PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS
PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
Disusun untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar Bidang Studi
Dosen Pengampu Dr.
Suranto, M.Pd.
Oleh :
HAJAR
RIZA ASYIYAH (120210302051)
KELAS
B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
A.
Hakekat
Metode Pembelajaran Berbasis Proyek
Metode proyek atau unit adalah
penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas
dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan
dan bermakna. Penggunaan metode ini bertolak dari anggapan bahwa pemecahan
masalah tidak ditinjau dari berbagai segi. Dengan kata lain pemecahan setiap
masalah perlu melibatkan bukan hanya satu pelajaran atau bidang saja melainkan
melibatkan berbagai mata pelajaran yang ada kaitannya dan sumbangannya bagi
pemecahan masalah tersebut, sehingga setiap masalah dapat dipecahkan secara
keseluruhan yang berarti. Dalam penggunaannya metode proyek memiliki kelebihan
dan kekurangan.
Pembelajaran berbasis proyek
(Project Based Learning/PjBL) adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan
sebagai inti pembelajaran. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian,
interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil
belajar. Pembelajaran berbasis proyek merupakan model belajar yang menggunakan
masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan
baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Metode ini
merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan
berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
Pembelajaran berbasis proyek
memiliki karakteristik sebagai berikut :
a)
Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah
kerangka kerja
b)
Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan
kepada peserta didik
c)
Peserta didik mendesain proses untuk menentukan
solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan
d)
Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab
untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan
e)
Proses evaluasi dijalankan secara kontinu
f)
Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas
aktivitas yang sudah dijalankan
g)
Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi
secara kualitatif
Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan
Penjelasan langkah-langkah
pembelajaran berbasis proyek sebagai berikut :
1.
Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan
pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta
didik dalam melakukan aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas
dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam dan topik yang diangkat
relevan untuk para peserta didik.
2.
Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara
kolaboratif antara pengajar peserta didik. Peserta didik diharapkan akan merasa
memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi aturan kegiatan dalam
penyelesaian proyek.
3.
Menyusun Jadwal (Create
a Schedule)
Pengajar dan peserta didik
menyusun jadwal aktivitas penyelesaian proyek. Aktivitas pada tahap ini antara
lain : (1) membuat timline penyelesaian proyek, (2) membuat deadline
penyelesaian proyek, (3) membimbing peserta didik agar merencanakan cara yang
baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat
penjelasan atau alasan tentang pemilihan suatu cara.
4.
Memonitor Peserta Didik dan Kemajuan Proyek (Monitor the Students and the Progress Poject)
Pengajar bertanggungjawab untuk
memonitor aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek, menggunakan
rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
5.
Menguji Hasil (Assess
the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk
mengukur ketercapaian kompetensi, mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta
didik, memberi umpan balik terhadap pemahaman yang sudah dicapai peserta didik,
dan membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran selanjutnya.
6.
Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran,
pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil
proyek yang sudah dijalankan. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk
mengungkapkan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta
didik mengembangkan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama proses
pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan
yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
Peran guru dan peserta didik
dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek sebagai berikut :
a)
Merencanakan dan mendesain pembelajaran
b)
Membuat strategi pembelajaran
c)
Membayangkan interaksi yang akan terjadi antara guru
dan siswa
d)
Mencari keunikan siswa
e)
Menilai siswa dengan cara transparan dan berbagai
macam penilaian, dan
f)
Membuat portofolio pekerjaan siswa
Peran peserta didik pada
pembelajaran berbasis proyek meliputi adalah sebagai berikut :
a)
Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir
b)
Melakukan riset sederhana
c)
Mempelajari ide dan konsep baru
d)
Belajar mengatur waktu dengan baik
e)
Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok
f)
Mengaplikasikan hasil belajar lewat tindakan, dan
g)
Melakukan interaksi sosial (wawancara, survey,
observasi, dll).
Penilaian pembelajaran berbasis
proyek harus dilakukan secara menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh siswa selama pembelajaran. Penilaian proyek pada
model ini merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu
investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk
mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan
kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara
jelas.
Penilaian proyek setidaknya ada
3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu :
a)
Kemampuan pengelolaan : kemampuan peserta didik
dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data
serta penulisan laporan.
b)
Relevansi : kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan
mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
c)
Keaslian : proyek yang dilakukan peserta didik harus
merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa
petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
Penilaian proyek dilakukan
mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil proyek. Untuk itu, guru
perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan
desain, pengumpulan data, analisis data, dan menyiapkan laporan tertulis.
Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster.
Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar
cek ataupun skala penilaian.
A.
Alasan
Memilih Metode Pembelajaran Berbasis Proyek
Metode
pembelajaran berbasis proyek ini merupakan model pembelajaran yang dapat
diterapkan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Karena dalam kurikulum 2013
menerapkan pendekatan saintifik dalam
proses pembelajaran. Dalam pembelajaran ini peserta didik diuji pengetahuan,
sikap dan keterampilannya. Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki
gaya belajar yang berbeda, maka pembelajaran berbasis proyek ini memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan
berbagai cara yang bagi dirinya, dan melakukan penemuan materi secara
kolaboratif.
B.
Langkah-Langkah
Metode Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Pembelajaran Sejarah
Berikut ini adalah contoh
lembar kerja tugas proyek
KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
Mata Pelajaran :
Sejarah Indonesia
Kelas/Semester :
X/1
Topik :
Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia (Proto,
Deutro Melayu dan Melanesoid)
Tugas :
Menulis Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia
(Proto, Deutro Melayu dan
Melanesoid)
Waktu :
2 minggu
KOMPETENSI DASAR
1.1 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukkan
sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada zaman
pra-aksara, Hindu-Budha dan Islam
3.3 Menganalisis
asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid)
3.3.1.
Menganalisis
asal usul nenek moyang bangsa Proto Melayu
3.3.2.
Menganalisis
asal usul nenek moyang bangsa Deutro Melayu
3.3.3.
Menganalisis
asal usul nenek moyang bangsa Melanesoid
4.3
Menyajikan kesimpulan-kesimpulan dari informasi
mengenai asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto, Deutero Melayu dan
Melanesoid) dalam bentuk tulisan.
4.3.1
Membuat proyek
terkait dengan asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia
(Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid)
4.3.2
Mempresentasikan laporan hasil proyek terkait dengan asal-usul nenek
moyang bangsa Indonesia (Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid)
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah pembelajaran berbasis
proyek peserta didik mampu :
1.
Menganalisis
asal usul nenek moyang bangsa Proto Melayu
2.
Menganalisis
asal usul nenek moyang bangsa Deutro Melayu
3.
Menganalisis
asal usul nenek moyang bangsa Melanesoid
MATERI PEMBELAJARAN
1.
Asal usul
nenek moyang bangsa Proto Melayu
2.
Asal usul
nenek moyang bangsa Deutro Melayu
3.
Asal usul
nenek moyang bangsa Melanesoid
Materi pembelajaran ini secara
garis besar ada pada Buku Siswa Kelas X Sejarah Indonesia Bab 1
MODEL DAN LANGKAH PEMBELAJARAN
·
Pendekatan :
Saintifik, langkah-langkahnya mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengasosiasikan dan mengkomunikasikan.
·
Model :
Pembelajaran berbasis proyek
Dalam melaksanakan pembelajaran
secara umum dibagi menjadi 3 tahapan yaitu sebagai berikut :
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1.
Guru menunjuk salah seorang siswa untuk memimpin doa
2.
Guru mempersiapkan kelas lebih kondusif untuk proses
belajar mengajar (kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi, menyiapkan
media dan alat serta buku yang diperlukan).
3.
Guru menyampaikan topik pembelajaran dan tujuan
serta kompetensi yang perlu dimiliki siswa.
4.
Guru memberikan motivasi tentang pentingnya topik pembelajaran
ini.
5.
Guru membagi kelas dalam 3 kelompok.
Kegiatan Inti (70 menit)
1.
Siswa sudah duduk di kelompok masing-masing
2.
Guru menayangkan slide tentang :
·
Jalur masuk kedatangan bangsa Proto,
Deutero Melayu dan Melanesoid
·
Ciri-ciri bangsa Proto,
Deutero Melayu dan Melanesoid
3.
Guru meminta para siswa mendengarkan dan memahami
slide yang ditanyangkan tersebut dengan cermat.
4.
Guru mendorong siswa untuk bertanya tentang sesuatu
hal yang terkait dengan slide yang ditampilkan.
5.
Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran berbasis
proyek. Pada pembelajaran ini siswa diminta untuk menulis dan membuat proyek tentang
Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Proto, Deutero Melayu dan
Melanesoid. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: (a) menentukan
judul proyek, (b) menyusun rencana dan jadwal mencari data/informasi/sumber
bacaan dimana, berapa hari, analisis dan menyusun jadi tulisan, penyelesaian
tulisan, (c) monitoring, guru menanyakan sudah sampai mana pekerjaan siswa. (d)
pengujian hasil, masing-masing kelompok menyajikan hasil pekerjaannya dan guru
memberikan penilaian, (e) evaluasi pengalaman, guru akan menanyakan pengalaman
siswa pada waktu mencari sumber data dalam mengerjakan penulisan proyek
tersebut.
6.
Guru menyampaikan waktu kerja 2 minggu.
Kelompok 1 tentang Proto Melayu, kelompok 2 tentang Deutro Melayu, kelompok 3
tentang Melanesoid.
Kegiatan Penutup (10 menit)
1.
Dalam kegiatan penutupan pertemuan hari itu lebih
banyak pesan-pesan untuk mengerjakan proyek penuisan. Halaman sengaja tidak
diatur disertakan kemampuan masing-masing kelompok dan keberadaan sumber,
tetapi maksimal 5 halaman diketik (1,5 spasi)
2.
Guru memberikan saran ke siswa dalam mengerjakan,
mencari data dari berbagai sumber sejarah.
C.
Kelebihan Metode
Pembelajaran Berbasis Proyek
a)
Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam
menghadapi masalah kehidupan
b)
Dapat membina siswa dengan kebiasaan menerapkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari secara terpadu
c)
Metode ini sesuai dengan prinsip-prinsip didaktik
modern yang dalam pengajaran perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut :
·
Kemampuan individual siswa dan kerjasama dalam
kelompok
·
Bahan pelajaran tidak terlepas dari kehidupan riil
sehari-hari yang penuh dengan masalah
·
Pengembangan aktivitas, kreativitas dan pengalaman
siswa banyak dilakukan
·
Agar teori dan praktik, sekolah dan kehidupan
masyarakat menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan
D.
Kelemahan
Metode Pembelajaran Berbasis Proyek
a)
Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini baik
secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini
b)
Pemilihan topik unit yang tepat sesuai dengan
kebutuhan siswa, cukup fasilitas dan sumber-sumber belajar yang diperlukan,
bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah
c)
Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat
mengaburkan pokok unit yang dibahas.
DAFAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Cetakan Ketiga. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Materi
Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014 Mata Pelajaran Sejarah
SMA/SMK Untuk Guru. 2014. Penerbit: Bandan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar