KAJIAN KAPITALISME
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Intelektual
Dosen Pengampu Dr. Suranto, M.Pd.
Oleh :
Hajar Riza Asyiyah (120210302051)
Kelas B
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
I.
KONSEP DASAR KAPITALISME
a)
Pengertian Kapitalisme
Kapitalisme menurut sejarahnya
berkembang sebagai suatu gerakan besar individualisme. Di bidang keagamaan
gerakan ini melahirkan reformasi, di bidang penalaran melahirkan ilmu
pengetahuan alam, di bidang hubungan masyarakat melahirkan ilmu-ilmu social,
sedangkan di bidang ekonomi melahirkan kapitalisme.
J.M. Romein (1956) mengatakan bahwa kapitalisme adalah suatu cara mengadakan
produksi dengan dasar mengadang laba. Ir. Sukarno (1985) menyatakan bahwa kapitalisme adalah suatu system
pergaulan hidup yang timbul dari cara produksi yang memisahkan kaum buruh dari
alat-alat produksi. Ebenstein, W (1987) mengatakan kaitalisme adalah system social yang menyeluruh lebih dari sekedar
tipe tertentu dalam perekonomian. Sedangkan menurut Max Weber (dalam Berger,
1990) mengatakan bahwa kapitalisme
adalah suatu kegiatan ekonomi yang ditujukan pada suatu pasar dan dipacu untuk
menghasilkan laba dengan adanya pertukaran di pasar. Jadi dari beberapa
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kapitalisme adalah
cara mengadakan produksi denan dasar mengadang laba.
b)
Ciri-Ciri Kapitalisme
·
Pemilikan
perorangan (individual ownership),
dalam system kapitalis pemilikan alat-alat produksi (tanah, pabrik, mesin, dsb)
dikuasai secara perorangan bukan oleh negara. Prinsip ini telah mengakui adanya
pemilikan negara yang berwujud monopoli yang bersifat alamiah atau yang
menyangkut pelayanan jasa kepada masyarakat umum.
·
Perekonomian
pasar (market economy), prinsip lain
dari system kapitalis adalah perekonomian pasar. Dalam masyarakat kapitalis
dalam mengadakan produksi tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan
tidak berdasarkan pesanan, tetapi untuk pasar yang belum diketahui dalam hal
harga, penawaran dan permintaan menjadi penentu dan tlah mengenal spesialisasi
kerja.
·
Persaingan (competition), suatu cirri pokok lain
dari kapitalisme ialah persaingan. Dalam perekonomian masyarakat kapitalis
factor yang utama adalah persaingan. Pengusaha yang dapatmembuat barang
sebanyak-banyaknya dapat menjual dengan harga yang murah dan akan menguasai
pasar. Dalam persaingan ini dibutuhkan iklan untuk mempengaruhi masyarakat
(konsumen), demikian juga ada system dumping atau protektionisme.
·
Keuntungan (profit), prinsip profit (keuntungan)
merupakan salah satu ciri pokok. Perekonomian kapitalis memberikan banyak
kesempatan untuk meraih banyak keuntungan sebab perekonomian kapitalis dijamin
dengan adanya tiga kebebasan yakni :
1)
Kebebasan
berdagan dan menentukan pekerjaan
2)
Kebebasan hak
kepemilikan
3)
Kepemilikan
mengadakan kontrak
Sedangkan kebebasan untuk mengdakan persaingan di
pasar berasal dari empat kebebasan kapitalis pokok, yaitu :
1)
Kebebasan untuk
berdagang
2)
Kebebasan hak
milik
3)
Kebebasan
mengadakan kontrak
4)
Kebebasan untuk
mencari atau membuat untung
c)
Sistem Ekonomi Kapitalisme
Kapitalisme adalah sistem perekonomian
yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk melaksnakan
kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang, dan sebagainya. Dalam sistem
ini pemerintah bias turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran dan
keberlangsungan kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi pemerintah juga
bisa tidak ikut campur dalam ekonomi.
Dalam peekonomian kapitalis setiap warga
dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas
bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua orang bebas
melakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara.
II.
PERKEMBANGAN KAPITALISME
a)
Asal Usul Kapitalisme
Meskipun kapitalisme sebagai system yang
baru berkembang sejak abad ke-16, asal usul kapitalisme sudah ada sejak zaman
kuno dan berkembangnya kapitalisme terjadi pada akhir abad pertengahan.
Runtuhnya lembaga-lembaga ekonomi pada Abad Pertengahan berakibat pada
meningkatnya volume perdagangan jarak jauh diantara pusat-pusat kapitalis
dengan teknik-teknik kapitalis. Perubahan dalam perdagangan, industri, dan
pertanian secara serentak pada Abad Pertengahan akhirnya mengubahnya menjadi
tipe masyarakat ekonomis yang baru.
Flanders pada abad ke-13 dan Florence
pada abad ke-14 merupakan dua kantong kapitalis yang penting. Sejarah keduanya
dapat menjelaskan kondisi-kondisi hakiki bagi perkembangan kapitalisme di
Inggris. Usaha besar-besaran pada akhir Abad Pertengahan di awal abad Eropa
modern ialah industri wol dan kebanyakan pola bisnis yang kelak mejadi ciri
kapitalisme berkembang dalam hubungannya dengan perdagangan jarak jauh wol dan
sandang.
Di Flanders meletus konflik revolusioner
antara rakyat pengrajin dengan kaum bangsawan yang menjadi pedagang pemilik
pabrik. Para pekerja berhasil menghancurkan pemusatan kekuatan ekonomi di
tangan para pengusaha kuat di bidang sandang yang kemudian pada gilirannya
dihancurkan oleh kantong-kantong revolusi yang dahsyat yang memporakporandakan
industri wol dan runtuhnya kedua belah pihak.
Gejala yang serupa terulang kembali di
Florence yang selama abad ke-14 menjadi salah satu kota indutri besar di Eropa.
Dengan demikian baik Flanders maupun Florence tidak berhasil melestarikan
industri-industri besar mereka karena gagal memecahkan masalah sosial yang
timbul dari tuntutan-tuntutan yang saling berlawanan antara segelintir
kapitalis kaya dan sejumlah pekerja miskin.
b)
Kapitalisme Awal (1500 – 1750)
Pada akhir abad pertengahan industri
sandang di Inggris merupakan yang terbesar di Eropa. Hal ini disebabkan bahan
mentah wol mudah diperoleh di dalam negeri dan karena adanya inovasi pemintalan
dengan mesin. Selain itu industri sandang di Inggris muncul di daerah-daerah
pedesaan sehingga terhindar dari perbenturan sosial seperti yang terjadi di
Flanders dan Florence. Meskipun demikian di Inggris industry sandang pedesaan
terus tumbuh pesat selama abad ke-16, 17, dan 18. Jadi industri wol mempelopori
kapitalisme sebagai sistem sosial dan ekonomi serta untuk pertama kalinya
membuatnya berakar di tanah Inggris.
Diantara berbagai kejadian dan
lingkungan historis yang secara berarti mempengaruhi pembentukan modal di Eropa
Barat pada awal berkembangnya kapitalisme ada tiga yaitu, (1) dukungan agama
bagi kerja keras dan sikap hemat, (2) pengaruh logam-logam mulia dari Dunia
Baru terhadap pembagian relatif pendapatan atau upah, laba, dan sewa, (3)
peranan negara-negara dalam membantu dan secara langsung melakukan pembentukan
modal dalam bentuk benda-benda modal aneka guna.
Kapitalisme awal juga menyaksikan
timbulnya negara-negara nasional kuat di Eropa Barat yang menjalankan kebijakan
merkantilisme. Merkantilisme adalah paham atau politik ekonomi dengan tujuan
utama menambah logam mulia (emas dan perak) sebanyak mungkin dan berusaha untuk
memperoleh neraca perdagangan yang aktif (surplus). Oleh karena itu setiap
negara berusaha untuk mendapatkan neraca perdagangan yang aktif (surplus =
nilai ekspor lebih tinggi dari nilai impor). Dengan demikian maka prinsip
perencanaan perekonomian di negara-negara Eropa pada masa itu adalah sebagai
berikut :
·
Berusaha
memiliki logam mulia sebanyak mungkin
·
Menggalakkan
perdagangan luar negeri
·
Menggalakkan
kegiatan industri, yang mengubah bahan baku menjadi barang jadi
·
Negara mengawasi
perkembangan perekonomian dan ikut campur tangan dalam dunia usaha dan
perdagangan.
Untuk mencapai tujuan politik ekonomi
merkantilisme maka setiap negara atau pemerintah secara langsung turut serta
dalam dunia usaha dan perdagangan dengan jalan memberikan hak-hak istimewa dan
perlindungan yang bersifat monopoli seperti :
·
Mencegah masuknya
hasil industri dari negara lain dengan mengenakan bea masuk yang tinggi
·
Hanya
mengizinkan impor bahan mentah dan bahan baku yang murah bagi luar negeri
·
Meningkatkan
usaha industri dalam negeri dengan sasaran meningkatkan impor
·
Mencari dan
merampas negara lain yang menghasilkan bahan mentah
c)
Kapitalisme Klasik (1750 – 1914)
Di Inggris mulai abad ke-18 fokus
pembangunan kapitalis bergeser dari perdagangan ke industri. Revolusi industri
dapat dipandang sebagai periode peralihan dari dominasi modal perdagangan atas
modal industri ke dominasi modal industri atas modal perdagangan. Persiapan
pergeseran ini dimulai sebelum ditemukannya sekoci terbang, water frame, dan
mesin uap.
Karya besar Adam Smith “Inquiry Into the Nature and Causes of the
Wealth of Nations” (1776) mencerminkan ideology kapitalis klasik. Smith
menganjurkan untuk membongkar birokrasi negara dan menyerahkan
keputusan-keputusan ekonomi kepada kekuatan-kekuatan pasar yang mengatur
dirinya sendiri secara bebas. Smith memang mengakui kekurangan-kekurangan kaum
bisnis tetapi ia berpendapat bahwa kaum bisnis hanya akan membuat kesalahan
kecil saja bila dunia usaha ditandai oleh persaingan bebas. Dalam pandangan
Smith keuntungan pribadi dan dan kesejahteraan umum dapat diserasikan oleh
kekuatan-kekuatan impersonal kompetisi pasar.
Periode ini merupakan kesuksesan dari
usaha kapitalis mengangkat kaum borjuis ke posisi yang amat berpengaruh. Sukses
ekonomi menghasilkan kegiatan politik yang pada gilirannya melahirkan
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang menguntungkan kaum kapitalis. Jadi para
industrialis Inggris memperoleh perdagangan bebas dan pada gilirannya perdagangan
bebas merupakan factor utama dalam suatu periode ekspansi ekonomi yang tidak
pernah terjadi sebelumnya.
Saat terjadi pembagian dan penguasaan
wilayah Afrika dan Asia oleh kekuasan Eropa pada dasawarsa menjelang Perang
Dunia I, para kritisi mengembangkan teori imperialisme ekonomi. Menurut dktrin
ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan kapitalis cenderung membuat semua
tersisih, kecuali sejumlah kecil perusahaan besar. Mereka terdorong untuk
menyerbu pasar-pasar asing dan menolak barang-barang asing dari pasar mereka
sendiri melalui tarif-tarif protektif. Situasi ini menimbulkan
kebijakan-kebijakan luar negeri yang kolonial-agresif dan perang-perang
imperialis, dan bila kaum proletar terorganisasi dapat mengubahnya.
d)
Fase Lanjut (sejak 1914)
Perang Dunia I menandai titik balik
perkembangan kapitalisme pada umumnya dan kapitalisme Eropa pada khususnya.
Periode sejak 1914 menyaksikan adanya pembalikan minat publik kepada
kapitalisme dan pembalikan hampir semua kecenderungan dari kurun waktu liberal
sebelum perang. Namun sesudah Perang Dunia I kecenderungan-kecenderungan itu
berbalik arah. Pasar internasional surut, standar emas ditinggalkan dan alat
pembayaran nasional yang terkendali lebih disukai, hegemoni perbankan berpindah
dari Eropa ke Amerika Serikat, rakyat Asia dan Afrika berhasil bangkit melawan
kolonialisme Eropa dan berbagai hambatan perdagangan bertambah banyak.
Para negarawan dan kaum bisnis di
negara-negara kapitalis lambat menyadari pembalikan arah yang dipercepat oleh
Perang Dunia I sehingga mereka keliru ketika pada 1920 an berusaha kembali ke
keadaan normal pra-perang. Diantara negara-negara kapitalis utara, Inggris
gagal mencapai kemakmuran selama periode antara dua perang.
Ketika Perang Dunia II pecah pada 1939,
masa depan kapitalis sungguh memperlihatkan kesuraman. Pada akhir perang,
kecenderungan itu diperkuat pada saat Partai Buruh Inggris menang mutlak dalam
pemilu dan mulai mensionalisasikan industry-industri besar termasuk batu bara,
transportasi, komunikasi, kepentingan umum, dan Bank of England.
e)
Macam dan Taraf Perkembangan Kapitalisme
Kapitalisme dibedakan antara kapitalisme
tua dan kapitalisme modern. Pada kapitalisme tua berlaku sepenuhnya persaingan
bebas, sedangkan pada kapitalisme modern terdapat monopoli-monopoli perdagangan
serta ekspor modal.
Ketika di Inggris terjadi Revolusi
Industri, kapitalisme telah memiliki sejarah yang lama. Sejak abad pertengahan
kapitalisme sudah mulai berkembang di Italia Utara dan beberapa kota di Eropa
Barat. Kapitalisme awal ini pada zaman awal perkembangannya yakni taraf pertama
disebut kapitalisme dagang yang mengalami perkembangan pesat pada abad ke-16
dan ke-17. Para saudagar memperbesar kapitalnya dengan transaksi dagang dan
laba yang diperolehnya digunakan pula untuk mengadakan transaksi lagi dan
seterusnya.
Setelah revolusi industry, kapitalisme
dagang meningkat pada taraf yang kedua yakni kapitalisme industry. Kapitalisme industry muncul ketika industry
yang telah dimekanisasi lebih menguntungkan bagi penanaman modal. Kemajuan
kapitalisme industry telah membawa kemakmuran negara-negara industry.
Kapitalisme berkembang dengan pesat setelah memasuki taraf yang ketiga yakni kapitalisme keuangan, ketika bank
memegang peranan penting. Kapitalisme taraf ketiga ini dapat berkembang sampai
tingkat super monopoli.
III.
PENDAPAT SETUJU ATAU TIDAK
Dari
ulasan tentang kajian kapitalisme diatas saya tidak setuju dengan
adanya paham kapitalisme apabila diterapkan diberbagai bidang kehidupan. Kapitalisme
atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa
pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya.
Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar
guna keuntungan bersama, tapi intervensi pemerintah dilakukan secara
besar-besaran untung kepentingan-kepentingan pribadi. Banyak agama mengkritik
atau menentang unsur-unsur tertentu dari kapitalisme. Tradisional Yahudi,
Kristen,
dan Islam melarang meminjamkan uang dengan bunga, meskipun metode alternatif
perbankan telah dikembangkan. Beberapa orang Kristen telah mengkritik
kapitalisme untuk aspek materialis dan ketidakmampuannya untuk memperhitungkan
kesejahteraan semua orang. Banyak perumpamaan Yesus berurusan dengan masalah
ekonomi: Pertanian, penggembalaan, berada di utang, melakukan kerja paksa,
dikucilkan dari perjamuan dan rumah-rumah orang kaya, dan memiliki implikasi
untuk kekayaan dan distribusi kekuasaan.
DAFTAR PUSTAKA
Agung S, Leo. 2013. Sejarah Intelektual. Yogyakarta : Penerbit Ombak.
Anonym. Kapitalisme di Indonesia. Dalam http://fmnbpruntan.wordpress.com/artikel/kapitalisme-di-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar