Kamis, 25 Desember 2014


KAJIAN IMPERIALISME

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Intelektual
Dosen Pengampu Dr. Suranto, M.Pd.





Oleh  :
Hajar Riza Asyiyah   (120210302051)
Kelas B



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
A.    HAKEKAT IMPERIALISME
1.      Pengertian Imperialisme
Imperialisme ditinjau dari segi etimologis berasal dari kata Latin imperare yang artinya memerintah atau menguasai. Kekuasaan untuk memerintah (imperare) disebut imperium dan raja yang memerintah disebut imperator. Pada periode penaklukan kebesaran seorang raja diukur berdasarkan luas daerahnya, maka raja suatu negara ingin selalu memperluas kerajaannya dengan merebut negara-negara lain. Tindakan raja inilah yang disebut imperialisme, dan selanjutnya berkembang pengertian lain sebagaimana yang kita kenal sekarang ini. Imperialisme menurut isitilah (terminologis) ialah politik menguasai negara lain untuk kepentingan negara penjajah.
Pada awalnya istilah imperium dipakai untuk menyebut wilayah kekuasaan Romawi Kuno yang menyatukan wilayah kekuasaan yang sangat luas. Uasaha tersebut dilakukan dengan merebut atau menganeksasi daerah-daerah baik itu daerah sekitarnya maupun daerah yang sangat jauh bahkan diseberang lautan. Setiap usaha atau tindakan untuk menguasai daerah lain disebut dengan imperialis. Ada beberapa tokoh yang mengemukakan pengertian imperialism, antara lain:
·         T. Parker Moon, imperialism adalah nafsu suatu bangsa untuk mendapatkan koloni-koloni karena dorongan idealism dan avonturisme.
·         J.A. Habson, imperialism adalah akibat dari system perekonomian yang buruk. Barang yang melimpah di dalam negeri mendorong para produsen untuk mencari daerah pasaran dan menimbulkan imperialism.
·         J. Schumpeter, imperialism adalah kecenderungan dari suatu negara untuk melakukan ekspansi yang tidak terbatas dengan menggunakan kekerasan.
·         Ir. Sukarno, imperilisme adalah suatu keharusan yang ditentukan oleh tinggi rendahnya ekonomi suatu pergaulan hidup. Imperialisme bukan saja system atau nafsu menaklukan negeri atau bangsa lain, tapi dapat juga hanya nafsu atau system mempengaruhi ekonomi negara dan bangsa lain.

2.      Macam Imperialisme
Imperialism pada dasarnya ada dua macam, hal ii berpijak pada usaha penaklukan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Barat, yakni :
·         Imperialism Kuno (Ancient Imperialism)
Imperialisme kuno adalah upaya suatu negara mencari tanah jajahan karena terdorong 3G (gold, gospel, glory). Gold adalah mencari kekayaan berupa logam mulia, emas dan perak, termasuk rempah-rempah, gospel, yaitu menyebarkan agama Nasrani, dan glory, yakni untuk kejayaan negeri induknya. Imperialisme kuno melakukan praktek penjajahan yang amat buruk, mereka mengangkut sebesar-besarnya kekayaan alam tanah jajahan ke negara penjajah, tanpa memedulikan nasib rakyat jajahan. Pelopor imperialisme kuno adalah Portugis dan Spanyol.
·         Imperialism Modern (Modern Imperialism)
Imperialisme modern timbul setelah revolusi industri, pertama kali di Inggiris lalu menyebar ke negara Eropa lainnya. Kemajuan industri berdampak pada masalah pemenuhan kebutuhan bahan mentah dan pasar yang luas. Negara penjajah mencari tanah jajahan untuk kepentingan ekonomi dan memenuhi kebutuhan industri yaitu sebagai tempat pengambilan bahan mentah dan pasaran hasil industrinya, sehingga ekonomi merupakan inti dari imperialisme modern. Inggris adalah pelopor imperialisme modern.
3.      Motivasi Utama Imperialisme
·         Perjuangan untuk memperoleh daerah strategis, basis militer, urat nadi lalu lintas, dan sebagainya.
·         Keinginan untuk membangun imperium ekonomi demi kesejahteraan dari bangsa dan negara yang mendominasi.
·         Usaha untuk mencari daerah pasaran hasil industri, mendapatkan bahan mentah, menanamkan modal yang surplus, dan mendapatkan tenaga buruh yang murah.
·         Keinginan untuk memperoleh prestise dengan terbentuknya imperium yang sangat luas.
·         Pengharapan untuk memperoleh daerah baru agar dapat memindahkan sebagian penduduk dari bangsa yang mendominasi.

4.      Bentuk Imperialisme
·         Imperialism Politik
Bentuk imperialism ini bertujuan untuk memperoleh pengawasan politik terhadap suatu bangsa atau negara dengan cara pembentukan pemerintah colonial. Motif utama dari imperialism politik adalah untuk memperoleh prestise dengan cara pembentukan imperialism atau menutup ketidakpuasan di dalam negeri dengan cara melakukan politik di luar negeri.
·         Imperialism Militer
Imperialism militer bertujuan untuk memperoleh daerah strategis, pelabuhan atau urat nadi lalu lintas. Daerah-daerah koloni dapat menghasilkan tenaga manusia dan dapat juga memegang peranan penting dalam menjamin kepentingan negara yang berkuasa. Penguasaan attas daerah seperti Selat Gibaltar, Terusan Suez, Panama, Singapura, Hong Kong dan lain-lain adalah sasaran utama imperialism.
·         Imperialism Kebudayaan
Imperialism kebudayaan berusaha untuk mengadakan penguasaan atau control atas ide atau pemikiran bangsa lain. Biasanya jenis ini menyertai imperialism politik, militer, atau ekonomi. Dapat dilihat bahwa Nazi-Jerman dan Rusia telah berhasil mengembangkan imperialism kebudayaan. Bahkan Rusia berhasil menguasai jalan pikiran orang-orang penting dalam percaturan politik dunia.
·         Imperialism Ekonomi
Tujuan imperialism ekonomi adalah penguasaan daerah yang terbelakang untuk penanaman modal yang berlebihan, pengambilan bahan mentah, dan pasaran hasil industry. Bentuk imperialism ekonomi antara lain imperialism agraris, yaitu bersangkutan dengan usaha memperoleh konsesi tanah yang luas dalam jangka panjang demi kepentingan pengusaha perkebunan di negara induk. Imperialism dagang, bersangkutan dengan usaha memperoleh hak-hak dagang tertentu. Imperialism manajerial, bersangkutan dengan usaha meniadakan perusahaan lain dan membentuk perusahaan-perusahaan baru untuk kepentingan negara induk. Dan imperialism keuangan, yaitu bersangkutan dengan credit power oleh negara induk yang maju dalam menguasai bangsa yang lemah keuangannya.
5.      Tujuan dan Sasaran Imperialisme
Tujuan dan sasaran imperialism adalah dominasi di seluruh dunia. Sasaran dari imperialism continental adalah negara-negara dan bangsa-bangsa tetangganya. Imperialism juga bertujuan untuk memperoleh daerah yang seluas-luasnya dan sasarannya adalah negara dan bangsa yang belum berkembang.
B.     SEJARAH PERKEMBANGAN IMPERILAISME
1.      Imperialism Kuno sampai Abad Ke-18
Bentuk imperialism Kuno seperti pada bangsa-bangsa Mesir, Asyiria dan Babilonia adalah hasil dari penaklukan bangsa-bangsa sekitarnya. Kemudian lahirlah imperium Romawi setelah Kartago dan Yunani berantakan. Pada puncak kekuasaanya daerah imperium Romawi meliputi seluruh Eropa Barat, Asia Barat, Mesir dan Afrika Utara. Kemudia pada abad ke-8 dan ke-9 bangsa-bangsa Arab menaklukkan Afrika Utara, Spanyol, Eropa Selatan, Eropa Timur, dan Asia Barat. Kemudian pada abad ke-13 dan ke-14 bangsa Mongol berhasil menguasai dunia bahkan mengancam Eropa Barat.
Selama pertengahan abad ke-15 adanya penemuan alat-alat navigasi, kapal layar yang kuat, serta kemajuan di bidang ilmu bumi, memungkinkan diadakannya pelayaran jarak jauh. Pada masa itulah Columbus menemukan Amerika, Bartholomeus Diaz dan kemudian Vasco da Gama mengetahui jalan laut ke Afrika dan Asia. Portugis dan Spanyol yang mempelopori pembentukan koloni-koloni jajahan di seberang lautan. Kemudian disusul oleh bangsa-bangsa Barat yang lain seperti Belanda, Inggris, Prancis dan sebagainya.
2.      Imperialism Abad Ke-19
Periode antara 1880 – 1914 merupakan ciri khas ekspansi imperialism modern. Selama periode tersebut imperium yang sangat luas telah terbentuk dan banyak bangsa kulit berwarna kehilangan kemerdekaannya. Inggris dan Prancis merupakan kekuatan imperialis yang aktif dan Inggris berhasil menciptakan imperium terbesar di dunia modern. Prancis merupakan imperialis kedua. Kemudian Italia dan Jerman pun ikut-ikutan dalam memperoleh daerah jajahan. Italia berusaha menguasai Abesinia dan Somalia, sedangkan Jerman menguasai daerah Asia dan Pasifik.
3.      Imperialism sesudah Perang Dunia I
·         Imperialisme Italia
Italia terpengaruh oleh impian kelahiran kembali imperium Romawi. Italia yang termasuk dalam negara pemenang dalam PD 1 sangat kecewa akan hasil kemenangannya dan berusaha memperluas kekuasaannya dengan mencari daerah koloni baru.
·         Imperialism Jepang
Imperialism Jepang bermotifkan pada kemenangan militer, prestise politik, dan factor ekonomi. Jepang memerlukan koloni-koloni untuk pasaran hasil industrinya, pengambilan bahan mentah, penanaman modal dan pemindahan penduduk. Pada tahun 1931, Jepang menyerbu Manchuria dan 1932 berhasil mendirikan negara Mnchukuo.
·         Imperialism Jerman
Ketika Jerman dibawah pimpinan Hitler dalam bukunya dijelaskan tentang tujuan dan sasaran imperialism Jerman. Sasaran utamanya adalah daerah-daerah Eropa yang banyak ditempati orang-orang Jerman harus dimasukkan ke dalam lingkungan “imperium ketiga” Jerman. Sasaran langsung dari ambisi imperialism Jerman adalah daerah-daerah Balkan dan Ukrania yang merupakan daerah sangat kaya akan hasil-hasil pertanian, bijih besi, dan batu bara.
4.      Imperialism sesudah Perang Dunia II
Dengan kemengangan negara-negara sekutu dalam Perang Dunia II maka imperium Jerman, Italia dan Jepang mengalami kehancuran. Setelah Perang Dunia II banyak negara-negara Asia dan Afrika memperoleh kemerdekaan baik dengan jalan damai maupun dengan jalan kekerasan. Sesudah Perang Dunia II timbul masalah baru dan timbul suatu bentuk baru dari “balance of power” yang kemudian meneruskaan apa yang disebut dengan “the cold war”.
C.    MASUKNYA IMPERIALISME KE INDONESIA
Kedatangan bangsa asing di Indonesia semula bertujuan ingin berdagang rempah-rempah. Namun, kekayaan alam Indonesia yang berlimpah membuat mereka mengubah tujuan menjadi ingin menjajah dan menguasai Indonesia.
Berikut beberapa tujuan bangsa Eropa menguasai Indonesia:
·         Menguasai wilayah strategis guna misi perdagangan dan basis militer.
·         Mengeruk sebanyak-banyaknya kekayaan sumber daya alam suatu wilayah.
·         Menguasai perdagangan rempah-rempah langsung dari daerah sumbernya dengan menerapkan monopoli perdagangan.
·         Mencampuri urusan politik suatu wilayah.
Adapun tahap-tahap masuknya kekuasaan asing di Indonesia sebagai berikut:
1)      Kekuasaan Bangsa Portugis di Indonesia
Tahun 1511, armada penjelajah Portugis di bawah pimpinan Alfonso de Alberqueque tiba di Malaka. Mereka berperang melawan Sultan Malaka, yaitu Sultan Mahmud Syah (1488 – 1528). Setelah Malaka berhasil dikuasai Portugis, perdagangan pun dimonopoli dan dikuasai oleh Portugis. Bangsa Portugis melanjutkan perjalanan dari Pulau Hitu ke Ternate, Maluku, dengan tujuan menguasai daerah penghasil rempah-rempah. Awalnya, kedatangan bangsa Portugis disambut baik oleh Raja Ternate, karena bangsa Portugis membantu Ternate melawan Tidore.
Praktik monopoli perdagangan cengkih yang dilakukan Portugis merugikan Ternate. Lama-kelamaan penguasa Ternate pun menolak bangsa Portugis. Puncak penolakan terjadi setelah Sultan Hairun dibunuh bangsa Portugis. Rakyat Ternate marah dan menyerang Portugis di bawah pimpinan Baabullah, putra Sultan Hairun. Bangsa Portugis dapat diusir dari wilayah Maluku tahun 1575. Setelah diusir dari Kepulauan Maluku, armada Portugis berlayar menuju Sumatra dan Jawa. Di Jawa, armada Portugis menjalin kontak dagang dengan Pasuruan, Blambangan, Banyuwangi, Solo, Yogyakarta, dan Banten. Di Sumatra, bangsa Portugis mencoba menguasai perdagangan lada dan cengkih, namun usahanya gagal karena kuatnya dominasi Kerajaan Aceh.
2)      Kekuasaan VOC (Kompeni Belanda) di Indonesia
Pada tahun 1602, pedagang-pedagang Belanda mendirikan perkumpulan dagang yang disebut Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Dalam bahasa Indonesia, perkumpulan dikenal dengan nama Kompeni Belanda. Badan perdagangan Belanda ini pada dasarnya bertujuan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya dan untuk dapat memperkuat kedudukannya dalam menghadapi lawan-lawannya, seperti Portugis dan Spanyol. Pembentukan VOC dibantu oleh pemerintah Belanda di bawah Van Oldenbarnevedt. VOC diberi hak istimewa, sehingga menjadi badan yang berdaulat. Hak istimewa itu sebagai berikut:
a.       Hak monopoli untuk berdagang antara Amerika Selatan dan Afrika.
b.      Hak memelihara angkatan perang, berperang, mendirikan benteng-benteng, dan menjajah.
c.       Hak untuk mengangkat pegawal-pegawainya.
d.      Hak untuk memberi pengadilan.
e.       Hak untuk mencetak dan mengedarkan uang sendiri.
Sebaliknya, VOC mempunyai kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi terhadap pemerintah Belanda, yaitu:
a.       bertanggung jawab kepada Staten General (Badan Perwakilan), serta
b.      pada waktu perang harus membantu pemerintah Belanda dengan uang dan angkatan perang.
Dalam monopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia, VOC memberlakukan hal-hal berikut:
a.       Hak Eksteerpasi, yaitu hak untuk mengurangi hasil rempah-rempan dengan cara menebang atau memusnahkannya bila perlu. Tujuannya agar penawaran rempah-rempah terkendali dengan harga yang tetap menguntungkan VOC.
b.      Pelayaran Hongi (Hongi Tochtan), yaitu pengawasan terhadap pelaksanaan monopoli perdagangan Indonesia. Jika petani menjual rempah-rempahnya kepada pihak selain VOC, maka petani tersebut ditangkap dan rempah-rempahnya dibakar.
Namun, kejayaan VOC tidak berlangsung lama. VOC mengalami kemunduran pada akhir abad XVIII. Sebab-sebab kemunduran VOC sebagai berikut:
·         Banyak pegawai VOC melakukan penyelewengan untuk memperkaya diri sendiri (korupsi)
·         Wilayah Indonesia yang luas memerlukan biaya besar untuk mengelolanya
·         Biaya perang untuk menumpas perlawanan sporadic suku-suku di Indonesia sangat besar
·         Persaingan dengan kongsi dagang negara lain, misalnya EIC milik pemerintah Inggris, semakin tajam
3)      Pemerintah Daendels di Indonesia (1808-1811)
Kemenangan Prancis yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte berimplikasi pada penguasaan negara-negara jajahan Belanda menjadi dikuasai oleh Prancis. Pada tahun 1808, Daendels diangkat menjadi gubernur jenderal atas wilayah Indonesia. Tujuan utamanya untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan pasukan lnggris. Selain itu Daendels juga diberi tugas untuk mengatur pemerintahan Indonesia. Dalam rangka menjalankan tugas tersebut, Daendels melakukan beberapa upaya berikut:
a.       Membangun jalan dari Anyer sampai Panarukan yang panjangnya kurang lebih 1.100 km, tujuannya untuk melancarkan mobilitas militer di Pulau Jawa dan untuk mengangkut hasil pertanian.
b.      Membangun pabrik senjata di Surabaya dan Semarang.
c.       Melaksanakan sistem kerja rodi untuk pekerjaan yang bersifat umum, termasuk pembangunan jalan.
d.      Membangun angkatan perang, misalnya armada laut di Ujung Kulori, Banten.
e.       Mencampuri urusan intern kerajaan-kerajaan Indonesia dan memengaruhi raja-raja di Indonesia.
f.       Menjalankan sistem pemerintah diktator agar rakyat Indonesia tidak mengadakan perlawanan.
g.      Mencari keuntungan besar melalui perdagangan budak.

4)      Masa Pemerintahan Thomas Stamford Raffles
Maskapai dagang Inggris, East Indian Company (EIC), mewakili pemerintah Inggris di Indonesia. Mereka mengangkat Sir Thomas Stamford Raffles menjadi gubernur jenderal di Indonesia. Berikut beberapa langkah yang dilakukan Stamford Raffles di Indonesia.
·         Membagi Pulau Jawa menjadi 16 karesidenan.
·         Mengurangi kekuasaan bupati dengan mengangkat bupati menjadi pegawai pemerintah
·         Menghilangkan bentuk kerja paksa atau rodi.
·         Menghapus pelayaran Hongi model VOC.
·         Melarang perbudakan karena tidak sesuai dengan semangat liberalisme.
·         Menghapus segala macam bentuk penyerahan (upeti).
·         Memungut sewa tanah, sebab tanah dianggap sebagai milik negara.
·         Melaksanakan sistem penjurian dalam peradilan.
Masa pemerintahan Raffles di Indonesia tidak berlangsung lama, hal ini dipengaruhi oleh kondisi politik di Eropa. Meskipun tidak berlangsung lama, namun kepemimpinan Raffles membawa perubahan di Indonesia. Raffles juga banyak berjasa dalam pengembangan ilmu pengetahuan, seperti berikut:
a.       Meneliti tumbuh-tumbuhan dan menamai bunga temuannya Rafflesia Arnoldi.
b.      Membangun Kebun Raya Bogor yang berisi tanaman tropis Indonesia.
c.       Menulis buku History of Java yang berisi sejarah budaya Pulau Jawa.

5)      Kekuasaan Pemerintah Kolonial Belanda di Indonesia
Setelah Prancis kalah perang, Napoleon harus menandatangani Konvensi London tahun 1814. Isi konvensi tersebut adalah Prancis harus mengembalikan status negara-negara jajahannya ke kedudukan semula sebelum ada penyerangan Napoleon. Indonesia harus diserahkan kembali pada Belanda. Penyerahan itu dilakukan tahun 1816. Akan tetapi, Pulau Bangka, Pulau Belitung, dan Bengkulu tidak ikut diserahkan. Van den Bosch mengusulkan pemberlakuan sistem cultuurstelsel atau tanam paksa di Pulau Jawa. Usulan itu mendapat persetujuan dari parlemen Belanda. Mulailah pelaksanaan sistem tanam paksa di Indonesia tahun 1830. Ketentuan-ketentuan sistem tanam paksa sebagai berikut:
a.       Ketentuan Sistem Tanam Paksa
·         Seperlima bagian tanah milik rakyat yang subur wajib dijadikan lahan bagi tanaman ekspor. Tanaman yang harus dibudidayakan, antara lain teh, tebu, tembakau, merica, kayu manis, nila, kapas, dan tanaman lain yang laku dijual di pasaran Eropa.
·         Tanah tersebut dibebaskan dari kewajiban membayar pajak.
·         Hasil panen diserahkan kepada pemerintah Belanda.
·         Apabila taksiran harga hasil panen melebihi pajak, maka kelebihannya itu menjadi hak rakyat.
·         Kegagalan panen ditanggung oleh pemerintah.
·         Waktu yang digunakan untuk menanam tidak boleh melebihi waktu menanam padi.
b.      Ketentuan Sistem Tanam Paksa yang Dilanggar. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya, ketentuan di atas banyak dilanggar untuk memperbesar keuntungan pemerintah Belanda. Ketentuan yang dilanggar sebagai berikut.
·         Tanah yang dijadikan lahan tanaman ekspor tidak hanya seperlima bagian, tetapi seluruhnya.
·         Lahan yang ditanami tanaman ekspor tetap dipungut pajak.
·         Kegagalan, panen ditanggung oleh rakyat sendiri bukan pemerintah.
·         Jika taksiran hasil panen melebihi pajak, maka kelebihan itu tidak diberikan kepada rakyat.
·         Waktu yang digunakan untuk tanam paksa melebihi waktu untuk menanam padi. Hal ini disebabkan umur tanaman untuk tanam paksa lebih panjang.
c.       Pengaruh Pemberlakuan Tanam Paksa
Kebijakan tanam paksa berpengaruh terhadap pemerintah Belanda maupun rakyat Indonesia. Harga pokok hasil pertanian tanam paksa sangat rendah, padahal harga jualnya sangat tinggi. Akibatnya, Belanda menjadi negara kaya. Tanam paksa membuat rakyat Indonesia sangat menderita dan kelaparan. Sebagian besar waktu mereka digunakan untuk mengurus tanaman paksa sehingga tanaman padi mereka jadi terlantar. Sisi baiknya, petani Indonesia mulai mengenai jenis tanaman baru yang diunggulkan sebagai komoditas ekspor.
·         Kelompok Pemilik Modal. Kelompok pemilik modal atau kaum kapitalis mendesak pemerintah agar menghapus sistem tanam paksa. Sebagai gantinya, para pemilik modal meminta agar diizinkan masuk ke Indonesia. Desakan kaum kapitalis itu berhasil membuat pemerintah Belanda menerapkan kebijakan Politik Pintu Terbuka. Artinya, para pemilik modal swasta diizinkan masuk ke Indonesia untuk menanamkan modalnya.
·         Golongan Humanis di Belanda
a)      Eduard Douwes Dekker
b)      Van Deventer
c)      Baron Van Hoevel
·           Kelompok Liberal di Negara Belanda. Golongan mayoritas parlemen Belanda dikuasai oleh pihak konservatif, sementara golongan minoritas atau golongan oposisi adalah kaum liberal. Kaum liberal menyuarakan agar tanam paksa dihapuskan. Usulan tersebut mendapat simpati dari sebagian besar penduduk negara Belanda dan rakyat Indonesia yang ada di sana. Kemenangan kaum liberal pada pemilu 1860, merealisasikan usulan tersebut. Tanam paksa dihapuskan tahun 1870 dimulai dengan penghapusan tanam paksa tebu.
Pemerintah Belanda kemudian menerapkan Politik Pintu Terbuka dengan mengeluarkan Undang-Undang, Agraria tentang kepemilikan tanah di daerah jajahan. Dalam pelaksanaannya, berdirilah perkebunan-¬perkebunan besar milik swasta dengan menyewa tanah rakyat Selain itu, banyak dilakukan pembangunan jalan, irigasi, dan sarana pembangunan lainnya. Politik Pintu Terbuka juga tidak banyak membawa manfaat bagi rakyat Indonesia. Muncul usulan Politik Balas Budi (Politik Etis) yang mulai dilaksanakan tahun 1900.

D.    PENDAPAT SETUJU/TIDAK
Dari ulasan tentang kajian kapitalisme diatas saya setuju dengan adanya paham imperialism karena dengan adanya imperialism inilah semua negara yang masih dalam tahap perkembangan dapat mengenal adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, cara berdagang, dan kegiatan lain yang mampu membawa masyarakat untuk mengikuti perkembangan jaman. Dengan adanya imperialism memang akan menyebabkan kesengsaraan bagi negara yang dijajah, namun justru dengan adanya rasa terjajah tersebut akan menciptakan atau menumbuhkan rasa nasionalisme bagi seluruh masyarakat yang merasa dirinya terjajah. Oleh karena itulah, imperialism tidak dapat serta merta disalahkan keberadaannya.



DAFTAR PUSTAKA
Agung S, Leo. 2013. Sejarah Intelektual. Yogyakarta : Penerbit Ombak.
Anonym. Imperialisme Kuno dan Imperialisme Modern. Dalam http://www.tuanguru.com/2012/06/imperialisme-kuno-dan-modern.html
Anonym. Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat. Dalam http://www.emakalah.com/2013/12/perkembangan-kolonialisme-dan.html
Wikipedia. Imperialism. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Imperialisme


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.