Kamis, 25 Desember 2014


PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar Bidang Studi
Dosen Pengampu Dr. Suranto, M.Pd.




Oleh  :
HAJAR RIZA ASYIYAH   (120210302051)
KELAS B



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
A.    Hakekat Metode Pembelajaran Berbasis Proyek
Metode proyek atau unit adalah penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna. Penggunaan metode ini bertolak dari anggapan bahwa pemecahan masalah tidak ditinjau dari berbagai segi. Dengan kata lain pemecahan setiap masalah perlu melibatkan bukan hanya satu pelajaran atau bidang saja melainkan melibatkan berbagai mata pelajaran yang ada kaitannya dan sumbangannya bagi pemecahan masalah tersebut, sehingga setiap masalah dapat dipecahkan secara keseluruhan yang berarti. Dalam penggunaannya metode proyek memiliki kelebihan dan kekurangan.
Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning/PjBL) adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai inti pembelajaran. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran berbasis proyek merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Metode ini merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
Pembelajaran berbasis proyek memiliki karakteristik sebagai berikut :
a)      Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja
b)      Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik
c)      Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan
d)     Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan
e)      Proses evaluasi dijalankan secara kontinu
f)       Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan
g)      Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif
Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan

Penjelasan langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek sebagai berikut :
1.      Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam dan topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik.
2.      Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar peserta didik. Peserta didik diharapkan akan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi aturan kegiatan dalam penyelesaian proyek.
3.      Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Pengajar dan peserta didik menyusun jadwal aktivitas penyelesaian proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain : (1) membuat timline penyelesaian proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membimbing peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan atau alasan tentang pemilihan suatu cara.
4.      Memonitor Peserta Didik dan Kemajuan Proyek (Monitor the Students and the Progress Poject)
Pengajar bertanggungjawab untuk memonitor aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek, menggunakan rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
5.      Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk mengukur ketercapaian kompetensi, mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan balik terhadap pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, dan membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran selanjutnya.
6.      Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
Peran guru dan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek sebagai berikut :
a)      Merencanakan dan mendesain pembelajaran
b)      Membuat strategi pembelajaran
c)      Membayangkan interaksi yang akan terjadi antara guru dan siswa
d)     Mencari keunikan siswa
e)      Menilai siswa dengan cara transparan dan berbagai macam penilaian, dan
f)       Membuat portofolio pekerjaan siswa
Peran peserta didik pada pembelajaran berbasis proyek meliputi adalah sebagai berikut :
a)      Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir
b)      Melakukan riset sederhana
c)      Mempelajari ide dan konsep baru
d)     Belajar mengatur waktu dengan baik
e)      Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok
f)       Mengaplikasikan hasil belajar lewat tindakan, dan
g)      Melakukan interaksi sosial (wawancara, survey, observasi, dll).
Penilaian pembelajaran berbasis proyek harus dilakukan secara menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa selama pembelajaran. Penilaian proyek pada model ini merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu :
a)      Kemampuan pengelolaan : kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
b)      Relevansi : kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
c)      Keaslian : proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data, dan menyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
A.    Alasan Memilih Metode Pembelajaran Berbasis Proyek
Metode pembelajaran berbasis proyek ini merupakan model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Karena dalam kurikulum 2013 menerapkan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran ini peserta didik diuji pengetahuan, sikap dan keterampilannya. Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka pembelajaran berbasis proyek ini memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bagi dirinya, dan melakukan penemuan materi secara kolaboratif.
B.     Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Pembelajaran Sejarah
Berikut ini adalah contoh lembar kerja tugas proyek
KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
Mata Pelajaran            : Sejarah Indonesia
Kelas/Semester            : X/1
Topik                           : Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia (Proto,
Deutro Melayu dan Melanesoid)
Tugas                           : Menulis Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia
(Proto, Deutro Melayu dan Melanesoid)
Waktu                         : 2 minggu
KOMPETENSI DASAR
1.1  Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2.1  Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada zaman pra-aksara, Hindu-Budha dan Islam
3.3  Menganalisis asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid)
3.3.1.                  Menganalisis asal usul nenek moyang bangsa Proto Melayu
3.3.2.                  Menganalisis asal usul nenek moyang bangsa Deutro Melayu
3.3.3.                  Menganalisis asal usul nenek moyang bangsa Melanesoid
4.3    Menyajikan kesimpulan-kesimpulan dari informasi mengenai asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid) dalam bentuk tulisan.
4.3.1                  Membuat proyek terkait dengan asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid)
4.3.2                  Mempresentasikan laporan hasil proyek terkait dengan asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid)
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah pembelajaran berbasis proyek peserta didik mampu :
1.      Menganalisis asal usul nenek moyang bangsa Proto Melayu
2.      Menganalisis asal usul nenek moyang bangsa Deutro Melayu
3.      Menganalisis asal usul nenek moyang bangsa Melanesoid
MATERI PEMBELAJARAN
1.      Asal usul nenek moyang bangsa Proto Melayu
2.      Asal usul nenek moyang bangsa Deutro Melayu
3.      Asal usul nenek moyang bangsa Melanesoid
Materi pembelajaran ini secara garis besar ada pada Buku Siswa Kelas X Sejarah Indonesia Bab 1
MODEL DAN LANGKAH PEMBELAJARAN
·         Pendekatan     : Saintifik, langkah-langkahnya mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasikan dan mengkomunikasikan.
·         Model              : Pembelajaran berbasis proyek
Dalam melaksanakan pembelajaran secara umum dibagi menjadi 3 tahapan yaitu sebagai berikut :
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1.      Guru menunjuk salah seorang siswa untuk memimpin doa
2.      Guru mempersiapkan kelas lebih kondusif untuk proses belajar mengajar (kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi, menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan).
3.      Guru menyampaikan topik pembelajaran dan tujuan serta kompetensi yang perlu dimiliki siswa.
4.      Guru memberikan motivasi tentang pentingnya topik pembelajaran ini.
5.      Guru membagi kelas dalam 3 kelompok.
Kegiatan Inti (70 menit)
1.      Siswa sudah duduk di kelompok masing-masing
2.      Guru menayangkan slide tentang :
·         Jalur masuk kedatangan bangsa Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid
·         Ciri-ciri bangsa Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid
3.      Guru meminta para siswa mendengarkan dan memahami slide yang ditanyangkan tersebut dengan cermat.
4.      Guru mendorong siswa untuk bertanya tentang sesuatu hal yang terkait dengan slide yang ditampilkan.
5.      Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran berbasis proyek. Pada pembelajaran ini siswa diminta untuk menulis dan membuat proyek tentang Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: (a) menentukan judul proyek, (b) menyusun rencana dan jadwal mencari data/informasi/sumber bacaan dimana, berapa hari, analisis dan menyusun jadi tulisan, penyelesaian tulisan, (c) monitoring, guru menanyakan sudah sampai mana pekerjaan siswa. (d) pengujian hasil, masing-masing kelompok menyajikan hasil pekerjaannya dan guru memberikan penilaian, (e) evaluasi pengalaman, guru akan menanyakan pengalaman siswa pada waktu mencari sumber data dalam mengerjakan penulisan proyek tersebut.
6.      Guru menyampaikan waktu kerja 2 minggu. Kelompok 1 tentang Proto Melayu, kelompok 2 tentang Deutro Melayu, kelompok 3 tentang Melanesoid.
Kegiatan Penutup (10 menit)
1.      Dalam kegiatan penutupan pertemuan hari itu lebih banyak pesan-pesan untuk mengerjakan proyek penuisan. Halaman sengaja tidak diatur disertakan kemampuan masing-masing kelompok dan keberadaan sumber, tetapi maksimal 5 halaman diketik (1,5 spasi)
2.      Guru memberikan saran ke siswa dalam mengerjakan, mencari data dari berbagai sumber sejarah.

C.    Kelebihan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek

a)      Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi masalah kehidupan
b)      Dapat membina siswa dengan kebiasaan menerapkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari secara terpadu
c)      Metode ini sesuai dengan prinsip-prinsip didaktik modern yang dalam pengajaran perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut :
·         Kemampuan individual siswa dan kerjasama dalam kelompok
·         Bahan pelajaran tidak terlepas dari kehidupan riil sehari-hari yang penuh dengan masalah
·         Pengembangan aktivitas, kreativitas dan pengalaman siswa banyak dilakukan
·         Agar teori dan praktik, sekolah dan kehidupan masyarakat menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan

D.    Kelemahan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek

a)      Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini
b)      Pemilihan topik unit yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa, cukup fasilitas dan sumber-sumber belajar yang diperlukan, bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah
c)      Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.


DAFAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Cetakan Ketiga. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014 Mata Pelajaran Sejarah SMA/SMK Untuk Guru. 2014. Penerbit: Bandan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.