imperialism adalah nafsu
suatu bangsa untuk mendapatkan koloni-koloni karena dorongan idealism dan
avonturisme.
·
J.A. Habson, imperialism adalah akibat
dari system perekonomian yang buruk. Barang yang melimpah di dalam negeri
mendorong para produsen untuk mencari daerah pasaran dan menimbulkan
imperialism.
·
J. Schumpeter, imperialism adalah
kecenderungan dari suatu negara untuk melakukan ekspansi yang tidak terbatas
dengan menggunakan kekerasan.
·
Ir. Sukarno, imperilisme adalah suatu
keharusan yang ditentukan oleh tinggi rendahnya ekonomi suatu pergaulan hidup.
Imperialisme bukan saja system atau nafsu menaklukan negeri atau bangsa lain,
tapi dapat juga hanya nafsu atau system mempengaruhi ekonomi negara dan bangsa
lain.
2. Macam
Imperialisme
Imperialism
pada dasarnya ada dua macam, hal ii berpijak pada usaha penaklukan yang
dilakukan oleh bangsa-bangsa Barat, yakni :
·
Imperialism Kuno (Ancient
Imperialism)
Imperialisme kuno adalah upaya suatu negara
mencari tanah jajahan karena terdorong 3G (gold,
gospel, glory). Gold adalah mencari kekayaan berupa logam
mulia, emas dan perak, termasuk rempah-rempah, gospel, yaitu menyebarkan agama
Nasrani, dan glory, yakni
untuk kejayaan negeri induknya. Imperialisme kuno melakukan praktek penjajahan
yang amat buruk, mereka mengangkut sebesar-besarnya kekayaan alam tanah jajahan
ke negara penjajah, tanpa memedulikan nasib rakyat jajahan. Pelopor
imperialisme kuno adalah Portugis dan Spanyol.
·
Imperialism Modern (Modern
Imperialism)
Imperialisme modern timbul setelah revolusi
industri, pertama kali di Inggiris lalu menyebar ke negara Eropa lainnya. Kemajuan
industri berdampak pada masalah pemenuhan kebutuhan bahan mentah dan pasar yang
luas. Negara penjajah mencari tanah jajahan untuk kepentingan ekonomi dan
memenuhi kebutuhan industri yaitu sebagai tempat pengambilan bahan mentah dan
pasaran hasil industrinya, sehingga ekonomi merupakan inti dari imperialisme
modern. Inggris adalah pelopor imperialisme modern.
3. Motivasi
Utama Imperialisme
·
Perjuangan untuk memperoleh daerah
strategis, basis militer, urat nadi lalu lintas, dan sebagainya.
·
Keinginan untuk membangun imperium
ekonomi demi kesejahteraan dari bangsa dan negara yang mendominasi.
·
Usaha untuk mencari daerah pasaran hasil
industri, mendapatkan bahan mentah, menanamkan modal yang surplus, dan
mendapatkan tenaga buruh yang murah.
·
Keinginan untuk memperoleh prestise
dengan terbentuknya imperium yang sangat luas.
·
Pengharapan untuk memperoleh daerah baru
agar dapat memindahkan sebagian penduduk dari bangsa yang mendominasi.
4. Bentuk
Imperialisme
·
Imperialism Politik
Bentuk
imperialism ini bertujuan untuk memperoleh pengawasan politik terhadap suatu
bangsa atau negara dengan cara pembentukan pemerintah colonial. Motif utama
dari imperialism politik adalah untuk memperoleh prestise dengan cara
pembentukan imperialism atau menutup ketidakpuasan di dalam negeri dengan cara
melakukan politik di luar negeri.
·
Imperialism Militer
Imperialism
militer bertujuan untuk memperoleh daerah strategis, pelabuhan atau urat nadi
lalu lintas. Daerah-daerah koloni dapat menghasilkan tenaga manusia dan dapat
juga memegang peranan penting dalam menjamin kepentingan negara yang berkuasa. Penguasaan
attas daerah seperti Selat Gibaltar, Terusan Suez, Panama, Singapura, Hong Kong
dan lain-lain adalah sasaran utama imperialism.
·
Imperialism Kebudayaan
Imperialism
kebudayaan berusaha untuk mengadakan penguasaan atau control atas ide atau
pemikiran bangsa lain. Biasanya jenis ini menyertai imperialism politik,
militer, atau ekonomi. Dapat dilihat bahwa Nazi-Jerman dan Rusia telah berhasil
mengembangkan imperialism kebudayaan. Bahkan Rusia berhasil menguasai jalan
pikiran orang-orang penting dalam percaturan politik dunia.
·
Imperialism Ekonomi
Tujuan
imperialism ekonomi adalah penguasaan daerah yang terbelakang untuk penanaman
modal yang berlebihan, pengambilan bahan mentah, dan pasaran hasil industry.
Bentuk imperialism ekonomi antara lain imperialism
agraris, yaitu bersangkutan dengan usaha memperoleh konsesi tanah yang luas
dalam jangka panjang demi kepentingan pengusaha perkebunan di negara induk. Imperialism dagang, bersangkutan dengan
usaha memperoleh hak-hak dagang tertentu.
Imperialism manajerial, bersangkutan dengan usaha meniadakan perusahaan
lain dan membentuk perusahaan-perusahaan baru untuk kepentingan negara induk.
Dan imperialism keuangan, yaitu
bersangkutan dengan credit power oleh negara induk yang maju dalam menguasai
bangsa yang lemah keuangannya.
5. Tujuan
dan Sasaran Imperialisme
Tujuan
dan sasaran imperialism adalah dominasi di seluruh dunia. Sasaran dari
imperialism continental adalah negara-negara dan bangsa-bangsa tetangganya. Imperialism
juga bertujuan untuk memperoleh daerah yang seluas-luasnya dan sasarannya
adalah negara dan bangsa yang belum berkembang.
B.
SEJARAH
PERKEMBANGAN IMPERILAISME
1. Imperialism
Kuno sampai Abad Ke-18
Bentuk
imperialism Kuno seperti pada bangsa-bangsa Mesir, Asyiria dan Babilonia adalah
hasil dari penaklukan bangsa-bangsa sekitarnya. Kemudian lahirlah imperium
Romawi setelah Kartago dan Yunani berantakan. Pada puncak kekuasaanya daerah
imperium Romawi meliputi seluruh Eropa Barat, Asia Barat, Mesir dan Afrika
Utara. Kemudia pada abad ke-8 dan ke-9 bangsa-bangsa Arab menaklukkan Afrika
Utara, Spanyol, Eropa Selatan, Eropa Timur, dan Asia Barat. Kemudian pada abad
ke-13 dan ke-14 bangsa Mongol berhasil menguasai dunia bahkan mengancam Eropa
Barat.
Selama
pertengahan abad ke-15 adanya penemuan alat-alat navigasi, kapal layar yang
kuat, serta kemajuan di bidang ilmu bumi, memungkinkan diadakannya pelayaran
jarak jauh. Pada masa itulah Columbus menemukan Amerika, Bartholomeus Diaz dan
kemudian Vasco da Gama mengetahui jalan laut ke Afrika dan Asia. Portugis dan
Spanyol yang mempelopori pembentukan koloni-koloni jajahan di seberang lautan.
Kemudian disusul oleh bangsa-bangsa Barat yang lain seperti Belanda, Inggris, Prancis
dan sebagainya.
2. Imperialism
Abad Ke-19
Periode
antara 1880 – 1914 merupakan ciri khas ekspansi imperialism modern. Selama
periode tersebut imperium yang sangat luas telah terbentuk dan banyak bangsa
kulit berwarna kehilangan kemerdekaannya. Inggris dan Prancis merupakan
kekuatan imperialis yang aktif dan Inggris berhasil menciptakan imperium
terbesar di dunia modern. Prancis merupakan imperialis kedua. Kemudian Italia
dan Jerman pun ikut-ikutan dalam memperoleh daerah jajahan. Italia berusaha
menguasai Abesinia dan Somalia, sedangkan Jerman menguasai daerah Asia dan
Pasifik.
3. Imperialism
sesudah Perang Dunia I
·
Imperialisme Italia
Italia
terpengaruh oleh impian kelahiran kembali imperium Romawi. Italia yang termasuk
dalam negara pemenang dalam PD 1 sangat kecewa akan hasil kemenangannya dan
berusaha memperluas kekuasaannya dengan mencari daerah koloni baru.
·
Imperialism Jepang
Imperialism
Jepang bermotifkan pada kemenangan militer, prestise politik, dan factor
ekonomi. Jepang memerlukan koloni-koloni untuk pasaran hasil industrinya,
pengambilan bahan mentah, penanaman modal dan pemindahan penduduk. Pada tahun
1931, Jepang menyerbu Manchuria dan 1932 berhasil mendirikan negara Mnchukuo.
·
Imperialism Jerman
Ketika
Jerman dibawah pimpinan Hitler dalam bukunya dijelaskan tentang tujuan dan
sasaran imperialism Jerman. Sasaran utamanya adalah daerah-daerah Eropa yang
banyak ditempati orang-orang Jerman harus dimasukkan ke dalam lingkungan
“imperium ketiga” Jerman. Sasaran langsung dari ambisi imperialism Jerman
adalah daerah-daerah Balkan dan Ukrania yang merupakan daerah sangat kaya akan
hasil-hasil pertanian, bijih besi, dan batu bara.
4. Imperialism
sesudah Perang Dunia II
Dengan
kemengangan negara-negara sekutu dalam Perang Dunia II maka imperium Jerman, Italia
dan Jepang mengalami kehancuran. Setelah Perang Dunia II banyak negara-negara
Asia dan Afrika memperoleh kemerdekaan baik dengan jalan damai maupun dengan
jalan kekerasan. Sesudah Perang Dunia II timbul masalah baru dan timbul suatu
bentuk baru dari “balance of power” yang kemudian meneruskaan apa yang disebut
dengan “the cold war”.
C.
MASUKNYA
IMPERIALISME KE INDONESIA
Kedatangan bangsa asing di Indonesia
semula bertujuan ingin berdagang rempah-rempah. Namun, kekayaan alam Indonesia
yang berlimpah membuat mereka mengubah tujuan menjadi ingin menjajah dan
menguasai Indonesia.
Berikut beberapa tujuan bangsa Eropa menguasai Indonesia:
Berikut beberapa tujuan bangsa Eropa menguasai Indonesia:
·
Menguasai
wilayah strategis guna misi perdagangan dan basis militer.
·
Mengeruk
sebanyak-banyaknya kekayaan sumber daya alam suatu wilayah.
·
Menguasai
perdagangan rempah-rempah langsung dari daerah sumbernya dengan menerapkan
monopoli perdagangan.
·
Mencampuri
urusan politik suatu wilayah.
Adapun tahap-tahap masuknya kekuasaan
asing di Indonesia sebagai berikut:
1)
Kekuasaan Bangsa
Portugis di Indonesia
Tahun 1511, armada penjelajah Portugis di bawah pimpinan Alfonso de
Alberqueque tiba di Malaka. Mereka berperang melawan Sultan Malaka, yaitu
Sultan Mahmud Syah (1488 – 1528). Setelah Malaka berhasil dikuasai Portugis,
perdagangan pun dimonopoli dan dikuasai oleh Portugis. Bangsa Portugis
melanjutkan perjalanan dari Pulau Hitu ke Ternate, Maluku, dengan tujuan
menguasai daerah penghasil rempah-rempah. Awalnya, kedatangan bangsa Portugis
disambut baik oleh Raja Ternate, karena bangsa Portugis membantu Ternate
melawan Tidore.
Praktik monopoli perdagangan cengkih
yang dilakukan Portugis merugikan Ternate. Lama-kelamaan penguasa Ternate pun
menolak bangsa Portugis. Puncak penolakan terjadi setelah Sultan Hairun dibunuh
bangsa Portugis. Rakyat Ternate marah dan menyerang Portugis di bawah pimpinan
Baabullah, putra Sultan Hairun. Bangsa Portugis dapat diusir dari wilayah
Maluku tahun 1575. Setelah diusir dari Kepulauan Maluku, armada Portugis berlayar menuju Sumatra dan Jawa. Di Jawa,
armada Portugis menjalin kontak dagang dengan Pasuruan,
Blambangan, Banyuwangi, Solo, Yogyakarta, dan Banten. Di Sumatra, bangsa
Portugis mencoba menguasai perdagangan lada dan cengkih, namun usahanya gagal
karena kuatnya dominasi Kerajaan Aceh.
2)
Kekuasaan VOC
(Kompeni Belanda) di Indonesia
Pada tahun 1602, pedagang-pedagang
Belanda mendirikan perkumpulan dagang yang disebut Vereenigde Oost Indische
Compagnie (VOC). Dalam bahasa Indonesia, perkumpulan dikenal dengan nama
Kompeni Belanda. Badan perdagangan Belanda ini pada dasarnya bertujuan mencari
keuntungan sebanyak-banyaknya dan untuk dapat memperkuat kedudukannya dalam
menghadapi lawan-lawannya, seperti Portugis dan Spanyol. Pembentukan VOC
dibantu oleh pemerintah Belanda di bawah Van Oldenbarnevedt. VOC diberi hak
istimewa, sehingga menjadi badan yang berdaulat. Hak istimewa itu sebagai
berikut:
a.
Hak monopoli
untuk berdagang antara Amerika Selatan dan Afrika.
b.
Hak memelihara
angkatan perang, berperang, mendirikan benteng-benteng, dan menjajah.
c.
Hak untuk mengangkat
pegawal-pegawainya.
d.
Hak untuk
memberi pengadilan.
e.
Hak untuk
mencetak dan mengedarkan uang sendiri.
Sebaliknya, VOC mempunyai
kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi terhadap pemerintah Belanda, yaitu:
b.
pada waktu
perang harus membantu pemerintah Belanda dengan uang dan angkatan perang.
Dalam monopoli perdagangan rempah-rempah
di Indonesia, VOC memberlakukan hal-hal berikut:
a.
Hak Eksteerpasi,
yaitu hak untuk mengurangi hasil rempah-rempan dengan cara menebang atau
memusnahkannya bila perlu. Tujuannya agar penawaran rempah-rempah terkendali
dengan harga yang tetap menguntungkan VOC.
b.
Pelayaran Hongi
(Hongi Tochtan), yaitu pengawasan terhadap pelaksanaan monopoli perdagangan
Indonesia. Jika petani menjual rempah-rempahnya kepada pihak selain VOC, maka
petani tersebut ditangkap dan rempah-rempahnya dibakar.
Namun, kejayaan VOC tidak berlangsung
lama. VOC mengalami kemunduran pada akhir abad XVIII. Sebab-sebab kemunduran
VOC sebagai berikut:
·
Banyak pegawai
VOC melakukan penyelewengan untuk memperkaya diri sendiri (korupsi)
·
Wilayah
Indonesia yang luas memerlukan biaya besar untuk mengelolanya
·
Biaya perang
untuk menumpas perlawanan sporadic suku-suku di Indonesia sangat besar
·
Persaingan
dengan kongsi dagang negara lain, misalnya EIC milik pemerintah Inggris,
semakin tajam
3)
Pemerintah Daendels
di Indonesia (1808-1811)
Kemenangan Prancis yang dipimpin oleh
Napoleon Bonaparte berimplikasi pada penguasaan negara-negara jajahan Belanda
menjadi dikuasai oleh Prancis. Pada tahun 1808, Daendels diangkat menjadi
gubernur jenderal atas wilayah Indonesia. Tujuan utamanya untuk mempertahankan
Pulau Jawa dari serangan pasukan lnggris. Selain itu Daendels juga diberi tugas
untuk mengatur pemerintahan Indonesia. Dalam rangka menjalankan tugas tersebut,
Daendels melakukan beberapa upaya berikut:
a.
Membangun jalan
dari Anyer sampai Panarukan yang panjangnya kurang lebih 1.100 km, tujuannya
untuk melancarkan mobilitas militer di Pulau Jawa dan untuk mengangkut hasil
pertanian.
b.
Membangun pabrik
senjata di Surabaya dan Semarang.
c.
Melaksanakan
sistem kerja rodi untuk pekerjaan yang bersifat umum, termasuk pembangunan
jalan.
e.
Mencampuri
urusan intern kerajaan-kerajaan Indonesia dan memengaruhi raja-raja di
Indonesia.
f.
Menjalankan
sistem pemerintah diktator agar rakyat Indonesia tidak mengadakan perlawanan.
g.
Mencari
keuntungan besar melalui perdagangan budak.
4)
Masa Pemerintahan
Thomas Stamford Raffles
Maskapai dagang Inggris, East Indian
Company (EIC), mewakili pemerintah Inggris di Indonesia. Mereka mengangkat Sir
Thomas Stamford Raffles menjadi gubernur jenderal di Indonesia. Berikut
beberapa langkah yang dilakukan Stamford Raffles di Indonesia.
·
Membagi Pulau Jawa
menjadi 16 karesidenan.
·
Mengurangi
kekuasaan bupati dengan mengangkat bupati menjadi pegawai pemerintah
·
Menghilangkan bentuk
kerja paksa atau rodi.
·
Menghapus
pelayaran Hongi model VOC.
·
Melarang
perbudakan karena tidak sesuai dengan semangat liberalisme.
·
Menghapus segala
macam bentuk penyerahan (upeti).
·
Memungut sewa
tanah, sebab tanah dianggap sebagai milik negara.
·
Melaksanakan sistem
penjurian dalam peradilan.
Masa pemerintahan Raffles di Indonesia
tidak berlangsung lama, hal ini dipengaruhi oleh kondisi politik di Eropa.
Meskipun tidak berlangsung lama, namun kepemimpinan Raffles membawa perubahan
di Indonesia. Raffles juga banyak berjasa dalam pengembangan ilmu pengetahuan,
seperti berikut:
a.
Meneliti
tumbuh-tumbuhan dan menamai bunga temuannya Rafflesia Arnoldi.
b.
Membangun Kebun
Raya Bogor yang berisi tanaman tropis Indonesia.
c.
Menulis buku
History of Java yang berisi sejarah budaya Pulau Jawa.
5)
Kekuasaan
Pemerintah Kolonial Belanda di Indonesia
Setelah Prancis kalah perang, Napoleon
harus menandatangani Konvensi London tahun 1814. Isi konvensi tersebut adalah
Prancis harus mengembalikan status negara-negara jajahannya ke kedudukan semula
sebelum ada penyerangan Napoleon. Indonesia harus diserahkan kembali pada
Belanda. Penyerahan itu dilakukan tahun 1816. Akan tetapi, Pulau Bangka, Pulau
Belitung, dan Bengkulu tidak ikut diserahkan. Van den Bosch mengusulkan
pemberlakuan sistem cultuurstelsel atau tanam paksa di Pulau Jawa. Usulan itu
mendapat persetujuan dari parlemen Belanda. Mulailah pelaksanaan sistem tanam
paksa di Indonesia tahun 1830. Ketentuan-ketentuan sistem tanam paksa sebagai
berikut:
a.
Ketentuan Sistem
Tanam Paksa
·
Seperlima bagian
tanah milik rakyat yang subur wajib dijadikan lahan bagi tanaman ekspor.
Tanaman yang harus dibudidayakan, antara lain teh, tebu, tembakau, merica, kayu
manis, nila, kapas, dan tanaman lain yang laku dijual di pasaran Eropa.
·
Tanah tersebut
dibebaskan dari kewajiban membayar pajak.
·
Hasil panen
diserahkan kepada pemerintah Belanda.
·
Apabila taksiran
harga hasil panen melebihi pajak, maka kelebihannya itu menjadi hak rakyat.
·
Kegagalan panen
ditanggung oleh pemerintah.
·
Waktu yang
digunakan untuk menanam tidak boleh melebihi waktu menanam padi.
b.
Ketentuan Sistem
Tanam Paksa yang Dilanggar. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya, ketentuan di
atas banyak dilanggar untuk memperbesar keuntungan pemerintah Belanda.
Ketentuan yang dilanggar sebagai berikut.
·
Tanah yang
dijadikan lahan tanaman ekspor tidak hanya seperlima bagian, tetapi seluruhnya.
·
Lahan yang
ditanami tanaman ekspor tetap dipungut pajak.
·
Kegagalan, panen
ditanggung oleh rakyat sendiri bukan pemerintah.
·
Jika taksiran
hasil panen melebihi pajak, maka kelebihan itu tidak diberikan kepada rakyat.
·
Waktu yang
digunakan untuk tanam paksa melebihi waktu untuk menanam padi. Hal ini
disebabkan umur tanaman untuk tanam paksa lebih panjang.
c.
Pengaruh
Pemberlakuan Tanam Paksa
Kebijakan tanam paksa berpengaruh
terhadap pemerintah Belanda maupun rakyat Indonesia. Harga pokok hasil
pertanian tanam paksa sangat rendah, padahal harga jualnya sangat tinggi.
Akibatnya, Belanda menjadi negara kaya. Tanam paksa membuat rakyat Indonesia
sangat menderita dan kelaparan. Sebagian besar waktu mereka digunakan untuk
mengurus tanaman paksa sehingga tanaman padi mereka jadi terlantar. Sisi
baiknya, petani Indonesia mulai mengenai jenis tanaman baru yang diunggulkan
sebagai komoditas ekspor.
·
Kelompok Pemilik
Modal. Kelompok pemilik modal atau kaum kapitalis mendesak pemerintah agar
menghapus sistem tanam paksa. Sebagai gantinya, para pemilik modal meminta agar
diizinkan masuk ke Indonesia. Desakan kaum kapitalis itu berhasil membuat
pemerintah Belanda menerapkan kebijakan Politik Pintu Terbuka. Artinya, para
pemilik modal swasta diizinkan masuk ke Indonesia untuk menanamkan modalnya.
·
Golongan Humanis
di Belanda
a)
Eduard Douwes
Dekker
b)
Van Deventer
c)
Baron Van Hoevel
·
Kelompok Liberal
di Negara Belanda. Golongan mayoritas parlemen Belanda dikuasai oleh pihak
konservatif, sementara golongan minoritas atau golongan oposisi adalah kaum
liberal. Kaum liberal menyuarakan agar tanam paksa dihapuskan. Usulan tersebut
mendapat simpati dari sebagian besar penduduk negara Belanda dan rakyat
Indonesia yang ada di sana. Kemenangan kaum liberal pada pemilu 1860,
merealisasikan usulan tersebut. Tanam paksa dihapuskan tahun 1870 dimulai
dengan penghapusan tanam paksa tebu.
Pemerintah Belanda kemudian menerapkan Politik Pintu Terbuka dengan mengeluarkan Undang-Undang, Agraria tentang kepemilikan tanah di daerah jajahan. Dalam pelaksanaannya, berdirilah perkebunan-¬perkebunan besar milik swasta dengan menyewa tanah rakyat Selain itu, banyak dilakukan pembangunan jalan, irigasi, dan sarana pembangunan lainnya. Politik Pintu Terbuka juga tidak banyak membawa manfaat bagi rakyat Indonesia. Muncul usulan Politik Balas Budi (Politik Etis) yang mulai dilaksanakan tahun 1900.
Pemerintah Belanda kemudian menerapkan Politik Pintu Terbuka dengan mengeluarkan Undang-Undang, Agraria tentang kepemilikan tanah di daerah jajahan. Dalam pelaksanaannya, berdirilah perkebunan-¬perkebunan besar milik swasta dengan menyewa tanah rakyat Selain itu, banyak dilakukan pembangunan jalan, irigasi, dan sarana pembangunan lainnya. Politik Pintu Terbuka juga tidak banyak membawa manfaat bagi rakyat Indonesia. Muncul usulan Politik Balas Budi (Politik Etis) yang mulai dilaksanakan tahun 1900.
D.
PENDAPAT SETUJU/TIDAK
Dari
ulasan tentang kajian kapitalisme diatas saya setuju dengan adanya
paham imperialism karena dengan adanya imperialism inilah semua negara yang
masih dalam tahap perkembangan dapat mengenal adanya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, cara berdagang, dan kegiatan lain yang mampu membawa
masyarakat untuk mengikuti perkembangan jaman. Dengan adanya imperialism memang
akan menyebabkan kesengsaraan bagi negara yang dijajah, namun justru dengan
adanya rasa terjajah tersebut akan menciptakan atau menumbuhkan rasa
nasionalisme bagi seluruh masyarakat yang merasa dirinya terjajah. Oleh karena
itulah, imperialism tidak dapat serta merta disalahkan keberadaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Agung
S, Leo. 2013. Sejarah Intelektual.
Yogyakarta : Penerbit Ombak.
Anonym. Imperialisme Kuno dan Imperialisme Modern. Dalam http://www.tuanguru.com/2012/06/imperialisme-kuno-dan-modern.html
Anonym. Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat. Dalam http://www.emakalah.com/2013/12/perkembangan-kolonialisme-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar